Sesak Napas Akibat Asam Lambung? Begini Gejala dan Cara Mencegahnya

  Sesak napas memiliki definisi sebagai kondisi ketika Anda kesulitan dalam bernapas atau tidak cukup mendapat asupan udara. Sesak napas bisa disebabkan banyak faktor. Mulai dari faktor penyakit asma, sinusitis, tekanan darah rendah, emboli paru dan masih banyak lagi.

Namun tahukah Anda, sesak napas juga dapat disebabkan oleh asam lambung?


Melansir laman Medical News Today, sesak napas bisa menjadi salah satu gejala dari asam lambung kronis atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Ketika asam lambung naik ke arah paru-paru, maka hal tersebut akan membuat paru-paru terhimpit dan menjadi sesak.


Menurut penelitian ditemukan bahwa sekitar 85 persen penderita asma memiliki penyakit asam lambung.


Gejala sesak napas akibat asam lambung adalah timbulnya rasa sakit pada dada atau panas seperti terbakar (heartburn). Selain itu, penderita juga akan mengalami gejala seperti perut terasa tak nyaman, cegukan terus-menerus, perut kembung, kerap sendawa, sulit menelan, sakit tenggorokan dan napas berbau tak sedap.


Untuk mengatasinya, Anda dapat melakukan beberapa cara yaitu menjaga gaya hidup sehat, menjaga berat badan, berhenti merokok dan menghindari pakaian atau aksesoris yang ketat di sekitar area perut. Hal tersebut dimaksudkan untuk tidak merangsang naiknya asam lambung ke paru-paru.


Pada umumnya, sesak napas akibat asam lambung terjadi ketika pagi hari. Untuk itu dianjurkan untuk tidur dengan mengangkat kepala sehingga kepala lebih tinggi daripada badan. Hal ini mencegah asam lambung naik ke paru-paru.


Selain menjaga hidup, pola makan juga perlu diatur. Ahli menyarankan untuk mengonsumsi makanan bergizi denvan seimbang, berbaring atau tidur dalam waktu kurang dari tiga jam setelah makan, mengidentifikasi dan menghindari makanan pemicu asam lambung kambuh.


Jika Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, maka ada beberapa pengobatan yang dapat ditempuh untuk menyembuhkannya. Salah satunya adalah mengkonsumsi obat-obatan seperti antasida, proton pump inhibitor (PPI) dan H2 receptor blocker.

https://nonton08.com/the-grudge-2-2006/


CDC Temukan Penularan COVID-19 di Anggota Keluarga Terjadi dengan Cepat


 Studi baru yang dilakukan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menemukan penyebaran dan penularan COVID-19 di dalam anggota keluarga bisa terjadi dengan cepat.

Orang yang terpapar atau dicurigai mengidap COVID-19 harus diisolasi sebelum dites untuk melindungi orang lain yang ada di dalam rumah.


"Mengisolasi dengan cepat dapat mengurangi penularan di rumah. Orang yang dicurigai mengidap COVID-19 harus isolasi diri dan menggunakan kamar tidur dan kamar mandi terpisah jika memungkinkan," tulis CDC dalam jurnal Morbidity and Mortality Weekly Report.


Sebagai tambahan, semua anggota keluarga juga harus memakai masker setiap saat jika memungkinkan.


Penelitian ini adalah bagian dari studi yang dilakukan CDC saat mengamati 101 orang yang terinfeksi di Nashville, Tennessee, dan Marshfield, Wisconsin, antara April dan September.


Hasilnya lebih dari setengah orang atau 53 persen anggota keluarga terinfeksi dalam waktu seminggu. Sekitar 75 persen dari infeksi juga terjadi dalam lima hari sejak gejala pertama pada pasien awal.


"Temuan penting dari penelitian ini adalah bahwa kurang dari setengah anggota rumah tangga dengan infeksi SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi melaporkan gejala pada saat infeksi pertama kali terdeteksi," tambah penulis.

https://nonton08.com/the-grudge-3-2009/

Komentar

Postingan Populer