Tes COVID-19 Saliva Akan Gantikan PCR? Ini Kata Satgas

 Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkap rencana pemerintah untuk memperluas dan mempercepat penelusuran virus Corona. Ia menyinggung sedang dilakukan penelitian untuk mengganti swab PCR dengan tes saliva.

Apa kata Satgas COVID-19 terkait rencana tersebut?


"Tunggu saja sampai nanti terbukti efektif dan tersedia," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat ditanyai soal kemungkinan tes Saliva menggantikan PCR, kepada detikcom melalui pesan teks, Senin (1/2/2021).


Serba-serbi tes Saliva


Metode tes saliva untuk mendeteksi keberadaan COVID-19 adalah dengan menggunakan sampel air liur. Disebutkan juga kelebihan dari tes ini adalah lebih nyaman dilakukan dan tidak memerlukan ekstraksi RNA seperti yang harus dilakukan saat swab.


Tingkat akurasinya juga disebut-sebut tinggi. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine, pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 partisipan.


Tes COVID-19 saliva sudah dilakukan di sejumlah negara. Dikutip dari Reuters, Singapura telah menyetujui menggunakan alat tes COVID-19 dari Advanced MedTech Holdings untuk digunakan dalam menguji air liur dari dalam tenggorokan.


Hong Kong dan Taiwan juga sudah menggunakan metode uji COVID-19 menggunakan saliva.

https://nonton08.com/movies/the-book-thief/


Ini Cara Membedakan Sariawan Biasa dengan Gejala COVID-19


 Gejala virus Corona tidak hanya demam, batuk serta sesak napas. Gejala lain dari COVID-19 ternyata juga bisa dilihat dari munculnya sariawan.

Namun, sariawan pada Covid-19 dapat dibedakan dengan sariawan yang biasa terjadi. Berikut cara membedakan sariawan biasa dengan sariawan gejala Covid-19.


Ahli penyakit dalam Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan beberapa cara membedakan sariawan biasa dengan gejala Covid-19.


"Pertama, sariawan itu memang salah satu gejala COVID-19. Tapi, gejala ini ditemukan pada sedikit pasien. Sekitar 6 hingga 7 persen. Secara umum, gejala COVID-19 pada mulut itu sebanyak 20-25 persen," tulis Prof Zubairi dalam akun Twitter miliknya, seperti dikutip detikcom, Senin (1/2/2021).


Kini, ada gejala baru Covid-19 yang menyerupai sariawan. Bagaimana membedakannya dengan penderita sariawan biasa? Banyak orang bertanya hal ini. Berikut jawaban saya:— Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) January 31, 2021


Menurut Prof Zubairi, tidak semua orang yang sariawan pasti mengalami Covid-19. Sariawan pada COVID-19 biasanya disertai panas tinggi, batuk kering, diare, kehilangan penciuman, dan konjungtivitis (gejala peradangan pada mata). Jika tidak disertai gejala tersebut, maka boleh dibilang bukan COVID-19.


"Kalau cuma sariawan yang dikeluhkan, kemungkinannya banyak banget. Pasien Lupus pun sering sariawan. Demikian pula orang yang terlalu lama minum antibiotik, orang dengan HIV/AIDS, tergigit saat makan, kekurangan vitamin C dan penyebab sariawan lainnya," lanjutnya.


Sedangkan gejala paling serius yang sering ditemui adalah gejala sesak napas, nyeri dada, rasa tertekan di dada, sulit bicara, dan sulit bangun dari tidur.


Orang yang memiliki gejala COVID-19 diharapkan untuk segera melakukan pemeriksaan swab PCR pada layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan dari petugas medis.

https://nonton08.com/movies/crank-high-voltage/


Komentar

Postingan Populer