Corona India Menggila! Rekor Kasus Baru hingga 1,5 Juta Kasus dalam Sepekan
Tsunami COVID-19 di India kian mengganas. Pada Jumat (7/5/2021), negara itu kembali mencatatkan rekor kasus harian Corona terbanyak di dunia, yakni 414.188 kasus dalam sehari.
Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan India juga melaporkan lonjakan kasus kematian akibat COVID-19 di negaranya, yakni 3.915 orang meninggal dalam sehari.
Dengan jumlah tersebut, India telah melaporkan 1,57 juta kasus dan lebih dari 15.100 kematian akibat COVID-19 hanya dalam waktu sepekan.
Dikutip dari Worldometers, secara keseluruhan India telah mencatat 21.491.598 kasus COVID-19. Sementara total pasien yang sudah sembuh ada sebanyak 17.612.351 orang, 234.083 lainnya meninggal dunia.
Para ahli pun belum bisa memastikan kapan tsunami COVID-19 di India akan berakhir, bahkan di antaranya ada yang mengingatkan agar negara itu mempersiapkan diri untuk menghadapi gelombang COVID-19 ketiga.
"Gelombang ketiga tidak bisa dihindari, mengingat betapa tingginya virus yang beredar. Namun, belum jelas kapan gelombang tiga ini akan terjadi. Kita harus bersiap menghadapi gelombang baru itu," kata kepala penasihat ilmiah pemerintah India, K Vijay Raghavan, dikutip dari France24.
https://indomovie28.net/movies/goat-2/
Varian Baru Corona Bisa 'Meledak' 6 Bulan ke Depan? Ini Prediksinya
Varian baru virus COVID-19 diprediksi akan lebih banyak muncul dalam beberapa waktu mendatang. Hal ini disampaikan oleh CEO vaksin Moderna, salah satu produsen vaksin COVID-19.
CEO Moderna, Stephane Bancel mengatakan varian baru COVID-19 akan banyak bermunculan dalam beberapa bulan mendatang saat Belahan Bumi Selatan memasuki musim gugur dan musim dingin. Wilayah tersebut meliputi Afrika, Australia, sebagian besar Amerika Selatan dan sebagian Asia.
"Varian baru yang menjadi perhatian terus muncul di seluruh dunia. Dan kami percaya dalam enam bulan ke depan, di Belahan Bumi Selatan masuk musim gugur dan musim dingin, kami bisa melihat lebih banyak varian yang muncul," jelas Bencel, dikutip dari laman CNBC.
Dia menambahkan kemungkinan orang-orang memerlukan suntikan penguat (booster) usai mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 atau suntikan ketiga vaksin Corona.
"Kami yakin suntikan booster akan dibutuhkan karena kami yakin virus tidak akan hilang," jelas dia.
Ucapan Stephane Bencel datang berselang sehari setelah perusahaan mengumumkan suntikan penguat vaksinnya. Suntikan tersebut menghasilkan respons imun pada varian B.1.351 (India) dan P.1 (Brazil).
Kedua varian tersebut juga telah menyebar ke sejumlah negara lain, termasuk di Amerika Serikat. Namun data tersebut masih bersifat tahap awal, serta belum ada peninjauan oleh rekan sejawat lainnya.
Tambahan informasi, vaksin Moderna membutuhkan dua dosis dalam jarak empat minggu. Meskipun suntikan memiliki keefektifan tinggi melawan COVID-19, sejumlah eksekutif dan pejabat perusahaan memperkirakan perlindungan itu akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Ini Lho Waktu yang Tepat untuk Makan Berat saat Berbuka Puasa
Banyak masyarakat terbiasa langsung makan berat saat berbuka puasa. Makan berat yang dimaksud adalah langsung menyantap nasi beserta lauk pauknya.
Menurut dokter gizi Rumah Sakit MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, pada dasarnya masyarakat tidak masalah jika berbuka puasa dengan makanan berat. Hal ini pun menjadi kebiasaan masing-masing orang.
"Kalau saluran cernanya terbiasa dan tidak ada ada keluhan apa-apa yang ya nggak apa-apa, silahkan. Tetapi kalau saluran cernanya terganggu, kita makan tidak terlalu berat dulu," ungkap dr Fiastuti saat dihubungi detikcom, beberapa waktu lalu.
dr Fiastuti pun menganjurkan untuk memakan makanan ringan terlebih dahulu saat berbuka puasa. Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan yang manis dan tidak terlalu berat.
Komentar
Posting Komentar