Hanya B1617.2 yang Masuk Varian Delta 'Bahaya' Menurut WHO, Ini Alasannya
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan hanya B.1.617.2, salah satu dari tiga jenis varian B.1.617 COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India, menjadi 'variant of concern (VOC)', sementara kedua jenis varian Delta lainnya memiliki tingkat penularan lebih rendah.
Seperti diketahui, varian Delta yang pertama kali ditemukan di India dibagi menjadi tiga strain yaitu B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3.
"Varian B1617.2 yang berlabel varian Delta tetap menjadi VoC (Variant of Concern). Kami terus mengamati peningkatan penularan yang melaporkan wabah terkait dengan varian ini. Studi lebih lanjut soal dampak varian ini tetap menjadi prioritas tinggi bagi WHO," kata pengawas kesehatan global WHO dalam pembaruan epidemiologi mingguan.
WHO menyebut B1617.2 yang dikenal sebagai varian Delta ini telah menyebar ke 62 negara di dunia per 1 Juni 2021 lalu. Mereka juga mengatakan bahwa varian hybrid baru yang dilaporkan di Vietnam diduga merupakan variasi dari varian Delta.
Baca juga: WHO Ubah Nama Varian Corona, Jadi Lebih Mudah Diingat Nggak Nih?
"Yang kami pahami adalah bahwa ini adalah varian B1617.2 dengan satu penghapusan tambahan di lokasi spike protein. Kami tahu bahwa B1617.2, varian Delta, memang mengalami peningkatan transmisi yang membuatnya bisa menyebar lebih mudah antarmanusia," jelas Pimpinan teknis WHO untuk COVID-19 Maria Van Kerkhove, dikutip dari Bussines Today, Kamis (3/6/2021).
Varian Delta memiliki tiga jenis strain, yaitu B1617.1, B1617.2, dan B1617.3. Maria mengatakan strain B1617.1 yang dikenal sebagai varian Kappa telah direklasifikasikan sebagai Variant of Interest (VoI), sedangkan B1617.3 belum diklasifikasikan.
Terkait varian Kappa (B1617.1), WHO mencatat sementara Kappa menunjukkan adanya peningkatan penularan di lokasi tertentu. Tetapi, hal itu akan terus dipantau secara teratur.
https://trimay98.com/movies/mission-impossible/
Pakai Vaksin Sinovac, Kehidupan di Kota Ini Sudah Nyaris 'Normal' Lagi
Vaksin Corona Sinovac sempat diragukan usai menunjukkan angka efikasi yang lebih rendah dibandingkan vaksin mRNA seperti Pfizer dan Moderna.
Nyatanya, berkat vaksinasi Sinovac, kini kota berpenduduk hampir 46 ribu jiwa nyaris sepenuhnya kembali hidup normal sebelum pandemi Corona. Hanya satu pasien kritis COVID-19 yang tengah dirawat di Serrena, Brasil, wanita itu menolak saat ditawari mengikuti uji coba vaksin Sinovac dan memilih menunggu vaksin Pfizer.
Hidup kembali 'normal'
Dikutip dari Newscomau, banyak warga Brasil di kota tersebut menerima vaksinasi Sinovac. Vaksinasi Sinovac nyaris membuat Serrena kembali normal, para dokter yang merawat pasien melihat beban faskes jauh berkurang.
Mereka kini membantu rekan kerja melawan penyakit lain dan mulai kembali makan siang di rumah. Para warga kembali mengobrol bebas dengan tetangga dan mengadakan pesta barbeque akhir pekan.
Banyak orang datang ke Serrana untuk potong rambut dan jalan-jalan ke restoran.
"Kami sekarang nyaris 'normal' seperti dulu," jelas Rogério Silva, seorang staf di sebuah toko untuk minuman dan makanan ringan murah, mengatakan dalam sebuah wawancara.
"Beberapa minggu yang lalu, orang tidak akan mengantre di sini, tidak akan makan di dalam, dan saya tidak akan membiarkan mereka menggunakan kamar mandi. Sekarang sudah seperti biasa," sambungnya.
Vaksinasi Sinovac juga tampaknya akan diperluas. Terlebih, usai Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ikut memasukkan vaksin Sinovac ke dalam daftar izin penggunaan darurat (EUL) untuk usia 18 tahun ke atas.
https://trimay98.com/movies/mission-impossible-rogue-nation/
Komentar
Posting Komentar