Begini Ponsel Masa Depan Buatan Samsung
- Samsung ikut menyemarakkan konferensi tahunan Display Week yang berlangsung di San Jose, California. Raksasa teknologi Korea Selatan ini memamerkan bagaimana layar OLED hasil inovasi terbarunya digunakan pada ponsel masa depan mereka.
Perangkat pertama adalah perangkat S-Foldable yang dapat ditekuk di dua titik. Saat diperpanjang sepenuhnya, layar berukuran hingga 7,2 inch memberi pengguna layar besar untuk multi-tasking.
Dengan layar yang besar tadi, pengguna bisa membuka tiga aplikasi berbeda secara berdampingan. Pengguna dapat melipat perangkat menjadi seperti tenda yang dapat digunakan sebagai monitor samping tempat tidur.
Lipatan sederhana membuat perangkat berukuran saku. Saat dilipat penuh, perangkat ini pasti lebih tebal dari ponsel lipat Samsung sebelumnya.
Tak kalah menariknya, Samsung menampilkan teknologi kamera di bawah layar yang terpasang pada perangkat laptop. Perangkat laptop tersebut mirip Microsoft Surface Neo, menampilkan dirinya sebagai mesin produktivitas yang mumpuni dalam desain yang ramping dan ringkas , serta mekanisme engsel yang fleksibel.
Bagian terakhir dari klip diperlihatkan smartphone. Layar tampak melengkung di kedua sisi, dan juga memungkinkan untuk mentransfer konten dengan mulus dengan satu gesekan.
Tentu saja, ini hanyalah video konsep dari visi Samsung tentang teknologi layar masa depan. Tidak tahu apakah teknologi semacam ini akan diterapkan pada produk mereka atau tidak. Tapi rasanya bukan hal mustahil untuk direalisasikan oleh mereka.
Berikut video lengkapnya:
https://kamumovie28.com/movies/el-dia-del-presidente/
Mengenal Teknologi Cobot, Robot Canggih Penghasil Cuan
Untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efektivitas, teknologi collaborative robots (cobot) bisa menjadi andalan untuk menghasilkan cuan, khususnya di industri manufaktur.
Penggunaan teknologi robotika dapat memberikan manfaat besar terhadap industri Indonesia dan pemerintah dalam mewujudkan visi industri 4.0.
Universal Robots (UR) mengatakan adopsi teknologi cobot oleh perusahaan manufaktur Indonesia, dinilai efektif untuk mengatasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, serta mencapai produktivitas lebih tinggi lagi dari sebelumnya.
Industri manufaktur Indonesia akan diuntungkan dengan kehadiran teknologi cobot untuk menyelesaikan tugas berulang dalam ruang yang terbatas dan terstruktur.
Kemampuan Cobot juga dapat bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan pekerjaan yang konsisten dengan kondisi kerja yang membutuhkan intensitas tinggi tanpa instirahat.
UR mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan otomatisasi pada industri dalam negeri. Namun saat ini, tingkat otomatisasi tersebut masih rendah. Untuk per 10 ribu karyawan, industri manufaktur Indonesia hanya memiliki 440 robot.
Bila dibandingkan, angka itu kalah dari China dan Korea Selatan yang masing-masing mempunyai 732 dan 2.589 robot per 10 ribu karyawan pada tahun 2019.
Saat ini, cobot yang diproduksi UR memungkinkan perusahaan dialihkan ke aktivitas yang memiliki nilai lebih tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas, dan kualitas kerja SDM tersebut.
UR mengklaim waktu pengembalian modal rata-rata paling singkat 12 bulan, karena peningkatan produktivitas, kualitas dan konsistensi, perusahaan manufaktur Indonesia akan dapat memperkirakan pengembalian investasi mereka (ROI) sebelum akhir tahun atau awal 2022.
Komentar
Posting Komentar