Ini yang Terjadi Saat Seseorang Terinfeksi Virus Corona COVID-19
Epidemi virus corona yang menyebar di China dan sekitarnya sampai saat ini menulari 71.327 orang dan menewaskan lebih dari 1.700 orang di 25 negara. Dikutip dari Technology Review, sebuah laporan baru menggambarkan apa yang terjadi pada 138 pasien yang sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Wuhan, China.
Zhiyong Peng dari departemen perawatan kritis di Rumah Sakit (RS) Zhognan Universitas Wuhan, mengatakan 40 persen dirawat karena terbukti terinfeksi termasuk 40 petugas kesehatan di RS tersebut. Kondisi ini cenderung sering terjadi pada orang lanjut usia yang memiliki penyakit serius, dengan rata-rata usia 56 tahun.
Apa saja yang terjadi saat seseorang terinfeksi?
1. Di rumah sakit
Orang-orang yang dikatakan menjadi suspek biasanya menunjukkan adanya gejala-gejala COVID-19 yang muncul. Gejalanya terdiri dari demam, mudah lelah, batuk kering, dan flu. Beberapa diantaranya mengalami diare dan mual 1-2 hari sebelum gejala lainnya muncul.
Jika gejala terus terjadi selama 3-7 hari, suspek tersebut harus dibawa ke rumah sakit. Namun, tak jarang keadaan mereka semakin memburuk saat dibawa ke RS, bisa jadi karena kesulitan mencari bantuan atau ditolak RS yang sudah penuh.
2. Mengkonfirmasi adanya infeksi
Setelah dirawat di rumah sakit, suspek COVID-19 harus menjalani serangkaian tes untuk membuktikan adanya infeksi yang disebabkan virus corona tersebut. Tes ini dilakukan dengan mengambil cairan atau lendir dari tenggorokan dan dianalisis dengan PCR untuk mengidentifikasi bahan genetiknya.
3. Scan dada
Selain lendir yang diuji lab, beberapa pasien diarahkan untuk melakukan scan atau pemindaian CAT. Ini dilakukan untuk menunjukkan bintik-bintik bercak putih di paru-paru mereka, yang disebut dokter disebut 'ground glass opacity'.
4. Di ICU
Tim medis di China mengatakan, seperempat dari pasien COVID-19 berakhir di unit perawatan intensif. Sebagian besar di antaranya mengalami sindrom pernapasan akut atau ARDS yang menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan yang menghilangkan kemampuannya membawa oksigen untuk bernapas.
Keadaan tersebut bisa mempengaruhi organ vital lainnya, seperti ginjal hingga menyebabkan kematian. Orang-orang yang mengalami kondisi tersebut akan berakhir di ICU.
5. Pengobatan dan perawatan
Laporan dari Tiongkok menunjukkan, selama ini para dokter mengobati dan merawat pasien dengan obat antivirus yang disebut oseltamivir. Menurut mereka, efek yang ditimbulkannya tidak bisa terlihat.
Obat lain yang dilakukan dalam mengobati pasien adalah obat anti-HIV. Selain dengan obat-obatan, pasien yang mengalami permasalahan di pernapasan akan mendapatkan terapi oksigen atau tubuhnya akan dihubungkan ke mesin pemompa darah serta penambah oksigen.
Cara tersebut dilakukan untuk menyelamatkan jantung dan paru-paru mereka agar bisa terus berfungsi sebagaimana mestinya.
Kasus Meningkat, WHO Tegaskan Tak Bisa Prediksi Penyebaran COVID-19
Sejak akhir Desember 2019 lalu, jumlah kasus COVID-19 semakin meningkat. Saat ini, dikutip dari South China Morning Post kasus akibat virus corona mencapai 71.326.
Dengan terus meningkatnya kasus COVID-19 ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak bisa bahkan mustahil untuk memprediksi jalur penyebarannya di masa depan. Hal ini dikatakan pihak WHO pada Minggu (16/2) malam lalu.
Hingga saat ini, pemerinta China masih terus berusaha keras untuk menahan wabah virus corona COVID-19 semakin menyebar. Usaha ini dinilai cukup membantu untuk menahannya.
Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional mengatakan sejak 27 Januari lalu sampai Sabtu (15/2) proporsi orang yang terinfeksi menurun, sampai 22 persen. Hal ini dianggap karena keberhasilan dari efek kontrol coronavirus yang dilakukan.
Pemerintah China juga menahan wabah dengan membatasi secara ketat kendaraan yang lalu lalang di Hubei, kecuali petugas kesehatan atau sejenisnya. Bahkan, Kota Xiaogan yang merupakan tetangga Wuhan juga mulai melarang warganya meninggalkan rumah sejak hari Minggu.
Penularan COVID-19 saat ini semakin menyebar ke 25 negara. Menewaskan 1.775 orang, 5 diantaranya terjadi di luar daratan China.
Kabar baiknya, lebih dari 10.000 orang sudah bisa pulih atau sembuh dari infeksi virus tersebut.
https://cinemamovie28.com/sakurada-reset-part-ii/
Komentar
Posting Komentar