Benarkah Tangan Dingin Tanda Penyakit Jantung? Begini Penjelasan Dokter
Penyakit jantung merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Penyakit ini pun tidak luput dari mitos dan fakta yang beredar di masyarakat. Salah satunya yang sering kali terdengar adalah kabar bahwa tangan dingin menandakan penyakit jantung.
Namun, apakah benar tangan atau kaki yang dingin bisa dijadikan sebagai patokan bahwa seseorang mengidap penyakit jantung? Menurut dr Radityo Prakoso, SpJP (K) dari Heartology Cardiovascular Center, tangan yang dingin belum tentu tanda penyakit jantung.
"Jadi kalau tangan dingin, udah pasti sakit jantung nggak? Belum tentu ya," kata dr Radityo dalam webinar Penyakit Jantung Bawaan, Sabtu (29/5/2021).
Menurutnya, masyarakat tidak seharusnya langsung melakukan diagnosis sendiri. Alih-alih berspekulasi hal-hal yang membuat tidak tenang, dr Radityo mengimbau masyarakat untuk langsung melakukan pemeriksaan ke dokter jika terjadi sesuatu tidak biasa, seperti tangan dingin secara tiba-tiba.
"Kalau ada apa-apa, hubungi dokter. Karena dokter terdekat itu pasti akan bantu. Diagnosis hanya bisa dikeluarkan oleh tenaga profesional setelah melewati serangkaian pemeriksaan. Jadi kalau katanya-katanya doang, jangan dipercaya. Ada baiknya segera tanyakan ke dokter," jelasnya.
https://cinemamovie28.com/movies/banana-spirit/
Viral Pria Dihujat Netizen, Sebut Ciri Karyawan Sakit yang Masih Bisa Ngantor
Seorang pria viral di media sosial karena menyebut sebagian karyawan yang sering izin sakit sebetulnya tidak benar-benar sakit. Dalam rekaman video sang pria menyebut ciri-ciri karyawan 'sakit' yang harusnya bisa masuk kantor.
"Jadi biasanya kalau ada anak buah sakit, pertanyaan saya nomor satu adalah bisa bangun gak? Bisa. Bisa jalan enggak? Bisa. Bisa makan enggak? Bisa. Bisa naik motor? Bisa. Berarti bisa ke kantor," ungkap sang pria dalam video yang dibagikan pengguna Twitter pada Senin (31/5/2021).
Sebagian netizen mengkritik sang pria karena dianggap menyepelekan kesehatan karyawan.
Spesialis kedokteran okupasi dari RS Primaya Hospital, dr Radite Nusasenjaya, MKK, SpOk, berkomentar bahwa penilaian sakit tidaknya seseorang untuk kemudian bekerja tidak bisa diukur hanya dari kemampuan bangun, makan, atau jalan.
Diperlukan penilaian objektif dari tenaga kesehatan profesional untuk menentukan apakah seseorang memang benar-benar sakit dan perlu istirahat, atau mungkin masih bisa bekerja dengan kondisi khusus.
"Karena seperti gejala COVID-19, semua bisa dimulai dari yang ringan. Tentunya tenaga kesehatan yang berkompeten membuat diagnosis, termasuk apakah pekerja tersebut perlu istirahat dan surat sakit," ungkap dr Radite pada detikcom.
Sementara itu ahli kesehatan jantung dr Vito A Damay, SpJP(K), Mkes, dari Siloam Hospital Lippo Village berkomentar kesehatan harus jadi prioritas utama setiap orang. Pekerjaan yang baik seharusnya bisa tetap membuat seseorang menjalankan pola hidup sheat.
"Fakta secara ilmiah adalah penyakit yang sering menyertai usia 40-an ke atas adalah kegemukan, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Penyakit jantung dan stroke adalah akibat dari penyakit tersebut. Apa penyebabnya? pola hidup yang buruk," kata dr Vito yang menambahkan ini bisa terjadi karena tekanan pekerjaan.
"Kesehatan adalah prioritas utama. Kesehatan itu aset terbesar kita. Semua orang mau sehat. Percuma kerja siang-malam investasi sana-sini kalau nantinya harus digunakan untuk membayar ongkos berobat yang mungkin juga tidak akan membuat badan kita kembali sehat sempurna," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar