Investigasi Rampung, Vaksinasi AstraZeneca Sulut Diputuskan Lanjut
- Vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi Utara sempat dihentikan sementara terkait dengan laporan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Menurut Satgas Penanganan COVID-19 Sulut, dari 3.990 warga yang disuntik vaksin AstraZeneca, beberapa di antaranya mengalami efek samping, seperti demam, menggigil, nyeri badan, nyeri tulang, mual, dan muntah.
Laporan tersebut lantas diterima Komda KIPI dan langsung dilakukan investigasi dan audit bersama Komnas KIPI. Audit yang dilakukan Senin siang (30/3/2021) menunjukkan vaksin AstraZeneca di Sulut bisa dilanjutkan karena efek samping yang dikeluhkan masuk kategori ringan.
"Kemarin siang kami audit bersama Komda KIPI, terus sore kami laporkan ke Menkes sama pak Wamenkes, jadi tadi malam saya sudah kirim surat ke Dinkes dan rapat, kemudian sudah diputuskan untuk dilanjutkan," jelas Ketua Komnas KIPI, Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K) saat dikonfirmasi detikcom Selasa (30/3/2021).
"Dari audit semuanya ringan, semuanya sembuh, satu orang masih diobservasi tapi mungkin hari ini juga sudah pulang karena laporan laboratorium dan hasil EKG ternyata semua kondisinya normal," bebernya.
Prof Hindra menjelaskan, pertimbangan keamanan suatu vaksin Corona dilihat berdasarkan tingkat atau proporsi KIPI yang tercatat. Dalam kasus KIPI vaksinasi AstraZeneca di Sulut, proporsi efek samping yang tercatat lebih rendah daripada di uji penelitian fase I sampai III.
"Misalnya ada sakit kepala, kan vaksin yang diberikan kan 4 ribu dosis, misalkan yang di sakit kepala ada 20 orang. Dibandingin sama fase I, II, III penelitian sama yang di Sulut ya masih lebih rendah," kata Prof Hindra.
Sementara di wilayah lain yang juga menerima vaksin AstraZeneca seperti Bali, juga tak ditemukan efek samping serius sejauh ini.
"Kesimpulannya reaksi yang dilaporkan tidak berbahaya, tidak mengancam jiwa, bersifat ringan, sembuh sendiri, ada yang pakai obat dan tidak pakai obat, jadi program vaksinasi di Sulut itu bisa diteruskan," katanya.
Efek samping apa yang paling banyak dikeluhkan?
Prof Hindra menjelaskan efek samping vaksin Corona AstraZeneca yang paling banyak dikeluhkan juga masuk kategori ringan.
"Paling banyak pusing, demam, mual, nyeri otot," pungkasnya.
https://trimay98.com/movies/taste-of-love-3/
Menkes: Vaksinasi Pejabat Belakangan, Guru Paling Prioritas!
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan tenaga pendidik dalam hal ini guru harus diprioritaskan untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Ia menyebut dari seluruh petugas publik yang diprioritaskan pada vaksinasi tahap kedua, tenaga pendidik paling diprioritaskan.
"Jadi di sini saya bisa melakukan konfirmasi dan penegasan bagi seluruh aparat pemerintah daerah bahwa bagi 17,6 juta petugas publik, pendidik itu yang paling tinggi prioritasnya dan paling banyak mendapatkan jatah," tegas Menkes Budi dalam konferensi pers Selasa (30/3/2021).
"Saya melihat banyak sebenarnya diberikan ke pegawai pemerintah dan BUMN, ini saatnya kita kembali menaruh prioritas untuk petugas publik kita berikan itu kepada para pendidik," lanjutnya.
Menkes mengatakan target vaksinasi untuk tenaga pendidik yang berjumlah 5,6 juta ini harus bisa selesai sampai akhir bulan Juni. Untuk mempercepatnya, Menkes ingin bekerja sama untuk membuat program-program vaksinasi COVID-19 untuk para pendidik.
Menurutnya, tenaga pendidik harus menjadi prioritas dari semua petugas publik yang ada dan perlu didorong dengan program-program penyuntikan. Misalnya seperti program satu sekolah melakukan penyuntikan bersama.
"Jadi kami mohon semua sekolah, semua universitas, semua pemerintah daerah bantu para pendidik untuk membuat program satu sekolah suntik berasama atau beberapa sekolah di satu kota suntik bersama, sehingga mempercepat akselerasi karena kita harus menyelesaikan 5,6 juta suntikan ini sampai akhir Juni," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar