Viral Antrean Pasien, Ini Catatan Kasus COVID-19 Wisma Atlet Sepekan Terakhir
Potret antrean di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran mendadak viral di media sosial. Dibagikan dr Tompi dalam akun Twitter pribadinya, ia menghimbau agar netizen tak lengah protokol kesehatan melihat kasus Corona yang kembali meningkat.
"Video ini sy gak tau siapa yg rekam, tp semoga bs menjadi pengingat kita semua ya. Bukan untuk menakut2i tp TOLONG PAKE MASKER krn kl ampe sakit dapat ruangannya susah," cuitnya dalam laman Twitter pribadi.
Koordinator Humas RSD COVID-19 Wisma Atlet Letkol TNI Laut M Arifin membenarkan kondisi antrean viral di media sosial. Ia menegaskan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) saat ini mencapai 68,72 persen.
"Ini sudah ditambah kapasitas kamarnya, sekarang ya Wisma Atlet lampu kuning menuju merah, tetap waspada," kata dia, dikutip dari CNNIndonesia Selasa (15/6/2021).
Berdasarkan data RSD Wisma Atlet yang diterima detikcom, lonjakan kasus terlihat mulai Kamis lalu dengan catatan lebih dari 400 kasus, sementara di . Berikut penambahan kasus COVID-19 di sana dalam sepekan belakangan, per pukul 20:00.
Rabu (9/6/2021)
Kasus baru: -
Total pasien: 3.217 kasus
Kamis (10/6/2021)
Kasus baru: 409 kasus
Total pasien: 3.626 kasus
Jumat (11/6/2021)
Kasus baru: 326 kasus
Total pasien: 4.019 kasus
Sabtu (12/6/2021)
Kasus baru: 437 kasus
Total pasien: 4.507 kasus
Minggu (13/6/2021)
Kasus baru: 317 kasus
Total pasien: 4.836 kasus
Senin (14/5/2021)
Kasus baru: 132 kasus
Total pasien: 5.028 kasus
Selasa (15/5/2021)
Kasus baru: 398 kasus
Total pasien: 5.453 kasus
https://movieon28.com/movies/in-the-blood/
Sederet Atlet Tumbang karena Masalah Jantung, Ini Pesan dr Tirta
Berturut-turut, dua olahragawan beken kolaps di lapangan. Tak lama berselang setelah gelandang Denmark Christian Eriksen mengalami cardiac arrest meski akhirnya terselamatkan, legenda bulutangkis Markis Kido harus berpulang saat sedang latihan. Diduga serangan jantung, meski belum ada informasi resmi tentang penyebabnya.
Pebulutangkis peraih emas Olimpiade 2008 Markis Kido meninggal dunia, Senin (14/6/2021). Sebelumnya, pria berusia 36 tahun ini memang memiliki riwayat hipertensi.
Dokter yang juga influencer Tirta Mandira Hudhi alias dr Tirta mengingatkan, atlet rentan mengalami masalah pada otot jantung yang berisiko memicu cardiac arrest atau henti jantung.
"Kasus pada Markis Kido mirip dengan kasus Eriksen. Henti jantung adalah kondisi di mana jantung berhenti berdetak disebabkan pompa jantungnya bermasalah akibat gangguan kelistrikan atau sumbatan di arteri-arteri besar jantung," bebernya, dikutip dari laman Instagram resmina @dr.tirta, atas izin yang bersangkutan, Selasa (15/6/2021).
Menurutnya, gangguan seperti ini amat bisa terjadi pada atlet disebabkan aktivitas fisik berlebih yang menyebabkan pemompaan jantung terganggu, sehingga suplai darah ke organ penting seperti otak terhambat.
Awam pun perlu paham CPR
Mengingat kasus henti jantung ini bukan kali pertama, dr Tirta menegaskan pentingnya pelatihan resusitasi jantung paru (RJP) atau cardiopulmonary resuscitation (CPR) sebagai pertolongan pertama pada kolaps akibat henti jantung.
Pasalnya, penanganan tepat dalam 10 menit pertama sangat krusial untuk menyelamatkan pasien.
"Perlunya pelatihan RJP (resusitasi jantung paru) untuk orang awam sejak dini di sekolah-sekolah. Sehingga jika ada sekitar kita terkena serang jantung, golden period 10 menit bisa dimanfaatkan untuk RJP yang benar," terangnya.
Langkah pencegahan juga bisa dilakukan dengan check up jantung secara rutin. Terutama, pada kalangan atlet yang kerap mengalami penebalan dinding jantung akibat intensitas latihan yang tinggi.
"Atlet rentan terkena serangan jantung karena konsekuensi aktivitasnya. Sehingga wajib monitor kesehatan jantung secara rutin. Lebih lanjutnya silakan konsul ke dokter spesialis jantung pembuluh," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar