Viral, Ruang Sterilisasi Portabel di Vietnam Untuk Lawan Corona

Wabah virus corona COVID-19 kini telah membuat kepanikan di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah menetapkan virus ini sebagai pandemi.
Negara-negara di dunia berusaha mencegah persebaran virus yang sudah menyebar di 141 negarini. Di media sosial, ramai soal Vietnam yang menciptakan ruang sterilisasi portabel untuk mendisinfeksi manusia.

Insitut Kesehatan dan Lingkungan Kerja, Kementerian Kesehatan Vietnam, bekerja sama dengan Universitas Teknologi Hanoi disebut membuat ruang sterilisasi ini. Hal ini dibagikan pertama kali oleh pengguna Twitter @LunaOi_VN pada Jumat (13/3/2020).

Dalam isi tweetnya, ia mengatakan Vietnam berhasil mengembangkan ruang sterilisasi portabel yang dapat membersihkan 90 persen kuman dalam tubuh seseorang.

Ia melanjutkan, ruang sterilisasi ini dapat digunakan hingga 1.000 orang per hari dengan tiap pemakaian memakan waktu 15 sampai 20 detik.

Diklaim harga satu ruang sterilisasi ini seharga $ 2.200 atau sekitar Rp 32 juta rupiah. Hingga saat ini, tweet yang menceritakan ruang sterilisasi portabel ini sudah diretweet lebih dari 64 ribu kali dan disukai 140 ribu pengguna Twitter.

Kasus Makin Meningkat, Kenali Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari

Maraknya virus corona COVID-19 semakin membuat masyarakat khawatir dan panik. Tak jarang banyak di antara mereka merasa harus mengecek kesehatan ke rumah sakit.
Tapi, sebelum memeriksakan diri, ada baiknya mengetahui gejala-gejala yang menunjukkan adanya virus corona di dalam tubuh. Gejalanya, mulai dari demam, sesak napas, flu, hingga pneumonia.

Berdasarkan penelitian Pusat Pengendalian Penyakit di China, sekitar 80 persen kasus virus corona dianggap ringan, 15 persen kasus parah, dan 5 persen lainnya kritis. Hal ini ditunjukkan lewat gejala yang timbul tiap harinya.

Dikutip dari Business Insider, berikut ini beberapa gejala virus corona yang berkembang dari hari ke hari.

Hari pertama
Saat hari pertama setelah terinfeksi virus, pasien akan mengalami demam, kelelahan, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil mungkin ada yang mengalami mual serta diare, 1-2 hari sebelumnya.

Hari ke-5
Saat di hari ke-5, pasien akan mengalami kesulitan bernapas atau sesak napas. Ini akan terjadi, terutama pada pasien yang lebih tua atau yang kondisi kesehatannya sudah memburuk. Selain itu, yang memiliki penyakit lainnya.

Hari ke-8
Pada titik ini, pasien dengan kasus yang parah, akan mengalami gejala yang semakin parah. Gejala yang timbul, seperti gangguan pernapasan akut, pneumonia, dan adanya cairan di dalam paru-paru.

Hari ke-10
Pada hari ke-10, kondisi semakin memburuk. Kemungkinan besar, pasien ini sudah di rawat di ICU atau ruang isolasi. Gejala pada pasien ini berupa sakit perut, kehilangan selera makan, demam dan flu terus berkembang.

Namun, dalam kasus virus ini tingkat kematiannya masih lebih rendah dibandingkan HIV dan DBD.
Hari ke-17
Sebagian besar, pada hari ke-17 ini pasien mulai pulih dan sembuh. Mereka bisa dipulangkan setelah melakukan perawatan di rumah sakit selama 2 minggu lebih.

Namun, dari gejala-gejala ini Lauren Ancel Meyers, seorang ahli epidemiologi di University of Texas di Austin, mengatakan ada juga pasien yang tidak menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.

Tapi, begitu gejala muncul bisa berupa pneumonia yang akan memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini disampaikan ahli radiologi di Thomas Jefferson University Paras Lakhani.

"Pneumonia biasanya tidak berkembang dengan cepat. Biasanya, sebagian besar tim medis rumah sakit akan mengobatinya dengan antibiotik dan pasien akan stabil hingga membaik," jelas Lakhani.

Saat pneumonia tak kunjung membaik, Lakhani mengatakan perlu diwaspadai jika itu merupakan virus corona COVID-19.

Komentar

Postingan Populer