Jelang Libur, Si Kecil Mau Sunat? Booking Jauh-jauh Hari Ya
Menjelang hari libur sekolah, orang tua biasanya akan memanfaatkan waktu libur panjang untuk menyunatkan anaknya. Namun, bagi para Ibu-Ayah yang memiliki rencana demikian, sebaiknya buat perjanjian dari jauh-jauh hari.
Pasalnya, tak sedikit orang tua yang memiliki rencana yang sama. Biasanya, pada musim libur panjang sekolah, klinik sunat maupun rumah sakit anak akan mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan.
Oleh sebab itu, daripada buang-buang waktu dengan mendatangi tempat sunat, lalu ternyata penuh dan tidak lagi menerima pasien, sebaiknya manfaatkan lah fasilitas untuk melakukan reservasi dokter.
Salah satu klinik yang mengaku mengalami peningkatan pengunjung saat liburan sekolah anak adalah Rumah Sunat dr Mahdian, yakni salah satu pusat khitan anak yang telah memiliki lebih dari 40 cabang di Indonesia.
"Pasti (ada peningkatan kunjungan). Jadi selama setahun itu peningkatan kunjungan itu ada dua kali. Di bulan Mei-Juli, yang kedua di Desember-Januari. Jadi setahun itu ada dua musim (peningkatan kunjungan)," ujar Tien, salah satu pengelola Rumah Sunat dr Mahdian saat dihubungi detikcom, Kamis (4/6/2021).
Menurutnya, orang tua yang ingin menyunatkan anak sebaiknya melakukan reservasi terlebih dahulu beberapa hari sebelum datang ke klinik. Meski tersedia pendaftaran on the spot atau langsung di tempat, tidak ada jaminan bahwa anak bisa langsung mendapatkan layanan pada hari yang sama, terutama saat musim liburan seperti saat ini.
"Menjelang hari libur semester bisa reservasi. Kami menerima reservasi, sebetulnya bisa juga on the spot, tetapi ketika saat itu klinik memang available," jelasnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Haji Mahfudz Zayadi, seorang 'bengkong' atau praktisi sunat tradisional Betawi dari tempat sunat 'Bengkong Si Pitung' yang mengatakan bahwa orang yang datang mengunjungi lokasinya untuk disunat bisa melebihi 3 orang dalam sehari saat libur sekolah.
"Dibanding hari biasa kalau hari biasa seminggu 2-3 kali. Kalau liburan, satu hari di atas 3 orang begitu. Plus kalau Muharram, biasanya ada sunat massal bisa sampai 20-30 orang sehari misalnya," kata Mahfudz saat ditemui di Jakarta, Jumat (4/6/2021).
https://nonton08.com/movies/mission-impossible-iii/
Kasus COVID-19 di Antara Anak-anak yang Kini Jadi Perhatian Dunia
Berbagai negara melaporkan peningkatan kasus COVID-19 di kelompok anak-anak. Malaysia sebagai contoh melaporkan per tanggal 31 Mei 2021 sudah ada lebih dari 80.000 kasus COVID-19 pada anak baru lahir sampai 17 tahun.
Sementara itu Amerika Serikat (AS) melihat tingkat remaja yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 juga semakin tinggi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melaporkan kini tingkat remaja usia 12-17 tahun yang dirawat karena COVID-19 ada 1,3 per 100.000 penduduk.
Setidaknya ada 204 kasus remaja AS positif COVID-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit dari bulan Januari sampai Maret 2021. Sebanyak 31 persen di ICU dan sekitar lima persen mendapat ventilator.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) Rochelle Walensky menyebut kondisi ini 'mengkhawatirkan'.
"Saya sangat khawatir dengan angka rawat kelompok remaja dan sedih melihat banyaknya yang membutuhkan perawatan intensif dan alat bantu ventilator," kara Rochelle seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (5/6/2021).
Pemerintah AS merespons situasi dengan mulai memberikan vaksin COVID-19 pada kelompok anak-anak.
Di Indonesia, studi terbaru oleh peneliti dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan angka kematian pasien Corona anak-anak cukup tinggi. Dari 50 kasus anak 10 tahun ke atas yang dirawat karena COVID-19, sebanyak 20 kasus atau sekitar 40 persen meninggal dunia.
Menurut peneliti utama, Rismala Dewi, hampir semua anak yang meninggal tersebut memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Bahkan beberapa di antaranya mengidap lebih dari satu komorbid.
"Jadi dalam penelitian memang belum bisa kita menyimpulkan bahwa anak-anak ini murni kematiannya karena COVID. Jadi di highlight bahwa pemeriksaan SARS-COV-2-nya positif," kata Rismala dalam webinar yang diadakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jumat (4/6/2021).
Komentar
Posting Komentar