AOV: Lu Bu, Maloch, Tulen, & Kriknak Bersatu Lindungi Perdamaian Bumi

 - Arena of Valor menghadirkan skin terbaru dari Lu Bu, Maloch, Tulen, & Kriknak. Pemain bisa mendapatkannya melalui event Great Deals pada tanggal 19 April - 3 Mei dan 23 April - 6 Mei 2021.

Bumi dalam bahaya, pergerakan Shadow Hand semakin tidak terbaca. Bumi butuh perlindungan dari kekuatan-kekuatan yang bisa menghancurkan perdamaian antar fraksi.


Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pasukan netral demi menjaga perdamaian, mereka adalah AOV Earth Defender. Ada 4 Earth Defender yang siap menjaga perdamaian di Bumi.


Mereka adalah Steelheart: Rage Maloch, Steelheart: Punishment Lu Bu, STL-79 Tulen, dan STL-162 Kriknak.Dengan teknologi yang lebih baik, mereka bisa mengatasi semua masalah tanpa harus takut rintangan yang dihadapi.


Mereka adalah pasukan yang tidak kenal takut dan siap bertarung di barisan depan. Bagi kalian yang ingin menjadi bagian dari Earth Defender, kalian bisa mendapatkan keempat Skin tersebut melalui Event khusus di bulan April 2021 ini.


Kalian bisa mendapatkan Skin Steelheart: Rage Maloch melalui event Great Deals yang berlangsung dari tanggal 19 April - 3 Mei 2021. Sedangkan Skin Steelheart: Punishment Lubu, STL-79 Tulen, dan STL-162 Kriknak bisa kalian dapatkan melalui event Magic Dice yang hadir pada tanggal 23 April - 6 Mei 2021.


Catat tanggal-tanggal penting tersebut dan jadilah pelindung Bumi bersama AOV Earth Defender!


*Artikel ini adalah kerjasama detikINET dan Garena.

https://movieon28.com/movies/harry-potter-and-the-deathly-hallows-part-1/


Garis Pantai RI Panjang Tapi Masih Impor Garam, Ini Biang Keroknya


Bukan rahasia lagi jika Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki garis pantai yang sangat panjang. Selayaknya hal itu dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak lahan-lahan produksi garam. Tapi faktanya hingga kini Indonesia masih impor garam, khususnya untuk industri.

Mengutip data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang bersumber dari USGS Minerals Yearbook 2017, dilihat dari jumlah produksi garam maka Indonesia berada di urutan buncit, yaitu ke-33. Peringkat 1 adalah China, disusul Amerika Serikat (AS), dan India.


Direktur Industri Kimia Hulu Kemenperin Fridy Juwono pun membandingkan produktivitas lahan garam Indonesia dengan Australia yang dari segi produktivitas berada di peringkat 5. Produktivitas Indonesia hanya 1/3 dari Negeri Kanguru itu.


"Contohnya gini, jadi kalau kita bisa mengembangkan lahan di NTT kan minimal kalau lahannya bagus, minimal itu 100 ton per hektare. Di Australia karena dia luasannya di atas 1.000 hektare itu malah bisa 300 ton per hektare," katanya saat dihubungi detikcom, Minggu (2/5/2021).


Jadi, di sini pekerjaan rumahnya adalah memacu produktivitas lahan garam yang ada di Indonesia, salah satunya adalah NTT yang menjadi andalan.


Sejauh ini, pemerintah baru mengembangkan lahan di NTT sekitar 3 ribu hektare. Dengan produktivitas saat ini, yaitu 100 ton/hektare maka yang bisa diproduksi baru 300 ribu ton.


Seandainya produktivitasnya bisa dipacu seperti di Australia, yakni 300 ton/hektare maka lahan garam di NTT sendiri sudah bisa memproduksi 900 ribu ton atau digenjot sampai 1 juta ton.


Pemerintah juga berupaya memperluas lahan garam di NTT dari 3 ribu hektare menjadi 10 ribu hektare. NTB menurutnya juga bisa mendukung perluasan lahan garam. Dengan demikian maka kedua provinsi tersebut dapat menghasilkan 3 juta ton garam.


"Kalau 10 ribu hektare lahannya bisa sampai hasilnya 300 ton/hektare seperti di Australia (produksi garam nasional) bisa 3 juta ton," sebutnya.

https://movieon28.com/movies/fatal-chase/

Komentar

Postingan Populer