Intip Spesifikasi Mi Pad 5, Calon Tablet Gahar Xiaomi
Kabar Xiaomi menggarap tablet flagship sudah sampai di telinga sejak pekan lalu. Kini perangkat bernama Mi Pad 5 itu sudah terdaftar di badan sertifikasi di China, terungkap spesifikasi gahar.
Mi Pad 5 memiliki dua baterai, masing-masing berukuran 4.260 mAh. Kalau ditotal baterai tablet ini berkapasitas 8.520 mAh.
Tablet ini akan membawa layar dengan rasio 16:10, resolusi 2560 × 1600 pikse, punya refresh rate 120 Hz dan touch sampling rate 240Hz. Mi Pad 5 disebutkan bakal mendukung stylus dengan dukungan hingga 4.096 level sensitivitas tekanan.
Sebagai perangkat flagship, chipset yang dipasang kelas atas. Perusahaan besutan Lei Jun itu memasangkan Snapdragon 870.
Dengan perbekalan di atas, Mi Pad 5 bakal menjadi pesaing serius iPad. Lebih menariknya lagi, harga yang dipatok Xiaomi kemungkinan masih terjangkau dompet.
Menurut perkiraan harga Mi Pad 5 di kisaran 3.000 yuan atau kisaran Rp 6 jutaan. Tertarik? Kamu harus sedikit bersabar menanti kehadiran tablet ini.
Sebab Xiaomi tidak akan merilis Mi Pad 5 dalam waktu dekat. Direktur Produk Redmi Wang Teng Thomas dalam balasannya kepada orang-orang di Weibo mengatakan bahwa tablet anyarnya tidak akan dirilis bulan ini. Perusahaan berencana untuk meluncurkannya pada paruh kedua 2021, mungkin sekitar bulan Juli atau setelah itu.
Konon di saat yang bersamaan Xiaomi akan merilis versi yang lebih gahar lagi, bernama Mi Pad 5 Pro. Spesifikasinya belum diketahui, tapi mengacu namanya bisa jadi perangkat ini akan jadi pesaing iPad Pro. Kita tunggu saja kehadirannya.
https://kamumovie28.com/movies/lulu-77/
Roket Raksasa China Akan Jatuh Bebas ke Bumi Akhir Pekan Ini
Puing-puing dari roket raksasa China akan jatuh tak terkendali akhir pekan ini. Tapi bagi penduduk Bumi di manapun berada, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Roket Long March 5B milik China akan memasuki atmosfer Bumi pada akhir pekan ini. Roket setinggi 30 meter dan berat 22 ton ini digunakan untuk mengirimkan modul inti stasiun luar angkasa China pekan lalu.
Meski ukurannya sangat besar, analis memperkirakan serpihan roket ini akan jatuh di lautan sehingga tidak membahayakan penduduk Bumi. Analis mengatakan bukan berarti tidak ada ancaman sama sekali untuk publik, tapi risikonya jauh lebih kecil jika jatuh ke laut.
"Sebagian besar Bumi diselimuti oleh air, jadi hampir tidak ada risiko," kata pendiri Space Safety Coalition Dan Oltrogge, seperti dikutip dari The Verge, Jumat (7/5/2021).
"Kemungkinan ada orang yang dihantam cukup rendah. Sangat rendah, sebut saja begitu," sambungnya.
US Space Command yang bertugas melacak 27.000 objek buatan manusia di orbit terus memantau lokasi roket Long March 5B. Tapi titik masuknya ke atmosfer Bumi tidak bisa dipastikan sampai beberapa jam sebelum reentry. Roket ini diperkirakan akan memasuki atmosfer Bumi pada Sabtu, 8 Mei.
Sebagian besar inti roket biasanya tidak memasuki orbit. Biasanya bagian ini akan langsung jatuh ke laut setelah peluncuran dan setelah mendorong bagian roket yang lebih kecil ke orbit.
Tapi China merancang roket Long March 5B dengan desain unik yang membuat inti pertamanya ikut masuk ke orbit bagian bawah Bumi untuk mengirim muatannya. Dalam kasus ini, muatan yang dibawa roket itu adalah Tianhe, modul utama calon stasiun luar angkasa pertama milik China.
Roket ini telah mati dan tidak bisa dikontrol atau dimanuver. Biasanya roket bisa jatuh terkendali dengan dikontrol oleh tim peluncuran, misalnya dengan menggunakan mesin roket atau mesin pendorong kecil untuk mengarahkannya ke area khusus yang jauh dari area padat penduduk.
Komentar
Posting Komentar