Menkes: Vaksinasi Pejabat Belakangan, Guru Paling Prioritas!

 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan tenaga pendidik dalam hal ini guru harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Ia menyebut dari seluruh petugas publik yang diprioritaskan pada vaksinasi tahap kedua, tenaga pendidik paling diprioritaskan.

"Jadi di sini saya bisa melakukan konfirmasi dan penegasan bagi seluruh aparat pemerintah daerah bahwa bagi 17,6 juta petugas publik, pendidik itu yang paling tinggi prioritasnya dan paling banyak mendapatkan jatah," tegas Menkes Budi dalam konferensi pers Selasa (30/3/2021).


"Saya melihat banyak sebenarnya diberikan ke pegawai pemerintah dan BUMN, ini saatnya kita kembali menaruh prioritas untuk petugas publik kita berikan itu kepada para pendidik," lanjutnya.


Menkes mengatakan target vaksinasi untuk tenaga pendidik yang berjumlah 5,6 juta ini harus bisa selesai sampai akhir bulan Juni. Untuk mempercepatnya, Menkes ingin bekerja sama untuk membuat program-program vaksinasi COVID-19 untuk para pendidik.


Menurutnya, tenaga pendidik harus menjadi prioritas dari semua petugas publik yang ada dan perlu didorong dengan program-program penyuntikan. Misalnya seperti program satu sekolah melakukan penyuntikan bersama.


"Jadi kami mohon semua sekolah, semua universitas, semua pemerintah daerah bantu para pendidik untuk membuat program satu sekolah suntik berasama atau beberapa sekolah di satu kota suntik bersama, sehingga mempercepat akselerasi karena kita harus menyelesaikan 5,6 juta suntikan ini sampai akhir Juni," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/the-taste-of-love/


Satgas Ungkap Sebaran Kasus COVID-19 pada Anak, Terbanyak Usia SD


Pemerintah mulai merencanakan pembelajaran tatap muka secara terbatas mulai Juli 2021. Belajar tatap muka akan dimulai setelah guru dan tenaga pendidik lainnya disuntik vaksin Corona.

Selain untuk mengurangi learning loss bagi para siswa akibat pandemi virus Corona, pemberlakuan sekolah tatap muka juga mempertimbangkan risiko infeksi di usia anak disebut terbilang cukup rendah. Bagaimana faktanya?


Dari data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19, tercatat sebanyak 13,57 persen atau 181.637 anak usia sekolah terinfeksi virus Corona.


"Terbanyak memang pada usia 7-12 tahun dan juga pada usia SMA, 45 ribu lebih. ini perlu menjadi perhatian kita semua, kita tetap harus menjaga mereka sehat dan produktif belajar," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Selasa (30/3/2021).


Berikut sebaran kasus virus Corona pada usia anak sekolah:


0-2 tahun (PAUD) : 23.934 orang

3-6 tahun (TK) : 25.219 orang

7-12 tahun (SD) : 49.962 orang

13-15 tahun (SMP) : 36.634 orang

16-18 tahun (SMA) : 45.888 orang

Wiku juga menyapaikan jika dilihat dari perkembangan kasus positif pada usia anak sekolah, memang kenaikan kasus di kelompok umur ini relatif lebih rendah. Tingkat fatalitas pada pasien Corona usia anak juga tergolong rendah.


"Ini adalah berita baik bahwa anak-anak cenderung terlindungi. Namun kita harus melihat dari angka kematian, kondisinya fluktiatif dan ada juga di usia anak sekolah," pungkasnya.

https://trimay98.com/movies/taste-of-love-4/

Komentar

Postingan Populer