Varian Baru Corona Bisa 'Meledak' 6 Bulan ke Depan? Ini Prediksinya
Varian baru virus COVID-19 diprediksi akan lebih banyak muncul dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini disampaikan oleh CEO vaksin Moderna, salah satu produsen vaksin COVID-19.
CEO Moderna, Stephane Bancel mengatakan varian baru COVID-19 akan banyak bermunculan dalam beberapa bulan mendatang saat Belahan Bumi Selatan memasuki musim gugur dan musim dingin. Wilayah tersebut meliputi Afrika, Australia, sebagian besar Amerika Selatan dan sebagian Asia.
"Varian baru yang menjadi perhatian terus muncul di seluruh dunia. Dan kami percaya dalam enam bulan ke depan, di Belahan Bumi Selatan masuk musim gugur dan musim dingin, kami bisa melihat lebih banyak varian yang muncul," jelas Bencel, dikutip dari laman CNBC.
Dia menambahkan kemungkinan orang-orang memerlukan suntikan penguat (booster) usai mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 atau suntikan ketiga vaksin Corona.
"Kami yakin suntikan booster akan dibutuhkan karena kami yakin virus tidak akan hilang," jelas dia.
Ucapan Stephane Bencel datang berselang sehari setelah perusahaan mengumumkan suntikan penguat vaksinnya. Suntikan tersebut menghasilkan respons imun pada varian B.1.351 (India) dan P.1 (Brazil).
Kedua varian tersebut juga telah menyebar ke sejumlah negara lain, termasuk di Amerika Serikat. Namun data tersebut masih bersifat tahap awal, serta belum ada peninjauan oleh rekan sejawat lainnya.
Tambahan informasi, vaksin Moderna membutuhkan dua dosis dalam jarak empat minggu. Meskipun suntikan memiliki keefektifan tinggi melawan COVID-19, sejumlah eksekutif dan pejabat perusahaan memperkirakan perlindungan itu akan berkurang seiring berjalannya waktu.
https://indomovie28.net/movies/demon-slayer-kimetsu-no-yaiba-the-movie-mugen-train/
Ini Lho Waktu yang Tepat untuk Makan Berat saat Berbuka Puasa
Banyak masyarakat terbiasa langsung makan berat saat berbuka puasa. Makan berat yang dimaksud adalah langsung menyantap nasi beserta lauk pauknya.
Menurut dokter gizi Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, pada dasarnya masyarakat tidak masalah jika berbuka puasa dengan makanan berat. Hal ini pun menjadi kebiasaan masing-masing orang.
"Kalau saluran cernanya terbiasa dan tidak ada ada keluhan apa-apa yang ya nggak apa-apa, silahkan. Tetapi kalau saluran cernanya terganggu, kita makan tidak terlalu berat dulu," ungkap dr Fiastuti saat dihubungi detikcom, beberapa waktu lalu.
dr Fiastuti pun menganjurkan untuk memakan makanan ringan terlebih dahulu saat berbuka puasa. Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang manis dan tidak terlalu berat.
Kalau saya sih menganjurkan, karena kita sudah 14 jam tidak terisi makanan, sebaiknya makanan kecil dulu. Makanan manis yang penting mengganti kadar glukosa darah," tambahnya.
Idealnya, ia menyebut waktu yang tepat untuk makan berat saat berbuka puasa sebaiknya berjarak 30 menit sampai 45 menit. Makanan berat saat puasa bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan seperti rasa ingin muntah, dan seperti sembelit.
"Kalau ditanya berapa jam? biasanya kita ga lama-lama. Habis salat magrib, baru abis itu makan. Ya mungkin setengah jam sampai 45 menit," kata dr Fiastuti.
"Karena kalau kita langsung isi makanan berat terus baru salat magrib, kan nggak enak juga kalau perut penuh terus kita salat. Mungkin kaya mau muntah gitu kan, nah maksudnya supaya hal ini tidak terjadi," tutupnya.
Komentar
Posting Komentar