Malam Suci Kelahiran Naskah Proklamasi

 Sebuah rumah bergaya Belanda di Menteng pernah jadi tempat maha penting bagi republik ini. Pada suatu malam di bulan Ramadan, Naskah Proklamasi dirancang di sana.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi hadir untuk mengingatkan bangsa Indonesia betapa berartinya para tokoh pejuang kemerdekaan. Bertempat di Jl Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, museum ini memiliki kesan mendalam pada siapapun yang masuk ke dalamnya

Rumah bergaya Eropa ini adalah saksi sejarah detik-detik pembuatan Naskah Proklamasi. Inilah tempat Ir Sukarno menuliskan konsep Naskah Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang telah ditunggu-tunggu oleh seluruh rakyat, setelah segala perjuangan keringat, dan tumpah darah tercurahkan. Kematian, tekanan, perlakuan tak manusiawi sepanjang penjajahan seolah menjadi ingatan yang tak lekang oleh waktu.

Rumah ini dulunya milik Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat Jepang. Pada tanggal 17 Agustus 1945, dini hari menjelang pukul 03.00 WIB, Ir Sukarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebarjo berunding merangkai Naskah Proklamasi untuk mengumumkan kemerdekaan negara Republik Indonesia.

Pada Kamis (15/8/2019) detikcom berkesempatan untuk mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang terletak di Jl Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat. Untuk memasuki museum yang berbentuk rumah ini, wisatawan dikenakan biaya Rp 2.000/orang.

Museum Perumusan Naskah Proklamasi mengikuti perkembangan teknologi. Di bagian depan, Anda akan disambut oleh virtual assistant yang akan membantu mencari informasi seputar museum, serta cerita sejarah proses proklamasi.

Langkah pertama memasuki museum, terlihat ruangan dengan desain klasik nan megah. Ada tangga menuju lantai dua, pada samping kanan terdapat meja panjang dengan kursi-kursi yang tersusun. Lampu hias yang menggantung memberikan kesan rumah pejabat penting pada masa itu, Laksamana Muda Tadashi Maeda.

Pada bagian kiri, kita akan masuk ke ruangan bersejarah, tempat di mana Naskah Proklamasi dibuat oleh Ir Sukarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebarjo. Tempat ini merupakan ruang makan Tadashi Maeda. Mereka berunding untuk menentukan rangkaian Naskah Proklamasi untuk diumumkan esok hari, disaksikan oleh Sukarni, Sayuti Melik dan BM Diah.

Melangkah ke depan ruangan penulisan Naskah Proklamasi, terdapat ruang pertemuan, semacam ruang tamu dengan 4 kursi yang saling berhadapan, 1 di antaranya merupakan kursi panjang, di tengahnya terdapat meja bundar berukuran kecil dimana Ir Soekarno, Moh Hatta Ahmad Soebarjo pertama kali diterima oleh Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk menuliskan Naskah Proklamasi di dalam rumahnya.

Konsep pada naskah ini ditulis oleh Ir Sukarno, lalu Ahmad Soebarjo memberikan pemikirannya pada kalimat pertama teks proklamasi, dilanjutkan dengan Ir Sukarno dan Moh Hatta yang memberikan pemikiran pada kalimat kedua.

Di ruang makan suasana mengharukan terasa, melihat bagaimana letak peristiwa sejarah itu dilakukan. Ada patung Ir Sukarno, Moh Hatta dan Ahmad Soebarjo merancang Naskah Proklamasi. Bayangkanlah Anda ikut bersama mereka 74 tahun silam di rumah yang sama. Mereka bertiga di ruang makan, sementara para tokoh Indonesia lain menunggu di teras dan ruang depan. Ruang makan ini menjadi saksi detik-detik lahirnya Naskah Proklamasi.

Setelah disetujui dan disepakati oleh 40-50 orang yang hadir di ruangan pengesahan, pada waktu menjelang Subuh di bulan Ramadan itu, Bung Karno meminta Sayuti Melik untuk menulis Naskah Proklamasi tersebut. Ruangan pengetikan Naskah Proklamasi terdapat di sebelah dapur, akan terlihat ketika Anda pertama kali memasuki rumah, dengan berjalan lurus ke depan Anda akan menemukan ruangan kecil dimana terdapat patung Sayuti Melik sedang mengetik naskah ditemani oleh BM Diah menggunakan mesin tik.

Komentar

Postingan Populer