Heboh Siklus Menstruasi Berubah Usai Vaksin Corona, Komnas KIPI Angkat Bicara

  Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan belum ada laporan kasus soal siklus menstruasi yang terganggu pasca divaksin Corona. Pernyataan dirinya menyusul keluhan viral di media sosial terkait siklus menstruasi yang belakangan disebut 'berantakan' pasca disuntik, dikaitkan dengan dugaan efek samping vaksin.

"Jadi kan list KIPI-nya sendiri itu kita lihat dari clinical trial fase I, fase II, fase III, sama laporan yang masuk dari seluruh Indonesia. Nggak ada tuh (kasusnya)," kata Prof Hindra saat dikonfirmasi detikcom Senin (21/6/2021).


"Untuk memastikan itu benar harus ke dokter kebidanan, untuk diperiksa hormonnya, diperiksa USG, diperiksa darahnya, jadi jangan menganggap ini karena vaksin tahu-tahu miom, tahu-tahu kanker, tahu-tahu infeksi," sambungnya.


Tetap tercatat di KIPI, tetapi tak berkaitan

Prof Hindra menyarankan, ada baiknya yang bersangkutan langsung membawa keluhan ke dokter kandungan. Meski begitu, efek samping tersebut tetap tercatat sebagai KIPI tetapi tidak berkaitan dengan vaksin COVID-19.


Hal ini dikarenakan keluhan yang dialami terkait siklus menstruasi tidak tercatat atau masuk dalam efek samping di uji klinis vaksin COVID-19 baik dari fase pertama hingga fase ketiga. Tak bisa langsung mengaitkan suatu kejadian pasca vaksinasi sebagai kategori efek samping vaksin.


"Jadi daripada penasaran harus segera memastikan apakah ada kelainan yang lain, dari saya, kemungkinan besar tidak ada keterkaitan," tegasnya.


"Tercatat sebagai KIPI namun tidak terkait dengan vaksinasi, di laporannya nggak ada, kalau ada laporan KIPI itu kan harus terkait data. Harus ada alurnya, harus ada benang merahnya, nggak bisa tiba-tiba misalnya gara-gara vaksin," pungkasnya.

https://maymovie98.com/movies/the-real-da-vinci-code/


Dialami Bintang Emon, Ini Bedanya Batuk Biasa Vs Batuk Gejala COVID-19


 Komika Bintang Emon baru saja mengumumkan dirinya positif COVID-19. Kabar ini ia sampaikan dalam sebuah unggahan video di akun Instagram pribadinya.

Dalam video berdurasi satu menit itu, ia menyebutkan gejala-gejala yang ia rasakan. Layaknya sedang mengunggah video endorsement, Bintang Emon mendeskripsikan gejala COVID-19 dengan gaya jenaka. Misalnya soal gejala, ia mengibaratkannya seperti syarat dan ketentuan dari pihak yang meng-endorse.


"Syaratnya sih simpel. Napas terengah-engah, terus mual-mual, terus batuk-batuk, sama sakit kepala banget," ungkapnya.


Batuk termasuk gejala yang paling umum dialami pasien COVID-19. Tetapi, tidak semua keluhan batuk menandakan terinfeksi COVID-19.


Lalu, apa perbedaan batuk biasa dengan batuk sebagai gejala COVID-19?


1. Waktu kemunculan

Waktu kemunculan gejala batuk adalah hal pertama yang harus diperhatikan. Menurut spesialis paru dr Budhi Imansyah, SpP, FISR, dari Primaya Hospital Bekasi Barat, batuk karena COVID-19 muncul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas dan terus-menerus.


Selain itu, batuk biasanya disebabkan oleh kondisi tertentu. Misalnya baru saja terpapar kotoran, asap kendaraan, atau karena perubahan cuaca. Sedangkan pada kasus COVID-19, batuk datang tiba-tiba tanpa ada penyebab lain.


2. Batuk kering

Pada pasien yang terinfeksi COVID-19, gejala batuk biasanya tidak disertai dahak atau disebut batuk kering. Batuk kering karena COVID-19 juga terdengar lebih berat dan berasal dari paru-paru bagian bawah.


Namun, kamu juga harus tetap waspada jika kamu mengalami batuk berdahak. Menurut dr Budhi, pasien COVID-19 juga bisa mengalami batuk berdahak jika sudah ada di kondisi yang lebih serius.


Batuk berdahak pada pasien COVID-19 bisa disebabkan oleh cairan yang mengisi paru-paru hingga dapat menimbulkan pneumonia.

https://maymovie98.com/movies/the-da-vinci-code/

Komentar

Postingan Populer