Yang Baru Dekat Borobudur, Kampoeng Dolanan Nusantara
Dekat Candi Borobudur ada Kampoeng Dolanan Nusantara. Di kampoeng ini, traveler akan disuguhkan permainan tradisional sampai wisata edukasi.
Kampoeng Dolanan Nusantara berada di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Kampung ini berada persis di sebelah utara dari Candi Borobudur atau sekitar 2 Km.
Liburan ke sini, traveler bisa mengajak buah hatinya sekaligus mengenal Kampoeng Dolanan Nusantara yang suasananya masih pedesaan. Pengunjung bisa bermalam atau live-in dengan suasana perkampungan.
Kampoeng Dolanan Nusantara berdiri semenjak 2013 yang lalu. Di sini pengunjung bisa bermain permainan tradisional yang ada seperti egrang, gobak sodor hingga bakiak.
Selain itu, traveler juga bisa belajar membuat anyaman dari bahan daun kelapa dan menabuh gamelan. Bisa juga jalan-jalan menuju lokasi persawahan yang dipenuhi pohon kelapa.
Pengelola Kampoeng Dolanan Nusantara, Abbet Nugroho mengatakan, selain sebagai wahana permainan tradisional, kampung ini juga melayani paket wisata live-in atau belajar hidup di desa.
"Kampoeng Dolanan Nusantara, selain kita sebagai wahana permainan tradisional yang misinya mengenalkan permainan tradisional. Kita juga melayani paket wisata live in atau belajar hidup di desa. Live in rata-rata segmennya anak-anak perkotaan terutama Jakarta. Dalam bulan ini, kita sudah terima 3 kali rombongan live-in semuanya dari Jakarta. Sekali rombongan rata-rata 150-an," kata Abbet pada detikcom saat ditemui di sela-sela menerima rombongan dari SMK Yayasan Perguruan Rakyat 1 Jakarta Selatan di Kampoeng Dolanan Nusantara, Selasa (23/4/2019).
"Prinsipnya mereka di desa diajak, dikenalkan hidup cara orang desa, survival orang desa bagaimana, kemudian bisa belajar langsung dengan orang desa. Di sini bisa mengenal bagaimana jerih payahnya orang desa," katanya.
Untuk jenis permainan tradisional yang ada, katanya, egrang, gasing, bakiak, gobak sodor, dakon, bekel dan ditambah dengan pengenalan budaya daerah.
"Anak-anak diajarkan bagaimana menabuh gamelan, memainkan gending, kemudian belajar tari rakyat khususnya Magelang yakni kubro siswo. Mereka kita bekali juga keterampilan dengan membuat permainan tradisional atau dolanan dari bahan-bahan sekitar," ujarnya.
Untuk 2018 jumlah kunjungan di Kampoeng Dolanan Nusantara rata-rata per bulan ada sekitar 3-4 rombongan. Harapannya pada tahun 2019 jumlah kunjungan wisatawan semakin banyak seiring dengan dibangunnya bandara di Kulon Progo.
"Rata-rata per bulan terima 3-4 rombongan, rata-rata 100 orang. Paket murah meriah untuk pelajar mulai Rp 100.000 sampai Rp 300.000 per orang, wisata berbasis edukasi," kata Abbet.
"Wisata saja, kalau yang hari ini menjadi tren itu rata-rata orang hanya foto-foto saja, tidak ada nilai di situ. Orang hanya akan pamer di Instagram, Facebook dan di media sosial lain buat story cukup di situ saja. Tapi, nilai-nilai itu tidak tersampaikan kepada diri anak. Nah kalau kita mengemas ini ada sentuhan edukasinya sehingga anak mendapatkan pengetahuan," ujar Abbet.
Dalam dolanan ini, katanya ia ingin mengenalkan nilai-nilai keluhuran budi pekerti. Hal ini mengingat dalam permainan tradisional sendiri mengandung banyak nilai-nilai positif dan edukasi.
"Permainan tradisional sendiri kan mengandung banyak nilai-nilai positif, nilai-nilai edukasi, misalnya soal keterampilan, sportivitas, soal kerja sama, gotong royong. Itu ada semua di permaian tradisional. Nah, ini mungkin tidak didapatkan di bangku sekolah, jadi adanya dalam dolanan. Ini yang perlu ditanamkan pada generasi muda supaya punya sikap-sikap gotong royong, sportivitas, kerja sama selain ketangkasan fisik, sehat," ujarnya.
Terkait dengan live-in rombongan dari SMK Yayasan Perguruan Rakyat 1 Jakarta Selatan, pengurus Yayasan Perguruan Rakyat, Siranto mengatakan, setiap tahunnya rutin mengajak siswa didiknya untuk memahami kehidupan di pedesaan. Pada tahun-tahun sebelum memilih lokasi di Kembangsari, tapi kali ini di Kampoeng Dolanan Nusantara.
"Suasana bagus masih asli pedesaan. Kami bawa 150 siswa, tadi sebelumnya di Candi Borobudur kemudian ke sini," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan salah satu siswa, Sifa Aulia (15).
"Senang sekali, bisa bikin kerajinan, main gamelan. Saya semangat dan antusias mengikuti live in disini. Suasanya sejuk dan enak," ujar Sifa.
Komentar
Posting Komentar