Ini Lho Waktu yang Tepat untuk Makan Berat saat Berbuka Puasa

 Banyak masyarakat terbiasa langsung makan berat saat berbuka puasa. Makan berat yang dimaksud adalah langsung menyantap nasi beserta lauk pauknya.

Menurut dokter gizi Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, pada dasarnya masyarakat tidak masalah jika berbuka puasa dengan makanan berat. Hal ini pun menjadi kebiasaan masing-masing orang.


"Kalau saluran cernanya terbiasa dan tidak ada ada keluhan apa-apa yang ya nggak apa-apa, silahkan. Tetapi kalau saluran cernanya terganggu, kita makan tidak terlalu berat dulu," ungkap dr Fiastuti saat dihubungi detikcom, beberapa waktu lalu.


dr Fiastuti pun menganjurkan untuk memakan makanan ringan terlebih dahulu saat berbuka puasa. Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang manis dan tidak terlalu berat.

Kalau saya sih menganjurkan, karena kita sudah 14 jam tidak terisi makanan, sebaiknya makanan kecil dulu. Makanan manis yang penting mengganti kadar glukosa darah," tambahnya.


Idealnya, ia menyebut waktu yang tepat untuk makan berat saat berbuka puasa sebaiknya berjarak 30 menit sampai 45 menit. Makanan berat saat puasa bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dapat menyebabkan masalah pada sistem pencernaan seperti rasa ingin muntah, dan seperti sembelit.


"Kalau ditanya berapa jam? biasanya kita ga lama-lama. Habis salat magrib, baru abis itu makan. Ya mungkin setengah jam sampai 45 menit," kata dr Fiastuti.


"Karena kalau kita langsung isi makanan berat terus baru salat magrib, kan nggak enak juga kalau perut penuh terus kita salat. Mungkin kaya mau muntah gitu kan, nah maksudnya supaya hal ini tidak terjadi," tutupnya.

https://indomovie28.net/movies/krampus-unleashed/


Update Corona 7 Mei: Tambah 6.327, Total Kasus Aktif 98.546


Jumlah kasus positif Corona di Indonesia bertambah 6.327 pada Jumat (7/5/2021). Total kasus positif menjadi 1.703.632, sembuh 1.558.423, dan meninggal 46.663 kasus.

Jumlah kasus aktif tercatat 98.546 kasus, spesimen diperiksa mencapai 75.990, dan suspek yang diamati sebanyak 84.430.


Detail penambahan kasus COVID-19 adalah sebagai berikut.


Kasus positif bertambah 6.327 menjadi 1.703.632

Pasien sembuh bertambah 5.891 menjadi 1.558.423

Pasien meninggal bertambah 167 menjadi 46.663

Sebelumnya, pada Kamis (6/5/2021), tercatat total sebanyak 1.697.305 kasus positif virus Corona COVID-19, 1.552.532 pasien sembuh, dan 46.496 kasus meninggal dunia.


Tak Semua Komorbid Asma Berisiko Fatal saat Kena COVID-19, Begini Mencegahnya


 Suami Joanna Alexandra, Raditya Oloan, meninggal dunia usai berjuang melawan COVID-19 dengan komorbid asma Kamis (6/4/2021). Seperti diketahui, asma termasuk salah satu penyakit penyerta yang banyak diidap pasien COVID-19.

Dokter spesialis paru Kedokteran Respirasi RSUP Persahabatan Feni Fitriani Taufik menyebut, selama penyakit asma terkontrol, pasien tak berisiko fatal karena COVID-19. Bahkan, risiko saat terpapar Corona disebut Feni serupa dengan pasien COVID-19 tanpa penyakit penyerta asma.


Hal yang kemudian memicu kondisi fatal jika penyakit asma tidak terkontrol. Memangnya seperti apa penyakit asma yang terkontrol?


dr Feni membagikan beberapa poin yang perlu menjadi perhatian:


Dalam empat minggu terakhir, apakah ada gejala asma kambuh kurang dari 2 kali dalam seminggu?

Tidak ada terbangun di malam hari, mengi, atau batuk hingga sesak napas.

Tidak menggunakan obat saluran pernapasan kurang dari dua kali seminggu.

Tidak ada gangguan aktivitas. Misalnya, sampai tidak masuk kantor gara-gara asma jadi kambuh.

Masih bisa bekerja di rumah sehari-hari.

"Apabila di luar itu penderita asma perlu waspada untuk ke dokter, sehingga saat terkena COVID-19 risiko fatalnya akan menjadi kecil," jelas Feni dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan Jumat (7/5/2021).

https://indomovie28.net/movies/choy-lee-fut-kung-fu/

Komentar

Postingan Populer