RS Penuh, Kesatria Corona di India Meninggal karena COVID-19
Seorang pria yang telah bekerja mengkremasi 1.300 jenazah pasien Corona di India, dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi virus tersebut.
Pria bernama Chandan Nimje itu merupakan pensiunan pegawai pemerintah yang bertugas secara sukarela di King Cobra Youth Force (KCYF), untuk mengkremasi korban COVID-19. Hal itu yang membuatnya dijuluki sebagai 'Kesatria Corona', karena berani mengurus jenazah saat pihak keluarga menolak untuk mengurusnya.
Diketahui, Nimje tertular virus Corona usai melakukan vaksinasi dosis pertamanya. Ia mengalami demam ringan, disusul dengan dua putra, saudara perempuannya, serta istrinya yang juga mulai menunjukkan gejala COVID-19.
Saat terpapar, Nimje tidak bisa mendapatkan perawatan dan tempat tidur yang layak di rumah sakit. Hingga akhirnya kondisinya terus memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada 26 Mei 2021 lalu.
Nimje pun mendapatkan penghargaan dari Wali Kota Nagpur, India. Itu diberikan sebagai penghormatan atas keberaniannya selama 18 bulan mengurus pada pasien COVID-19.
Ketika Nijme sakit, teman kerjanya yaitu Arvind Rataudi mengatakan sudah mendatangi banyak orang untuk meminta bantuan. Mulai dari komisaris hingga pejabat tinggi di Nagpur Municipal.
"Kami mendekati semua orang, tidak hanya untuk meminta bantuan dari segi finansial, tetapi untuk tempat tidur dan obat-obatan. Tetapi, tidak ada yang merespon," katanya yang dikutip dari Mirror UK, Sabtu (5/6/2021).
Melihat kasus temannya, Rataudi merasa pemerintah telah gagal mengatasi pandemi.
"Jika kami dan ribuan aktivis kami gagal mendapatkan bantuan tepat waktu seperti pria ini, bayangkan penderitaan warga biasa lainnya karena sikap otoritas pemerintah seperti itu," pungkasnya.
https://nonton08.com/movies/sing-2-2/
ITAGI Kaji Kemungkinan Beri Vaksin Sinovac untuk Anak dan Remaja
Beberapa negara kini mulai memberikan vaksin COVID-19 untuk usia anak dan remaja di tengah kasus yang meningkat. Sebagai contoh Amerika Serikat (AS) mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer untuk anak-anak, sementara China mengizinkan vaksin Sinovac.
Di Indonesia, penggunaan vaksin COVID-19 untuk kelompok anak dan remaja masih belum mendapat izin otoritas kesehatan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan izin menunggu rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), organisasi profesi, dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Hal ini dilakukan untuk melihat vaksin mana yang cocok digunakan untuk anak-anak nantinya.
Ketua ITAGI Profesor Dr Sri Rezeki, SpA(K), menjelaskan kemungkinan kelompok anak dan remaja di Indonesia mendapat vaksin Sinovac. Saat ini tim masih menunggu data-data dari publikasi ilmiah.
"Kita masih menunggu publikasi ilmiahnya," kata Prof Sri pada detikcom, Sabtu (5/6/2021).
Tekanan agar anak-anak mendapat vaksinasi COVID-19 saat ini meningkat, salah satunya karena target sekolah tatap muka di bulan Juli.
Komentar
Posting Komentar