Susi Pudjiastuti Kesal Lihat Sampah di Senoa: Kok Tega Gitu Loh

Menteri Susi Pudjiastuti lagi-lagi dibikin kesal dengan sampah di laut. Kali ini Susi membersihkan Pantai Senoa dari sampah botol plastik.

Melalui postingan video di Media Sosial, Menteri Susi Pudjiastuti sedang berada di Pulau Senoa, Kepulauan Riau. Diintip detikcom, Rabu (24/4/2019) saat itu Susi hendak berenang di pantai.

Namun Susi melihat ada banyak sampah botol plastik di sana. Menteri Susi pun berinisiatif untuk mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar pantai.

"Saya kumpulkan karena tempat yang begitu cantik pasir putih begitu kotor," ujar Susi dalam video berdurasi satu menit tersebut.

Sampah-sampah tersebut dibakar di satu tempat karena dirasa tidak memungkinkan untuk dibawa kembali ke pulau besar. Sambil berjalan dan memungut sampah, Susi pun berkomentar soal sampah di Pulau Senoa.

"Bayangkan ratusan botol-botol seperti ini dibuang begitu saja. Yang saya pikir kok tega gitu loh," komentar Susi.

Pandangan video yang tadinya kumpulan sampah, berganti dengan keindahan Pulau Senoa yang memiliki pasir putih dan laut yang indah. Susi pun memuji keindahan Pulau Senoa.

"Pantai yang seindah ini, coba lihat semuanya. Tolonglah para pengunjung Senoa, bawa kembali apa pun plastik yang anda bawa ke pulau ini," himbau Susi.

Menteri Susi meminta kepada para wisatawan untuk membawa kembali semua sampah yang dibawa masuk ke Pulau Senoa. Di akhir video, Susi mengajak wisatawan untuk menjaga alam Indonesia.

"Ayo kita bersihkan, kita jaga, kita rawat pantai kita yang cantik ini. Supaya tetap indah dan sehat," ajak Menteri Susi.

Yuk traveler, kita jaga alam cantik Indonesia dengan membawa kembali sampah plastik yang kita gunakan. Buang sampah ditempatnya ya! 

Kalau Hanya Indah, Geopark Indonesia Tidak Bisa Jadi Kelas Dunia

Indonesia punya banyak geopark yang indah. Tapi, indah saja tidak cukup menjadikan geopark Indonesia berkelas dunia.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kunjungan media visit ke Transmedia, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019). Arief menjelaskan, kalau geopark Indonesia mau jadi kelas dunia, maka atraksi wisatanya juga harus berkelas dunia. Seperti salah satunya, harus masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks.

"Untuk geopark, caranya adalah dengan sertifikasi geopark dunia. Yang memberikan sertifikasi itu adalah UNESCO Global Geoparks (UGG), maka itu kita ajukan ke sana," katanya.

Arief memberikan contoh tentang geopark Danau Toba. Menurutnya, semua setuju kalau Danau Toba memang indah namun semua danau lainnya Indonesia pun indah. Akan tetapi, danau di Sumatera Utara itu punya satu hal menarik yakni sebagai danau vulkanik terbesar sedunia.

"Itulah yang kita jual dan kita ajukan ke UNESCO Global Geoparks," tegas Arief.

"Setelah Danau Toba, nanti kita ajukan geopark Belitung dan Banyuwangi. Belitung dengan bebatuan granit besarnya dengan ukuran beragam dan Banyuwangi dengan Blue Fire di Kawah Ijen yang hanya ada 2 di dunia," tambahnya menjelaskan.

Menurut Arief, jika sudah diajukan ke UNESCO Global Geoparks, maka segala hal yang berkaitan dengan geopark baik dari sisi kebersihan, perawatan dan lain sebagainya harus terus dipertahankan. Itu juga yang jadi modal supaya kelestarian geopark tetap terjaga.

"Kalau misalnya ada sampah dan alamnya rusak, bisa dicabut sertifikasinya. Saya pun selalu bilang, semakin alamnya dilestarikan berarti semakin sejahtera juga kehidupan masyarakatnya," terangnya.

Arief berpesan, para stakeholder yang mengurus geopark-geopark di Indonesia harus terus menjaga standar. Tugas Kementerian Pariwisata selanjutnya, yang akan memperjuangkan untuk mempromosikannya sebagai destinasi kelas dunia.

Komentar

Postingan Populer