Kalau Hanya Indah, Geopark Indonesia Tidak Bisa Jadi Kelas Dunia
Indonesia punya banyak geopark yang indah. Tapi, indah saja tidak cukup menjadikan geopark Indonesia berkelas dunia.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kunjungan media visit ke Transmedia, Jakarta Selatan, Rabu (24/4/2019). Arief menjelaskan, kalau geopark Indonesia mau jadi kelas dunia, maka atraksi wisatanya juga harus berkelas dunia. Seperti salah satunya, harus masuk dalam daftar UNESCO Global Geoparks.
"Untuk geopark, caranya adalah dengan sertifikasi geopark dunia. Yang memberikan sertifikasi itu adalah UNESCO Global Geoparks (UGG), maka itu kita ajukan ke sana," katanya.
Arief memberikan contoh tentang geopark Danau Toba. Menurutnya, semua setuju kalau Danau Toba memang indah namun semua danau lainnya Indonesia pun indah. Akan tetapi, danau di Sumatera Utara itu punya satu hal menarik yakni sebagai danau vulkanik terbesar sedunia.
"Itulah yang kita jual dan kita ajukan ke UNESCO Global Geoparks," tegas Arief.
"Setelah Danau Toba, nanti kita ajukan geopark Belitung dan Banyuwangi. Belitung dengan bebatuan granit besarnya dengan ukuran beragam dan Banyuwangi dengan Blue Fire di Kawah Ijen yang hanya ada 2 di dunia," tambahnya menjelaskan.
Menurut Arief, jika sudah diajukan ke UNESCO Global Geoparks, maka segala hal yang berkaitan dengan geopark baik dari sisi kebersihan, perawatan dan lain sebagainya harus terus dipertahankan. Itu juga yang jadi modal supaya kelestarian geopark tetap terjaga.
"Kalau misalnya ada sampah dan alamnya rusak, bisa dicabut sertifikasinya. Saya pun selalu bilang, semakin alamnya dilestarikan berarti semakin sejahtera juga kehidupan masyarakatnya," terangnya.
Arief berpesan, para stakeholder yang mengurus geopark-geopark di Indonesia harus terus menjaga standar. Tugas Kementerian Pariwisata selanjutnya, yang akan memperjuangkan untuk mempromosikannya sebagai destinasi kelas dunia.
Yang Baru Dekat Borobudur, Kampoeng Dolanan Nusantara
Dekat Candi Borobudur ada Kampoeng Dolanan Nusantara. Di kampoeng ini, traveler akan disuguhkan permainan tradisional sampai wisata edukasi.
Kampoeng Dolanan Nusantara berada di Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Kampung ini berada persis di sebelah utara dari Candi Borobudur atau sekitar 2 Km.
Liburan ke sini, traveler bisa mengajak buah hatinya sekaligus mengenal Kampoeng Dolanan Nusantara yang suasananya masih pedesaan. Pengunjung bisa bermalam atau live-in dengan suasana perkampungan.
Kampoeng Dolanan Nusantara berdiri semenjak 2013 yang lalu. Di sini pengunjung bisa bermain permainan tradisional yang ada seperti egrang, gobak sodor hingga bakiak.
Selain itu, traveler juga bisa belajar membuat anyaman dari bahan daun kelapa dan menabuh gamelan. Bisa juga jalan-jalan menuju lokasi persawahan yang dipenuhi pohon kelapa.
Pengelola Kampoeng Dolanan Nusantara, Abbet Nugroho mengatakan, selain sebagai wahana permainan tradisional, kampung ini juga melayani paket wisata live-in atau belajar hidup di desa.
"Kampoeng Dolanan Nusantara, selain kita sebagai wahana permainan tradisional yang misinya mengenalkan permainan tradisional. Kita juga melayani paket wisata live in atau belajar hidup di desa. Live in rata-rata segmennya anak-anak perkotaan terutama Jakarta. Dalam bulan ini, kita sudah terima 3 kali rombongan live-in semuanya dari Jakarta. Sekali rombongan rata-rata 150-an," kata Abbet pada detikcom saat ditemui di sela-sela menerima rombongan dari SMK Yayasan Perguruan Rakyat 1 Jakarta Selatan di Kampoeng Dolanan Nusantara, Selasa (23/4/2019).
"Prinsipnya mereka di desa diajak, dikenalkan hidup cara orang desa, survival orang desa bagaimana, kemudian bisa belajar langsung dengan orang desa. Di sini bisa mengenal bagaimana jerih payahnya orang desa," katanya.
Untuk jenis permainan tradisional yang ada, katanya, egrang, gasing, bakiak, gobak sodor, dakon, bekel dan ditambah dengan pengenalan budaya daerah.
"Anak-anak diajarkan bagaimana menabuh gamelan, memainkan gending, kemudian belajar tari rakyat khususnya Magelang yakni kubro siswo. Mereka kita bekali juga keterampilan dengan membuat permainan tradisional atau dolanan dari bahan-bahan sekitar," ujarnya.
Untuk 2018 jumlah kunjungan di Kampoeng Dolanan Nusantara rata-rata per bulan ada sekitar 3-4 rombongan. Harapannya pada tahun 2019 jumlah kunjungan wisatawan semakin banyak seiring dengan dibangunnya bandara di Kulon Progo.
"Rata-rata per bulan terima 3-4 rombongan, rata-rata 100 orang. Paket murah meriah untuk pelajar mulai Rp 100.000 sampai Rp 300.000 per orang, wisata berbasis edukasi," kata Abbet.
Komentar
Posting Komentar