Bisakah COVID-19 Ditularkan Melalui Makanan? Ini Penjelasan Ahli

 Beberapa waktu lalu, China kembali menemukan jejak COVID-19 di makanan. Kali ini, jejak virus Corona berada di es krim buatan lokal di China. Namun bisakah COVID-19 ditularkan melalui makanan?

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika (CDC), tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penanganan atau konsumsi makanan terkait dengan COVID-19. Sebab COVID-19 adalah virus yang mengandung selubung tambahan yang biasanya diturunkan dan dimodifikasi dari membran inang. Virus tersebut akan mati begitu berada di luar tubuh.


Menurut profesor keluarga Gellert dalam keamanan pangan di Cornell University, New York, Martin Wiedmann, PhD, sebagai virus yang 'diselimuti', SARS-CoV-2 sangat tidak stabil di luar inangnya dan akan cepat mati karena makanan.


"Makanan sangat jarang dites positif bahkan untuk materi genetik virus. Sejauh ini, satu-satunya laporan tentang makanan yang terkontaminasi berasal dari Asia dan bahkan laporan ini biasanya melaporkan adanya materi genetik virtual dan bukan virus hidup," ujar Wiedmann, yang dikutip dari Very Well Health.


AP News melaporkan bahwa Pusat Penilaian Risiko Keamanan Pangan Nasional China menemukan tingkat positif untuk pengujian pada paket yaitu 0,48 per 10.000. Tingkat positif adalah persentase dari semua pengujian yang dilakukan yang sebenarnya positif.


"Jumlah sampel positif dalam laporan ini sangat rendah, sama sekali tidak ada alasan untuk khawatir tentang penularan SARS-CoV-2 melalui makanan." ujarnya.


Menurut Wiedmann, meskipun suhu yang lebih dingin memperlambat inaktivasi COVID-19, bukan berarti makanan beku harus menjadi perhatian. Virus yang tidak aktif tidak dapat berkembang biak atau menyebabkan penyakit yang ingin diciptakan.


"Makanan beku jarang dites positif, bahkan jika ada virus hidup, itu akan rentan untuk dinonaktifkan oleh asam lambung." pungkasnya.


Ahli imunologi di Columbia Allergy, Sanjeev Jain, MD, PhD, mengatakan virus tidak dapat bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi. Laju inaktivasi virus meningkat seiring suhu.


"Virus tidak mungkin bertahan hidup pada makanan yang telah disiapkan menggunakan panas melalui metode seperti memanggang, merebus, menumis, dan microwave," kata Jain.


Meskipun penularan COVID-19 melalui benda-benda seperti makanan bukanlah sumber penularan, Jain menganjurkan untuk terus melakukan sanitasi yang baik. Cara terbaik adalah selalu menjaga kebersihan tangan.


"Mempraktikkan kebersihan tangan yang baik terutama setelah pergi ke tempat umum seperti toko bahan makanan, makan setidaknya enam kaki dari orang lain di luar rumah, memakai masker, dan tinggal di rumah serta menjaga jarak dari orang lain jika tidak merasa sehat," ujarnya.

https://nonton08.com/movies/fools-gold/


Tes COVID-19 Saliva Akan Gantikan PCR? Ini Kata Satgas


Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkap rencana pemerintah untuk memperluas dan mempercepat penelusuran virus Corona. Ia menyinggung sedang dilakukan penelitian untuk mengganti swab PCR dengan tes saliva.

Apa kata Satgas COVID-19 terkait rencana tersebut?


"Tunggu saja sampai nanti terbukti efektif dan tersedia," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito saat ditanyai soal kemungkinan tes Saliva menggantikan PCR, kepada detikcom melalui pesan teks, Senin (1/2/2021).


Serba-serbi tes Saliva


Metode tes saliva untuk mendeteksi keberadaan COVID-19 adalah dengan menggunakan sampel air liur. Disebutkan juga kelebihan dari tes ini adalah lebih nyaman dilakukan dan tidak memerlukan ekstraksi RNA seperti yang harus dilakukan saat swab.


Tingkat akurasinya juga disebut-sebut tinggi. Dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal kedokteran bergengsi JAMA Internal Medicine, pengujian berbasis air liur menunjukkan akurasi dalam mendeteksi virus Corona sebesar 83 persen, menurut tinjauan data dari 16 studi yang melibatkan 5.900 partisipan.


Tes COVID-19 saliva sudah dilakukan di sejumlah negara. Dikutip dari Reuters, Singapura telah menyetujui menggunakan alat tes COVID-19 dari Advanced MedTech Holdings untuk digunakan dalam menguji air liur dari dalam tenggorokan.


Hong Kong dan Taiwan juga sudah menggunakan metode uji COVID-19 menggunakan saliva.

https://nonton08.com/movies/unfriended-dark-web/

Komentar

Postingan Populer