Ki Seno Nugroho Meninggal, Ini Tanda-tanda Jantung Kolaps Saat Bersepeda

  Ki Seno Nugroho meninggal dunia usai bersepeda. Sebelum meninggal, dalang kondang asal Yogyakarta itu mengalami penyumbatan darah jantung saat dirawat di rumah sakit.

"Terus dipindah ke ICCU, di sana keadaannya semakin memburuk sampai mutah-mutah, akhirnya ada penyumbatan pada pembuluh darah jantung itu 100 persen penyumbatannya sehingga menyebabkan Pak Seno meninggal dunia sekitar jam 22.15 WIB," kata manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo, saat ditemui di rumah duka, Rabu (4/11/2020).


Terkait hal ini, salah satu alasan jantung kolaps saat bersepeda adalah karena terlalu memaksakan diri untuk mengayuh sepeda bahkan ketika tubuh sudah tidak mampu lagi.


Terlebih jika belum melakukan pemanasan saat hendak bersepeda. Pasalnya, setiap orang harus tahu kemampuan dan batasan kemampuan tubuhnya saat bersepeda agar tidak kolaps.


Bagaimana tanda-tanda jantung kolaps saat bersepeda?

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari RS Siloam Lippo Karawaci dr Vito A Damay, ada beberapa tanda ketika jantung akan kolaps saat bersepeda, salah satunya dada terasa sakit.


"Kalau kita merasa bahwa sudah sampai batas, atau something wrong, biasanya rasanya debar-debar, sakit dada, napas nggak bisa atau susah, ada pusing seperti mau pingsan, dan dadanya seperti dihimpit itu tanda-tanda serangan jantung," jelasnya beberapa waktu lalu.


Selain itu, memaksakan bersepeda dengan intensitas dan durasi yang lebih lama daripada biasanya juga bisa memicu jantung kolaps. Nah, buat rekan-rekan sesama pesepeda, ada juga beberapa kondisi yang menyiratkan partner kamu sudah kolaps.


"Jadi kan misalnya dia tidak sadarkan diri, dia tidak akan respons saat dipanggil. Goncang bahunya, kalau dia tidak merespons, kita anggap dia kolaps karena masalah jantung," tutur dr Vito.


"Kalau kita medical professional, kita bisa raba nadi di leher. Kalau bukan, nggak usah (raba nadi) karena itu buang-buang waktu carinya. Jadi ketika dia nggak respons, kita anggap dia sudah alami henti jantung," sambungnya.


Apabila kolaps terjadi, jangan panik dan segera panggil bantuan agar tak terjadi kondisi fatal yang tak diinginkan.

https://kamumovie28.com/movies/the-room/


Perjalanan 8 Bulan Pandemi Virus Corona COVID-19 di Indonesia


 Sudah delapan bulan lamanya Indonesia menghadapi pandemi virus Corona COVID-19. Sejak kasus pertama diumumkan pada awal Maret 2020.

Hingga Rabu (4/11/2020) pagi, total kasus positif COVID-19 di Indonesia sudah mencapai 418.375 kasus. Sementara pasien sembuh sudah sebanyak 349.497 orang dan 14.146 lainnya meninggal dunia.


Mengingat kembali dari kasus pertama COVID-19 diumumkan, berikut perjalanan delapan bulan pandemi virus Corona di Indonesia.


Kasus pertama COVID-19

Delapan bulan lalu, tepatnya 2 Maret 2020, Presiden Jokowi bersama jajarannya mengumumkan kasus pertama positif COVID-19 di Indonesia. Disebutkan, ada dua orang WNI yang terinfeksi virus Corona, yakni seorang ibu (64) dan anak (31) di Depok, Jawa Barat.


Dilaporkan, mereka tertular COVID-19 dari seorang warga negara Jepang yang sempat ke Indonesia pada Februari 2020.


"Oleh sebab itu begitu ada informasi, minggu yang lalu ada informasi bahwa ada orang Jepang yang ke Indonesia kemudian tinggal di Malaysia dan dicek di sana ternyata positif Corona," kata Jokowi (2/3/2020).


"Setelah ditemukan ternyata orang yang terkena virus Corona ini berhubungan dengan dua orang. Seorang ibu yang umurnya 64 dan putrinya yang berumur 31 tahun dicek oleh tim kita ternyata pada posisi yang sakit," tambanya.


Seluruh provinsi terinfeksi COVID-19

Hanya butuh waktu 38 hari untuk COVID-19 menginfeksi seluruh provinsi di Indonesia, yakni pada 9 April 2020.


Provinsi terakhir yang mengumumkan adanya kasus COVID-19 adalah Gorontalo. Gubernur Rusli Habibie mengumumkan kasus positif COVID-19 pertama di wilayahnya.


Pasien tersebut diketahui merupakan jamaah tabligh yang mengikuti acara di Gowa, Sulawesi Selatan.


"Kami sudah cukup berusaha agar tidak ada penularan, tapi kondisi ini sudah terjadi. Kami meminta warga untuk menjalankan semua himbauan pemerintah saat ini," ujar Rusli saat itu.


100.000 kasus COVID-19

Selanjutnya, butuh waktu hampir 5 bulan atau 147 hari untuk Indonesia mencatat 100.000 kasus COVID-19. Tepatnya, saat itu terjadi pada 27 Juli 2020.


Berikut perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia, dari 2 Maret sampai 27 Juli 2020.


2 Maret: 2 kasus positif

25 Juni: 50.185 kasus positif

27 Juli: 100.303 kasus positif.

https://kamumovie28.com/movies/the-peanut-butter-falcon/

Komentar

Postingan Populer