Waspada, Ini Cara Hipertensi Bisa Sebabkan Kematian Menurut WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi penyebab utama kematian dini di dunia. Penyakit ini juga dirasakan oleh pebulutangkis peraih emas olimpiade 2008 Markis Kido sebelum wafat.
Menurut WHO, ada sekitar 1,13 miliar orang di dunia yang mengidap hipertensi. Sebagian besar adalah mereka yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
"Pada tahun 2015, 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita menderita hipertensi. Sementara hanya kurang 1 dari 5 orang yang hipertensinya terkontrol," ujar WHO dalam laman resminya.
Bagaimana hipertensi bisa menyebabkan kematian?
WHO menjelaskan hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada jantung. Selain itu, penyakit ini juga bisa meningkatkan risiko stroke dan gagal ginjal.
Berikut sejumlah komplikasi yang dapat muncul akibat hipertensi.
Nyeri dada atau angina
Serangan Jantung, yang terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat dan sel-sel otot jantung mati karena kekurangan oksigen. Semakin lama aliran darah tersumbat, maka semakin besar pula kerusakan yang terjadi pada jantung
Gagal jantung, yang terjadi ketika jantung tak lagi dapat memompa cukup darah dan oksigen ke organ tubuh vital lainnya
Detak jantung yang tidak teratur akibat hipertensi juga bisa menyebabkan kematian mendadak
Aliran darah dan oksigen yang terhambat ke ke otak karena hipertensi dapat memicu terjadinya stroke
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang berujung pada gagal ginjal.
Berbagai macam penyakit tersebut tentu bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, mulai dari sekarang lakukanlah pengecekan tekanan darah secara rutin setidaknya dua tahun sekali setelah berusia di atas 18 tahun dan terus menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.
Pasalnya, hipertensi seringkali tak bergejala dan keluhannya baru muncul ketika penyakit tersebut sudah semakin parah. Hipertensi dapat didiagnosis apabila tekanan darah sistolik berada di kisaran 130-139 mmHg dan diastolik berkisar di antara 80-89 mmHg.
https://movieon28.com/movies/just-heroes/
Virus Corona Varian Delta Kembali Bermutasi, Jadi 'Delta Plus'
Pada bulan Mei 2021, WHO menyatakan strain B1617.2 sebagai varian 'Delta' dari SARS-CoV-2. Varian itu diidentifikasi sebagai salah satu penyebab gelombang kedua infeksi virus corona yang menghantam India di awal tahun ini.
Saat ini ilmuwan mendapati virus corona varian Delta telah bermutasi dan membentuk varian Delta Plus AY.1. Data awal menunjukkan varian Delta Plus resisten terhadap pengobatan antobodi monoklonal, sebuah metode perawatan pasien Corona yang disahkan oleh Central Drugs Standard Control Organization (CDSCO).
Seorang ilmuwan yang mendalami bidang genome sequencing, Bani Jolly, mengatakan sejumlah kecil sekuens Delta B1617.2 memiliki mutasi lonjakan K4176N yang ditemukan di laboratorium GISAID.
"Sekuens ini telah diidentifikasi dalam genom 10 negara. Urutan baru-baru ini telah ditetapkan sebagai garis keturunan AY.1 (B1617.2.1), subgaris keturunan varian Delta, karena kekhawatiran tentang K417N adalah salah satu mutasi yang ditemukan pada varian Beta (B1351)," kata Jolly dikutip dari India Today.
Komentar
Posting Komentar