Tingkatkan Efikasi, Vaksin Corona Sinovac-Sinopharm Berencana Dicampur

 Para pembuat vaksin Corona di China sedang mempertimbangkan untuk mencampurkan vaksin yang mereka produksi. Suntikan penguat juga dipertimbangkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap Corona.

Dikutip dari Channel News Asia, Sinovac dan Sinopharm, dua produsen vaksin terkemuka di China, menyatakan mereka mempertimbangkan mengkombinasikan vaksin mereka dengan vaksin dari perusahaan lain.


Awal April lalu, kepala Pusat Pengendalian Penyakit China, Gao Fu, mengatakan bahwa vaksin saat ini menawarkan perlindungan yang rendah terhadap virus corona dan mencampurkannya adalah salah satu strategi yang dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitasnya.


Gao belakangan berupaya menarik pernyataannya tersebut, dengan berdalih menyatakan dirinya membahas peningkatan efikasi vaksin secara umum.


Kepala Kerja Sama Internasional China National Biotech Group, Li Meng, menyatakan perusahaannya memiliki rencana di masa depan untuk 'penggunaan sequence' terhadap vaksin buatan mereka. China National Biotech Group merupakan anak perusahaan Sinopharm milik negara.


Sementara Sinovac, yang merupakan perusahaan swasta yang berkantor di Beijing, menyatakan pihaknya sedang dalam tahap diskus awal dengan otoritas berwenang, termasuk Pusat Pengendalian Penyakit China, soal penggabungan dosis vaksin buatan mereka, CoronaVac, dengan produk perusahaan lain.


Vaksin Sinopharm, dari Institut Produk Biologi Beijing dan Institut Produk Biologi Wuhan, masing-masing memiliki efikasi 79 persen dan 72 persen efektif. Namun perusahaan itu belum secara terbuka mengungkapkan lebih banyak data dari tahap akhir uji klinisnya.


Praktik mengkombinasikan vaksin ini juga dipertimbangkan di negara lain. Ilmuwan Inggris sedang mempelajari kombinasi suntikan AstraZeneca dan Pfizer. Studi ini juga mencari untuk menguji interval yang berbeda antara dosis, empat minggu dan 12 minggu.

https://movieon28.com/movies/shanti-days-365-days-happy-breath/


Pakar soal Kerumunan Tanah Abang: Pulang Belanja Bisa Bawa Virus COVID-19


Pusat Grosir Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, dibanjiri lautan manusia. Berdasarkan pantauan detikcom pada Minggu (2/5/2021) pagi, banyak pengunjung ramai berbelanja tanpa jaga jarak hingga berdesak-desakan.

"Iya saya ke sini sama anak mau beli baju buat Lebaran nanti," kata Ratna salah satu pengunjung, saat ditemui di Blok A, Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (2/5/2021).


Pakar epidemiologi dr Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia mewanti-wanti kerumunan Tanah Abang bisa sangat berbahaya, bukan tak mungkin kondisi di India kemudian terjadi di Indonesia. Terlebih, level Corona di Indonesia disebut Dicky masuk dalam level terparah berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


"Kita kan levelnya community transmission, level terparah itu community transmission, dan yang memberikan itu kan WHO, kita ada di level itu," kata dr Dicky.


"Nah dalam situasi ini coba kalau memang memberi akses pada masyarakat, pembeli dan pedagangnya untuk melakukan aktivitas ini iya betul-betul harus diatur," bebernya.


dr Dicky mendesak untuk benar-benar menerapkan kebijakan tegas demi menekan transmisi penularan COVID-19. Jika terus dibiarkan, kondisi COVID-19 di Indonesia menurutnya semakin berbahaya.


"Iya ini bisa jadi belanja baju lebaran yang didapat bukan cuma baju lebaran tapi juga virus COVID-19 nya dapat dibawa pulang," kata Dicky saat dihubungi detikcom Minggu (2/5/2021).


"Kita sudah sulit mendeteksi klaster itu karena level community transmisson itu sulit karena terlalu banyaknya PR kita, jadi ketika ada yang positif itu nggak akan terdeteksi ya makanya itu namanya mencari masalah," lanjut dia.


Dicky kembali mengingatkan, banyak dari mereka yang terpapar Corona tanpa gejala mengalami efek jangka panjang beberapa waktu kemudian. Sejumlah negara maju, kata Dicky, sudah mewaspadai hal ini selain angka kasus kematian Corona.


"Riset terakhir semakin membuktikan pada orang yang tidak bergejala bahwa gangguan kesehatan itu ternyata semakin besar, terutama sekarang selain di jantung, paru, juga di pembuluh darah," jelas Dicky.


Hal ini, kata dia, bisa berbuntut panjang pada kualitas SDM yang tentu akan mengalami penurunan kualitas, meskipun banyak dari mereka belum merasakan hal tersebut saat ini.

https://movieon28.com/movies/killer-shoot-inside-you/

Komentar

Postingan Populer