Daftar Zona Hijau Corona RI, Boleh Salat Id di Masjid-Tempat Terbuka
Majelis Ulama Indonesia memperbolehkan ibadah salat Idulfitri 1442 H berjamaah di masjid, musala, hingga tempat terbuka lainnya. Namun, protokol kesehatan tetap diperhatikan.
"Bagi zona hijau yang terkendali di silakan menggelar salat Idulfitri, baik di masjid, lapangan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata Abdullah dalam taklimat media di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (11/5).
Satgas COVID-19 membagikan beberapa protokol kesehatan yang wajib dilaksanakan saat salat Idulfitri. Berikut poin-poin yang perlu dicatat.
- Mampu meminimalisir kegiatan yang menimbulkan kerumunan selama menjalankan rangkaian ibadah berlangsung, contohnya seperti dengan berwudhu dari rumah
- Membawa peralatan dan alat ibadah sendiri
- Hanya diikuti oleh maksimal 50 persen dari kapasitas tempat
- Membentuk satgas di masjid atau mushala untuk menegakkan kedisiplinan protokol kesehatan, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas pendukung, seperti tempat cuci tangan, hand sanitizer, dan desinfektan
- Jika memungkinkan, memanfaatkan teknologi sebagai sarana pendukung ibadah, seperti mendengarkan khutbah melalui pertemuan virtual.
Lantas ada di mana saja wilayah zona hijau Corona di RI?
Sementara itu, menurut data Satgas COVID-19 yang dihimpun per 9 Mei 2021, zona hijau Corona di Indonesia terserbar di beberapa wilayah seperti berikut.
Zona hijau (wilayah COVID-19 terkendali)
Sumatera Utara
Nias Barat
Nias Utara
Nias Selatan
Papua Barat
Pegunungan Arfak
Papua
Yahukimo
Mamberamo Raya
Maluku Utara
Pulau Taliabu
Maluku
Seram Bagian Timur
Zona hijau (tidak terdampak Corona)
Dogiyai
https://indomovie28.net/movies/the-sinister-surrogate/
Tim Peneliti RI Ungkap Efektivitas Vaksin Sinovac di Dunia Nyata, Ini Hasilnya
Baru-baru ini Kementerian Kesehatan RI mengungkap efektivitas vaksin Corona Sinovac yang dianalisis pada 120 ribu tenaga kesehatan pasca divaksinasi. Selain diklaim efektif mencegah penularan, Kemenkes menyebut vaksin Corona bisa menekan angka kematian COVID-19.
"Berdasarkan analisis yang kita lakukan, kita menemukan dosis lengkap bisa menurunkan atau mengurangi risiko 94 persen COVID bergejala pada individu yang menerima vaksinasi penuh atau 2 dosis," ungkap ketua tim peneliti, Panji Dhewantara dalam konferensi pers virtual, Rabu (12/5/2021).
Data tersebut diolah berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenkes. Berikut hasil penelitian awal soal efektivitas vaksin Corona Sinovac, disampaikan pada Rabu (12/5/2021):
Efektif mencegah COVID-19 pada hari ke-28 hingga ke-63: 94 persen
Efektif mencegah perawatan di RS akibat COVID-19 hingga hari ke-28: 96 persen
Efektif mencegah kematian karena COVID-19 pada hari ke-28 hingga ke-63: 98 persen
"Dibandingkan individu yang baru menerima dosis pertama, bahwa risiko terkena atau terinfeksi bergejala jauh lebih besar. Vaksin Sinovac hanya berhasil menurunkan 13 persen risiko COVID-19 bergejala kepada kelompok dan individu yang hanya mendapatkan dosis pertama," jelasnya.
Seperti diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetujui vaksin Corona Sinovac sebagai vaksin COVID-19 pertama yang digunakan di RI. Sempat memicu keraguan publik, lantaran vaksin hanya memiliki efikasi 65 persen berdasarkan hasil uji klinis.
Namun, juru bicara vaksinasi COVID-19 meyakini angka tersebut terbukti memberikan proteksi cukup tinggi hingga di atas 90 persen. Maka dari itu, ia mengajak publik untuk tidak ragu lagi segera divaksinasi Corona.
"Kita bisa melihat bahwa di awal BPOM sudah mengeluarkan efikasi vaksin Sinovac 65 persen. Artinya, risiko untuk tertular atau sakit hanya tinggal 40 persen lagi. Tapi dalam kajian cepat risiko itu bahkan bisa memberikan efek proteksi sampai dengan 95 persen," ujar juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi turut hadir dalam konferensi pers.
Komentar
Posting Komentar