Makin Gawat, Kasus Baru dan Kematian Corona di Malaysia Cetak Rekor Lagi
Malaysia kembali mencatat rekor penambahan kasus Corona dan kematian akibat COVID-19, Rabu (26/5/2021). Dilaporkan ada 7.478 orang yang terkonfirmasi positif Corona di Negeri Jiran dalam 24 jam terakhir.
Kemudian ada sebanyak 63 pasien Corona yang dilaporkan meninggal dunia. Ini merupakan kasus kematian tertinggi di Malaysia, setelah sebelumnya 61 orang meninggal akibat COVID-19 pada Senin (24/5/2021).
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah juga mengatakan saat ini ada 756 pasien Corona yang tengah menjalani perawatan di ICU, melampaui rekor kemarin sebanyak 726 pasien.
"Dari 756 pasien yang dirawat di ICU, 377 membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas," kata Noor Hisham, dikutip dari Malay Mail.
Berikut sebaran kasus kematian Corona di Malaysia, Rabu (26/5/2921).
Selangor: 24 kasus
Kuala Lumpur: 9 kasus
Johor: 8 kasus
Kedah: 8 kasus
Perak: 5 kasus
Melaka: 3 kasus
Sarawak: 2 kasus
Negeri Sembilan: 2 kasus
Sabah: 1 kasus
Pahang: 1 kasus.
"Dari 63 korban meninggal, lima di antaranya warga asing sedangkan sisanya warga lokal. Sebagian besar kematian saat ini berasal dari pasien yang memiliki riwayat komplikasi kesehatan yang parah, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," jelas Noor Hisham.
Noor Hisham juga menjelaskan 20 pasien Corona yang meninggal masih berusia di bawah 60 tahun, bahkan enam di antaranya di bawah usia 30 tahun. Pasien termuda yang meninggal adalah seorang pria berusia 20 tahun, yang tidak memiliki riwayat masalah kesehatan.
https://tendabiru21.net/movies/erotic-confessions-of-a-bed/
Disetop BPOM, Ini Penjelasan Seputar Penghentian Lianhua Qingwen Si 'Obat Dewa'
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi menyetop produk herbal obat Cina COVID-19 Lianhua Qingwen Capsules (LQC) Donasi. Sempat beredar sejak 2020 atas persetujuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kajian lebih lanjut menunjukan LQC Donasi mengandung ephedra yang bisa memicu masalah kardiovaskular dan sistem saraf pusat.
Obat ini sempat disebut sebagai 'obat dewa' lantaran dipercaya bisa mempercepat penyembuhan COVID-19. Misalnya, oleh Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Mas Guntur Laupe.
"Yang paling utama sekali adalah karena adanya bantuan obat menaikkan imun, yaitu Lianhua Qingwen. Ini adalah obat dewa, obat ampuh yang sangat luar biasa," katanya pada 2020, dikutip dari CNN Indonesia.
"Berdasarkan hasil evaluasi dan aspek risiko-manfaat terhadap produk tersebut BPOM memutuskan tidak lagi memberikan rekomendasi kedua produk donasi tersebut melalui layanan perizinan tanggap darurat. Dikarenakan keduanya memiliki risiko lebih besar dibandingkan manfaatnya," kata juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi virtual oleh BNPB, Selasa (25/5/2021).
"BPOM terus melakukan pengawasan produk di peredaran dan Satgas sepenuhnya mendukung operasionalnya di lapangan, termasuk penarikan produk di beberapa daerah di Indonesia," lanjutnya.
Sejalan dengan paparan Prof Wiku, BPOM menjelaskan bahwa LQC Donasi terbukti tidak menahan laju keparahan (severity), tidak menurunkan angka kematian, dan tidak mempercepat konversi swab test menjadi negatif.
Lain hal dengan jenis Lianhua Qingwen Capsules (LQC) yang terdaftar di BPOM (bukan produk donasi) tetap boleh beredar. Dengan indikasi mampu meredakan panas dalam, tenggorokan kering, batuk, dengan aturan pakai 3 kali 4 kapsul sesudah makan, dan dapat digunakan tanpa resep dokter.
"Adapun produk LQC yang terdaftar di Badan POM memiliki perbedaan komposisi dengan produk LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM) yaitu dalam hal tidak adanya kandungan bahan Ephedra, seperti yang terdapat pada produk LQC Donasi (Tanpa Izin Edar Badan POM)," jelas BPOM dalam keterangan resmi.
Komentar
Posting Komentar