Melonjak! Varian 'Ganas' Corona di Indonesia Capai 145 Kasus, Catat Sebarannya
Varian baru Corona yang diwaspadai dunia menyebar luas ke wilayah Indonesia. Hampir seluruh provinsi Indonesia mencatat kasus variant of concern (VOC) yang diyakini menular lebih cepat hingga memperberat gejala COVID-19.
Varian Delta yang pertama kali muncul di India saat diterpa tsunami COVID-19, kini mendominasi di Jawa Tengah, terutama Kudus. Situasi Corona di Kudus tampak mengkhawatirkan dalam beberapa pekan ke belakang lantaran kasus COVID-19 meningkat 30 kali lipat dan hunian bed pasien ICU Corona melampaui 90 persen.
Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi membenarkan kasus varian baru Corona di Indonesia sudah mencapai 145 kasus. Varian Alpha sebanyak 36 kasus, varian Beta sebanyak 5 kasus, dan varian Delta paling tinggi yaitu 104 kasus.
Berikut sebaran detail variant of Concern (VOC) yang dihimpun Kemenkes RI hingga 13 Juni 2021.
Kepulauan Riau: 1 kasus
Varian Corona Alpha: 1 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
- Batam
Sumatera Utara: 2 kasus
Varian Corona Alpha: 2 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
Medan
Tanjung Balai
Sumatera Selatan: 4 kasus
Varian Corona Alpha: 1 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: 3 kasus
Tersebar di:
Palembang
Prabumulih dan Penukai Abab Lematang Ilir
Riau: 1 kasus
Dumai (varian Alpha)
DKI Jakarta: 48 kasus
Varian Corona Alpha: 24 kasus
Varian Corona Beta: 4 kasus
Varian Corona Delta: 20 kasus
Jawa Tengah: 76 kasus
Varian Corona Alpha: 1 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: 75 kasus
Tersebar di:
Brebes
Cilacap
Kudus
Jawa Barat: 2 kasus
Varian Corona Alpha: 2 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
Karawang
Jawa Timur: 3 kasus
Varian Corona Alpha: 2 kasus
Varian Corona Beta: 1 kasus
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
Surabaya
Bali: 1 kasus
Varian Corona Alpha: 1 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
Denpasar: 1 kasus
Kalimantan Tengah: 3 kasus
Varian Corona Alpha: -
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: 3 kasus
Tersebar di:
Gunung Mas
Palangka Raya
Kalimantan Selatan: 1 kasus
Varian Corona Alpha: 1 kasus
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: -
Tersebar di:
Tapin
Kalimantan Timur: 3 kasus
Varian Corona Alpha: -
Varian Corona Beta: -
Varian Corona Delta: 3 kasus
Tersebar di:
Samarinda
https://movieon28.com/movies/lost-souls/
Corona Ngamuk! Ahli: Kalau Tak Lockdown, Bakal Banyak yang Seperti Kudus
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono menilai surveilans Corona di Indonesia tak berjalan baik sehingga sulit menggambarkan kondisi kasus COVID-19 yang sebenarnya terjadi. Melihat tren peningkatan kasus COVID-19 saat ini, Miko menilai pemerintah sudah waktunya tegas menerapkan kebijakan.
"Kalau pemerintah tidak mengambil jalan untuk melakukan lockdown ya tinggal tunggu saja semua kabupaten mungkin sebagian besar dari 514 kabupaten, mungkin ratusan kabupaten akan seperti Kudus," beber Miko saat dihubungi detikcom.
Tak perlu lockdown nasional, kata Miko, di mana ada peningkatan kasus COVID-19 signifikan dalam satu wilayah kabupaten atau kota, perlu untuk segera lockdown. Menurutnya, lockdown akan efektif ditetapkan dalam tingkat kelurahan, kecamatan, atau kabupaten/kota dibandingkan hanya pada tingkatan RW.
"Menurut saya sekarang setiap kabupaten dilihat sebaran kasusnya apakah diperlukan lockdown tingkat kelurahan atau desa atau kecamatan, menurut saya harus pada tingkat itu ya. Kalau tingkat RW kemungkinan tidak akan berjalan baik," lanjut dia.
Contact tracing masih rendah
Jumlah contact tracing dinilai Miko masih terlalu rendah, hal ini otomatis berdampak pada seberapa banyak testing COVID-19 dilakukan. Miko mendesak agar tracing dilakukan oleh tenaga kesehatan.
"Oleh karena itu tidak dapat melihat peningkatan di kabupaten atau kota, contact tracingnya masih terlalu rendah, lakukan contact tracing dengan benar dengan tenaga profesional tenaga kesehatan," sambungnya.
"Kalau itu nggak ada biayanya libatkan sekolah perawatan yang ada di kabupaten atau kota masing-masing, jadi menurut saya paksa tapi dibayar, itu demi negara," jelas Miko.
Miko kembali mengingatkan, ekonomi tak akan berjalan lancar selama masalah kesehatan tak diutamakan. Terlebih, menurutnya wabah Corona menjadi tanggung jawab pemerintah berdasarkan UU No 9 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular.
"Jangan takut kepada zona merah, takutlah kepada kalau rakyatnya mati, kalau rakyatnya sakit COVID-19, jadi takutlah itu," pesannya sembari menegaskan evaluasi terkait pengendalian pandemi virus Corona di wilayah masing-masing.
Komentar
Posting Komentar