Peneliti Ungkap 4 Kondisi Kulit yang Bisa Jadi Tanda Infeksi COVID-19
Peneliti dari King's College London menemukan bahwa 8,8 persen orang yang melaporkan hasil tes COVID-19 yang positif mengalami gejala ruam kulit. Tim peneliti juga melakukan survei online secara terpisah, mengumpulkan gambar dan informasi dari hampir 12 ribu orang dengan keluhan ruam kulit.
Selain itu, studi ini menemukan gejala ruam kulit ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori. Salah satu ciri di antaranya disebut khas terjadi pada pasien COVID-19. Apa saja?
Ruam dengan benjolan
Ruam tipe sarang (urtikaria) yang merupakan munculnya benjolan mendadak pada kulit yang timbul dan hilang cukup cepat selama berjam-jam dan biasanya sangat gatal. Ini dapat melibatkan bagian tubuh mana pun dan seringkali dimulai dengan rasa gatal yang hebat pada telapak tangan atau telapak kaki.
Bahkan, dapat menyebabkan pembengkakan pada bibir dan kelopak mata. Waspadai gejala ini jika ruam semakin meluas dan terasa sakit.
Ruam mirip cacar
Biang keringat atau ruam jenis cacar air yang menjadi area kecil, benjolan merah gatal yang dapat terjadi di mana saja di tubuh. Terutama siku dan lutut serta punggung tangan dan kaki. Ruam bisa bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Ruam keunguan
Jari tangan dan kaki yang kemerahan dan benjolan keunguan di jari tangan atau kaki, yang mungkin terasa sakit tetapi biasanya tidak gatal.
Jenis ruam ini paling spesifik untuk COVID-19, lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda dengan penyakit tersebut, dan cenderung muncul di kemudian hari.
"Ini adalah pola umum yang terlihat pada infeksi virus dengan ruam simetris yang terdiri dari banyak bercak kemerahan atau benjolan di seluruh tubuh," Asosiasi Dermatologi Inggris, dikutip dari Express UK.
Tanda penting lain
Biasanya disertai gejala penyakit virus, seperti batuk dan malaise. Namun, pasien dengan dugaan COVID-19 juga bisa datang dengan tanda di kulit tetapi tanpa disertai gejala lain.
Dr Mario Falchi, dosen senior di King's College London, mengatakan pasien COVID-19 dilaporkan menderita ruam selama berminggu-minggu, jauh lebih lama daripada gejala yang lebih umum.
"Ruam COVID-19 dapat muncul dalam berbagai bentuk dan pada tahap penyakit yang berbeda. Meskipun kurang lazim dibandingkan demam, penyakit ini lebih spesifik untuk COVID-19 dan bertahan lebih lama," tuturnya.
https://cinemamovie28.com/little-mom-2-uncle-girls/
Ingat! Ini Bedanya Vaksin, Vaksinasi, dan Imunisasi
Kurangnya informasi dan pemahaman sering menjadi penolakan masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Untuk itu perlu pemahaman yang lebih komprehensif terkait vaksin, vaksinasi dan imunisasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh misinformasi.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita memaparkan perbedaan vaksin, vaksinasi dan imunisasi ini. Menurutnya, vaksin merupakan zat yang mengandung antigen dari virus atau bakteri spesifik yang telah dilemahkan. Proses untuk memasukkannya ke dalam tubuh itulah yang disebut sebagai vaksinasi.
"Vaksin tidak berguna kalau belum masuk, kalau sudah disuntikkan atau diminum atau disemprot, itu baru akan menghasilkan antibodi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/10/2020).
Hal ini ia ungkapkan dalam Dialog Produktif 'Mendalami Vaksin dan Imunisasi' di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) kemarin.
Dia melanjutkan sedangkan imunisasi adalah sebuah proses ketika tubuh membuat imunitas dari pemberian vaksin. Sehingga muncul sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan penyakit.
Imunisasi, adalah reaksi dari tubuh ketika sesudah disuntik oleh vaksin atau mendapat vaksin. Badan akan dirangsang, terjadi respon dari imunologi, sistem imun, sistem pertahan tubuh dihasilkan antibodi. Selain antibodi, badan juga membuat sel memori, (kalau virus) datang lagi langsung dibunuh," imbuhnya.
Dia menambahkan vaksin telah terbukti dapat mengalahkan berbagai macam penyakit. Bahkan sudah banyak penyakit yang hilang dan tidak lagi bisa menyerang manusia. "Bahkan program imunisasi bisa mengeliminasi, menghilangkan penyakit cacar. Polio hampir hilang, tinggal di 2 negara," ungkapnya.
Selain menghindari diri dari berbagai resiko infeksi penyakit, imunisasi dikatakannya juga membantu melindungi orang lain yang tidak bisa divaksinasi yang dikarenakan berbagai alasan.
https://cinemamovie28.com/female-teacher-in-front-of-the-students/
Komentar
Posting Komentar