Panas! Ini Tanggapan China soal Koar-koar AS Virus Corona Berasal dari Wuhan

 Mengacu pada hasil investigasinya, Amerika Serikat menduga kuat virus Corona bermula dari kecelakaan di laboratorium Wuhan, provinsi Hubei.

Baru-baru ini, Badan Intelijen AS melaporkan temuan 3 peneliti Institut Virologi Wuhan (IVW) yang sempat sakit pada November 2019, berdekatan dengan temuan pertama kasus COVID-19. Namun, kabar ini dibantah oleh China. Menurutnya, kabar ini sama sekali tak benar.


Pada Maret 2021, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, teori asal muasal Corona oleh AS sangat mustahil.


Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Xavier Becerra meminta pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk transparan dalam menginvestigasi hal ini, terlepas dari politisasi.


Pejabat pemerintah China mengizinkan tim di bawah WHO untuk investigasi di IVW selama 4 minggu. Namun, menurutnya, upaya AS terus-menerus menggaungkan teorinya tak terlihat seperti upaya mengatasi pandemi, melainkan mengalihkan perhatian semata.


"AS terus menyebut teori kebocoran laboratorium. Apakah itu peduli dengan bencana atau hanya mencoba mengalihkan perhatian? " kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian, dikutip dari The Independent, Kamis (27/5/2021).


Mengacu pada investigasi WHO, China bersikeras dengan teori kemungkinan virus COVID-19 berasal dari daerah lain. Meski kasus pertamanya ditemukan di Wuhan.


Para ahli kesehatan internasional menilai hasil dari studi WHO yang ada tak terlepas dari campur tangan politik.


"China mendukung para ilmuwan untuk melakukan kerja sama penelusuran. Kami meminta semua pihak untuk bersikap terbuka dan transparan untuk bekerja sama dengan WHO dalam penelusuran asal," kata seorang delegasi China kepada para diplomat dalam konferensi virtual, Selasa (25/5/2021).


Hingga saat ini, asal virus Corona masih simpang siur. Kedua teori, baik kecelakaan di laboratorium Wuhan atau penularan dari binatang, belum memiliki bukti substantif terkait penyebaran COVID-19.

https://tendabiru21.net/movies/true-grit/


Makin Gawat, Kasus Baru dan Kematian Corona di Malaysia Cetak Rekor Lagi


 Malaysia kembali mencatat rekor penambahan kasus Corona dan kematian akibat COVID-19, Rabu (26/5/2021). Dilaporkan ada 7.478 orang yang terkonfirmasi positif Corona di Negeri Jiran dalam 24 jam terakhir.

Kemudian ada sebanyak 63 pasien Corona yang dilaporkan meninggal dunia. Ini merupakan kasus kematian tertinggi di Malaysia, setelah sebelumnya 61 orang meninggal akibat COVID-19 pada Senin (24/5/2021).


Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah juga mengatakan saat ini ada 756 pasien Corona yang tengah menjalani perawatan di ICU, melampaui rekor kemarin sebanyak 726 pasien.


"Dari 756 pasien yang dirawat di ICU, 377 membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas," kata Noor Hisham, dikutip dari Malay Mail.


Berikut sebaran kasus kematian Corona di Malaysia, Rabu (26/5/2921).


Selangor: 24 kasus

Kuala Lumpur: 9 kasus

Johor: 8 kasus

Kedah: 8 kasus

Perak: 5 kasus

Melaka: 3 kasus

Sarawak: 2 kasus

Negeri Sembilan: 2 kasus

Sabah: 1 kasus

Pahang: 1 kasus.

"Dari 63 korban meninggal, lima di antaranya warga asing sedangkan sisanya warga lokal. Sebagian besar kematian saat ini berasal dari pasien yang memiliki riwayat komplikasi kesehatan yang parah, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," jelas Noor Hisham.


Noor Hisham juga menjelaskan 20 pasien Corona yang meninggal masih berusia di bawah 60 tahun, bahkan enam di antaranya di bawah usia 30 tahun. Pasien termuda yang meninggal adalah seorang pria berusia 20 tahun, yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan.

https://tendabiru21.net/movies/twinkle-twinkle-lucky-star/

Komentar

Postingan Populer