Corona DKI Tertinggi Lagi, Kelurahan Ini Jadi Penyumbang Terbanyak
DKI Jakarta kembali menjadi penyumbang kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia. Per Minggu (9/5/2021), ada 809 kasus baru Corona yang tercatat.
Kasus aktif juga meningkat 83 kasus, total ada 7.622 pasien positif Corona menurut data yang dihimpun corona.jakarta.go.id per Minggu (9/5/2021). Wilayah penyumbang kasus paling banyak berasal dari Jakarta Timur.
Berikut daftar wilayah penyumbang terbanyak kasus Corona di DKI Jakarta.
Kelurahan Cengkareng Barat (Jakarta Barat): 173 kasus
Kelurahan Pademangan Timur (Jakarta Utara): 119 kasus
Kelurahan Kebon Kosong (Jakarta Pusat): 76 kasus
Kelurahan Cibubur (Jakarta Timur): 73 kasus
Kelurahan Pondok Bambu (Jakarta Timur): 69 kasus
Kelurahan Pejagalan (Jakarta Barat): 65 kasus
Kelurahan Srengseng Sawah (Jakarta Selatan): 64 kasus
Kelurahan Pluit (Jakarta Utara): 61 kasus
Kelurahan Cengkareng Timur (Jakarta Barat): 58 kasus
Kelurahan Duren Sawit (Jakarta Timur): 58 kasus
Kelurahan Palmerah (Jakarta Barat): 57 kasus
Kelurahan Sunter Jaya (Jakarta Utara): 57 kasus
Kelurahan Pondok Pinang (Jakarta Selatan): 56 kasus
Kelurahan Pulo Gebang (Jakarta Timur): 56 kasus
Kelurahan Duri Kepa (Jakarta Barat): 55 kasus
Kelurahan Kebon Jeruk (Jakarta Barat): 53 kasus
Kelurahan Rawamangun (Jakarta Timur): 53 kasus
Kelurahan Kelapa Gading Timur (Jakarta Utara): 52 kasus
Kelurahan Pondok Kelapa (Jakarta Timur): 52 kasus
Kelurahan Kalisari (Jakarta Timur): 51 kasus
Kelurahan Cipete Selatan (Jakarta Selatan): 50 kasus
Kelurahan Utan Kayu Selatan (Jakarta Timur): 50 kasus
Kelurahan Cililitan (Jakarta Timur): 49 kasus
Kelurahan Ciracas (Jakarta Timur): 48 kasus
Kelurahan Jagakarsa (Jakarta Selatan): 48 kasus
Diberitakan sebelumnya, varian Corona India mutan ganda juga sudah masuk Indonesia. Satu kasus di antaranya tengah dirawat di RSPI Sulianti Saroso DKI Jakarta. Disebut dalam kondisi stabil.
https://trimay98.com/movies/rurouni-kenshin-part-i-origins/
Tips Gali Potensi dan Minat Anak untuk Raih Cita-cita
Setiap anak tentu punya potensi dan mintanya tersendiri. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menggali keduanya agar anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi anak berprestasi dan meraih cita-cita.
Dipl. Edu. Montessori, Damar Wijayanti menyampaikan ada beberapa hal penting yang perlu dilakukan orang tua dalam menggali potensi dan minat anak. Salah satunya dengan melakukan observasi terhadap aktivitas anak.
"Ada beberapa cara yang pertama kita harus melakukan observasi. Jadi, kalau anak sedang asyik bermain sesuatu kita nggak perlu ganggu dan tanya di saat itu. Tapi kita lihat ekspresinya, apakah matanya berbinar, apakah dia sangat fokus saat itu. Kalau tanda-tanda itu terjadi, berarti dia punya minta di situ," jelas Damar dalam acara Dancow Parent Fest Vol. 3, Sabtu (8/5/2021).
Lebih lanjut Damar menjelaskan untuk mengetahui potensi dan minat anak, orang tua juga perlu menanyakan soal aktivitas yang anak lakukan. Jika anak semangat menceritakan aktivitasnya, hal ini menandakan anak punya potensi atau minta dalam bidang tersebut.
"Nah, waktu bertanya pun usahakan gunakan teknik mirroring. Jadi, saat anak bertanya sesuatu kita cuma bilang 'oh iya gitu ya'. Jadi, kita tidak mengarahkan ke hal lain karena itu artinya menjalankan perbincangan yang kita interest bukan anaknya yang interest," ungkapnya.
"Jadi, kalau misalnya anak punya interest lebih lanjut berarti dia punya interest. Tapi kalau dia lanjut ke cerita lain, berarti minatnya di hal lain. Dan kalau selama cerita matanya berbinar, kita bisa melihat kalau interest di situ. Jadi ekspresi muka anak mengungkapkan segalanya," imbuhnya.
Dalam mempraktekan hal ini, Damar pun mengungkapkan orang tua tak perlu terburu-buru untuk menanyakan kepada anak. Ia mengatakan sebaiknya tunggu hingga anak selesai beraktivitas.
"Biasanya orang tua gatel pengen tanya-tanya, jadi yang tadinya anak bisa fokus pada kegiatan ini malah terdistraksi. Jadi, cukup diperhatikan dari jauh," katanya.
Di samping itu, orang tua juga perlu membiarkan anak bereksplorasi. Damar mengatakan hindari membatasi ruang gerak anak atau memaksa anak untuk melakukan hal-hal sesuai keinginan orang tua.
"Biasanya kalau orang tua kalau tidak suka dengan satu hal, terus anak dibatasi. Jadinya anak tidak mengenal potensi tersebut, padahal bisa jadi potensinya ada di situ," paparnya.
Komentar
Posting Komentar