Machine Learning Bikin GTA V Lebih Realistis

 Grand Theft Auto (GTA) V sebenarnya adalah game yang impresif dari segi tampilannya, karena sangat mirip dengan kehidupan di Los Angeles, Amerika Serikat.

Namun proyek machine learning dari Intel Labs bernama Enhancing Photorealism Enhancement membuat tampilan GTA V itu menjadi jauh lebih realistis, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Senin (17/5/2021).


Stephan R. Richter, Hassan Abu Alhaija, dan Vladen Kolten adalah orang di balik proyek tersebut. Dan machine learning buatan mereka tersebut membuat tampilan GTA V layaknya kondisi asli di Los Angeles.


Bahkan, gambar di GTA V terlihat seperti gambar yang diambil menggunakan HP dari dalam mobil dengan kaca yang sedikit kotor. Benar-benar terlihat nyata!


Menurut peneliti di Intel Labs, teknologi ini berfungsi berdasarkan data yang mereka masukkan ke dalam neural networknya. Dan data yang dipakai itu kebanyakan berasal dari foto-foto di jalanan Jerman.


Para peneliti itu menyebut peningkatan kualitas grafis yang ditawarkan itu jauh lebih tinggi dibanding konversi photorealistic yang ada saat ini, karena menggabungkan informasi geometris dari GTA V itu sendiri.


Mungkin penerapan photorealism ini tak akan terjadi dalam waktu dekat di GTA V ataupun game lainnya. Namun penerapan AI dalam game tentu sudah ada saat ini.

Contohnya adalah AI upscalling, yaitu kartu grafis akan mengolah game dalam resolusi lebih kecil (misalnya 1080p) namun menghasilkan output dengan resolusi lebih besar (misalnya 1440p atau bahkan 2160p), tanpa harus kehilangan kualitas gambar.


Hal ini tentu bermanfaat untuk mengurangi beban kerja GPU saat mengolah game, karena pengolahan grafis dengan resolusi kecil selain meringankan beban kerja GPU, namun juga bisa menghemat penggunaan daya, dan tentu mengurangi panas yang dihasilkan oleh GPU.

https://maymovie98.com/movies/bait-4/


Ilmuwan Desak WHO Tanggapi Serius Teori Virus Corona Bocor dari Lab


Asal usul virus Corona baru hingga saat ini masih belum jelas. Sekelompok ilmuwan terkemuka mendesak organisasi kesehatan dunia WHO menanggapi dengan serius teori yang menyebutkan virus Corona disebabkan kebocoran laboratorium.

Dikutip dari Reuters, Senin (17/5/2021) para ilmuwan tersebut meminta teori ini ditelusuri lebih lanjut hingga ada data yang membuktikannya salah. Untuk diketahui, COVID-19 yang muncul di China pada akhir 2019, telah menewaskan lebih dari 3,34 juta orang.


"Penyelidikan lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan asal mula pandemi," kata 18 ilmuwan antara lain termasuk ahli mikrobiologi klinis dari University of Cambridge Ravindra Gupta, dan peneliti evolusi virus dari Fred Hutchinson Cancer Research Center Jesse Bloom.


"Teori pelepasan secara tak sengaja dari laboratorium dan limpahan zoonosis tetap dapat dipertahankan," tulis salah satu ilmuwan, profesor mikrobiologi di Stanford University David Relman, dalam sebuah surat kepada jurnal ilmiah Science.


Penulis surat mengatakan, penyelidikan WHO tentang asal-usul virus tidak membuat pertimbangan yang adil terkait teori bahwa virus itu mungkin berasal dari insiden laboratorium.


Dalam laporan akhirnya yang ditulis bersama dengan para ilmuwan China, tim WHO yang menghabiskan empat minggu di dan sekitar Wuhan pada Januari hingga Februari mengatakan, virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain, dan kebocoran laboratorium adalah sangat tidak mungkin. Namun, ada banyak sekali gagasan berbeda tentang asal-usul virus termasuk serangkaian teori konspirasi.


"Kita harus menganggap serius hipotesis tentang limpahan alam dan laboratorium sampai kita memiliki data yang cukup," kata para ilmuwan, seraya menambahkan bahwa penyelidikan yang cermat dan tidak memihak secara intelektual perlu dilakukan.

https://maymovie98.com/movies/from-vegas-to-macau-ii/

Komentar

Postingan Populer