Ini Penyebab Harga Bitcoin Makin Ambrol
Harga Bitcoin semakin anjlok serta juga mata uang kripto lainnya. Harga Bitcoin sudah turun 50% dari titik tertingginya. Perkembangan terbaru yang menyebabkan harga Bitcoin ambar adalah peristiwa yang terjadi di China.
Beberapa pertambangan top mata uang kripto di China termasuk Huobi Mall dan BTC.TOP menangguhkan operasinya di China. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa Bitcoin akan semakin jadi sasaran regulasi oleh pemerintah.
China mengoperasikan 70% dari seluruh penambangan mata uang kripto dunia. Nah, lembaga Financial Stability Development Committee of the State Council yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri China, Liu He, merazia penambangan mata uang virtual itu.
Sebelumnya, China juga mengumumkan larangan institusi keuangan atau perusahaan pembayaran menyediakan layanan untuk transaksi menggunakan mata uang kripto. Hal ini akan mempersulit pembelian mata uang kripto di China dan mungkin akan membuat penambang beralih ke mata uang digital Yuan yang dikampanyekan China.
Penambangan kripto seperti Bitcoin membutuhkan perangkat komputer yang memakan daya besar. Itulah yang jadi salah satu alasan China menggelar razia karena dianggap tidak ramah lingkungan.
"Penambangan kripto memakan banyak energi, yang berlawanan dengan tujuan netralitas karbon China," cetus Chen Jiahe, pengamat dari Novem Arcae Technologies yang dikutip detikINET dari Reuters.
Konsumsi energi dari penambangan kripto di China bisa tembus 297 terawatt per jam pada tahun 2024, lebih besar dari konsumsi seluruh Italia. Padahal Presiden Xi Jinping ingin negaranya semakin ramah lingkungan dan menekan emisi karbon.
Diprediksi nantinya, fenomena ini akan membuat China kehilangan posisinya sebagai pusat penambangan kripto seperti Bitcoin dan beralih ke Eropa atau Amerika Serikat.
https://indomovie28.net/movies/ace-of-hearts/
Pendapatan Telin Selama 2020 Tembus Rp 9,62 Triliun
PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), yang merupakan anak perusahaan Telkom mencatatkan pemasukan Rp 9,62 triliun selama 2020.
Dalam keterangan yang diterima detikINET, Telin menyebut pendapatannya itu tumbuh 28% dibanding tahun sebelumnya, yaitu dari Rp 7,51 triliun menjadi Rp 9,62 triliun
Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bisnis mereka di sektor digital, jasa, voice, serta jaringan data. Selain itu, Telin pun mencatatkan pertumbuhan laba tahun berjalan sebesar 346%, naik dari Rp 187,03 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp 834,44 miliar pada tahun 2020.
"Pertumbuhan ini Telin peroleh dari pertumbuhan Net Income yang signifikan dari bisnis digital retail, data center, enterprise, data digital connectivity, dan wholesale international digital business. Pencapaian kinerja Telin dari bisnis internasional diantaranya meliputi layanan Data Center di Singapura dan Hong Kong, digital retail di HK, Taiwan, Malaysia, dan Timor Leste, serta data dari international digital connectivity yang berkembang pesat saat ini," ujar CEO Telin Sukardi Silalahi, dalam keterangan yang diterima detikINET.
Komentar
Posting Komentar