Malam Suci Kelahiran Naskah Proklamasi (2)
Dalam penulisan, Sayuti Melik melakukan beberapa perubahan, yaitu pada kata "tempoh" menjadi "tempo", kata "wakil-wakil Bangsa Indonesia" berubah menjadi "Atas nama Bangsa Indonesia". Perubahan juga dilakukan pada penulisan hari, bulan dan tahun yang sebelumnya "Djakarta, 17-8-05" menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05".
Setelah naskah selesai diketik, maka langsung ditandatangani oleh Ir Sukarno dan Moh Hatta di atas piano yang terdapat di bawah tangga depan ruangan pengetikan. Piano tua ini menjadi benda bersejarah setelah penandatanganan itu.
Keesokan harinya setelah penandatanganan, proklamasi diumumkan di depan rakyat Indonesia, berlokasi di depan rumah Ir Sukarno di Jl Pegangsaan Timur No 56. Masyarakat yang hadir bersorak gembira menyambut kemerdekaan yang telah ditunggu-tunggu. Pada kota-kota tertentu, di waktu yang tidak bersamaan proklamasi kemerdekaan juga dilakukan, seperti di Surabaya pada tahun 1949, Kalimantan Barat pada tahun 1949 dan Bukittinggi pada tahun 1946.
Cerita sebelum dan sesudah kemerdekaan akan Anda dapatkan di lantai ke dua Museum, di sana terdapat koleksi museum yang menceritakan tentang peristiwa menjelang proklamasi dari kurun waktu 1942-1950. Dengan mendownload aplikasi yang tersedia, Anda dapat melihat gambar bergerak dengan mengarahkan telepon genggam ke koleksi museum yang terpasang.
Gambar bergerak itu akan menceritakan tentang cerita peristiwa kemerdekaan dalam kurun waktu tertentu. Setelah melihat koleksi-koleksi museum, Anda akan tahu bagaimana sulitnya perjuangan para tokoh pejuang dalam memerdekakan negara Indonesia. Jatuh, bangun dan terpuruk tidak menyurutkan langkah pejuang untuk kemerdekaan bangsa.
Selain koleksi museum, terdapat pula koleksi-koleksi barang pribadi peninggalan para tokoh-tokoh yang hadir pada saat perumusan Naskah Proklamasi seperti topi, dasi, pakaian, ikat kepala dan lain sebagainya. Terdapat nama pemilik di samping barang-barang yang diletakkan di dalam etalase ini.
Museum ini juga memiliki kegiatan-kegiatan edukatif yaitu pameran konferensi meja bundar dan pengakuan kedaulatan yang dihadiri oleh siswa siswi SD, SMP dan SMA.
Pihak museum mengundang 150 sekolah bekerja sama dengan Dinas Perhubungan.
"Tahun ini kita mengundang 150 sekolah SD, SMP, SMA di Jabodetabek dan kerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk antar jemput mereka dan dengan Dinas Pendidkan DKI untuk memberi surat rekomendasi ke sekolah mereka bisa datang ke sini," ujar Wahyuni, Edukator Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Bertempat di aula, siswa-siswi yang datang ke lokasi tersebut akan diberikan informasi tentang museum dilanjutkan dengan berkeliling, kemudian mereka juga bisa coba-coba multimedia dan museum digital yang ada di sini.
"Anak-anak bisa lihat pertunjukan film di audiovisual, kemudian melihat pameran, dan juga nanti di akhir ada permainan di belakang ada permainan ular tangga. Anak-anak kan senang main game tapi ada pertanyaan-pertanyaannya yang bisa terjawab berdasarkan pameran di aula," kata Wahyuni.
Museum Naskah Proklamasi menjadi bukti sejarah yang tidak boleh dilupakan saat kita menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia Kita sebagai bangsa Indonesia sepatutnya mencontoh para pejuang yang tidak pernah menyerah dalam menyejahterakan rakyat dan mencintai negara Republik Indonesia.
Komentar
Posting Komentar