Saran PB IDI Soal Kepadatan Transportasi Umum di Tengah Pandemi Corona

 Social Distancing jadi cara paling disarankan pemerintah agar penularan virus corona COVID-19 tidak semakin meluas. Presiden Joko Widodo pada Minggu (15/3/2020) kemarin, meminta agar masyarakat melakukan social distancing guna mencegah penyebaran virus ini.
"Saat ini yang penting social distance, menjaga jarak. Dengan kondisi itu, kita kerja dari rumah, belajar dan ibadah di rumah," jelas dia.

Menurut dr Dyah Agustina Waluyo, Sekretaris Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia atau PB IDI mengatakan, saat ini banyak pihak yang masih belum mengikuti arahan social distancing. Itu menyebabkan terjadinya kepadatan transportasi umum pada pagi ini di berbagai tempat.

"Karena tidak diikuti, menurut saya pak Gubernur menginstruksikan kantor-kantor kerja dari rumah, itu yang harus dilakukan," ujar dr Dyah di Sekretariat PB IDI, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Menurut dr Dyah, masyarakat masih belum paham tentang jarak aman saat social distancing. Ia bahkan mencontohkan dengan New York yang mulai menerapkan antre dengan jarak satu meter.

"Kalau di New York itu dilihat, antrenya harus satu meter, satu meter," ujarnya.

"Minimal satu meter, karena itu kan droplet. Droplet kan paling jauh 2 meter. Jadi minimal satu meter untuk menjaga," tambahnya.

Update Corona RI: 134 Kasus, 8 Sembuh, 5 Meninggal

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya tambahan pasien positif Corona atau COVID-19. Kemenkes menyebut per hari ini ada 17 kasus baru yang terkonfirmasi positif Corona.
"Ada tambahan kasus, sebanyak 17 kasus confirmed positif yang baru," ujar juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona di RSPI SS, Jakarta, Senin (16/3/2020).

Yuri tidak seperti biasa menjelaskan data diri pasien. Dia hanya menyebut pasien itu berasal dari daerah mana saja.

Berikut ini data 17 pasien yang terkonfirmasi positif hari ini:

1. Provinsi Jawa Barat (1 kasus)
2. Provinsi Banten (1 kasus)
3. Provinsi Jawa Tengah (1 kasus)
4. Provinsi DKI Jakarta (14 kasus).

Beragam Upaya Tangkal Corona di Indonesia, 'Social Distancing' hingga KLB

Kemunculan kasus virus corona di Indonesia ditanggapi berbeda di setiap daerah. Ada yang memutuskan untuk menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB), adapula yang hanya membatasi tempat yang umumnya dikunjungi banyak orang.
Berikut perbedaan penanganan kemunculan kasus corona berdasarkan setiap daerah yang dirangkum detikcom pada Senin (16/3/2020):

1. Solo
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) beberapa jam setelah dua pasien isolasi RSUD dr Moewardi dinyatakan positif virus Corona COVID-19. Rudy mengaku tak berkoordinasi dahulu dengan pemerintah pusat untuk membuat kebijakan itu.

"Tidak perlu (koordinasi), kita ambil kebijakan sendiri. Perkara saya disalahkan, selama yang menyalahkan orang waras (sehat) nggak apa apa. Tapi kalau disalahkan orang sakit (terpapar virus) itu kita ya sakit," kata Rudy di rumah dinas Loji Gandrung, Minggu (15/3/2020).

2. Banten
Gubernur Banten Wahidin Halim meningkatkan status pandemi virus corona di wiilayahnya menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Status ini ditetapkan menyusul penyebaran wabah virus Corona yang semakin meluas.

"Gubernur menetapkan status KLB atas wabah virus Corona di Banten," kata Wahidin dalam keterangan resmi ke wartawan, Minggu (15/3/2020).

3. Yogyakarta
Seorang balita di Yogyakarta dinyatakan positif Virus Corona atau COVID-19. Meski begitu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X belum menetapkan itu sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Dari penjelasan Dinkes, kami berpendapat bahwa Yogya belum perlu KLB, tapi bagaimana kita bisa menyelamatken, menangani mereka yang kena virus Corona bisa sembuh tapi juga bagaimana menjaga yang sehat ini tidak sakit," kata Sri Sultan di Gedung Pracimasono Kompleks Kepatihan, Minggu (15/3/2020).

4. DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait pencegahan penularan virus corona. Di antaranya meniadakan Car Free Day (CFD), meliburkan sekolah, dan menutup sebagian tempat wisata berlaku selama dua minggu sejak hari Senin lalu.

Namun untuk menangkal penularan virus corona COVID-19, Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyatakan Jakarta tak perlu lockdown alias menutup kota dari aliran keluar-masuk manusia bila warganya menaati anjurannya. Anies menganjurkan warga Jakarta tidak bepergian ke luar rumah.

"Kami berharap seluruh warga Jakarta menaati, kalau kita menaati ini, maka Jakarta tidak perlu ditutup, karena warganya sudah memilih untuk tinggal di rumah, mengurangi interaksi fisik, tidak perlu ada pemaksaan (untuk lockdown, red)," kata Anies di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (15/3/2020).
https://cinemamovie28.com/cast/yayan-ruhian/

Komentar

Postingan Populer