28 Ribu Warga DKI Divaksin AstraZeneca, Apa Efek Samping Terbanyak?
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengungkap sudah lebih dari 20 ribu warga DKI Jakarta divaksinasi Corona dengan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini, belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) serius selama vaksinasi COVID-19 berlangsung.
Menanggapi risiko efek samping pembekuan darah pasca vaksinasi AstraZeneca, Widyastuti memastikan tidak ada perbedaan skrining yang lebih ketat dilakukan untuk melihat risiko tersebut. Sejauh ini, skrining sesuai dengan kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI seperti vaksinasi biasa.
"Kami sesuai dengan regulasi dari Kemenkes bahwa skrining dilakukan seperti halnya vaksinasi biasa, jadi kita lakukan sama, apakah itu AstraZeneca, maupun Sinovac, jadi ada meja skrining dilakukan oleh dokter melontarkan sejumlah pertanyaan bagaimana tekanan darahnya dan beberapa riwayat penyakit termasuk penyintas Corona," jelas Widyastuti dalam konferensi pers Rabu (5/5/2021).
Efek samping paling banyak dikeluhkan pasca vaksinasi AstraZeneca
Dari lebih 28 ribu warga yang divaksinasi Corona di DKI, banyak di antaranya hanya mengalami KIPI gejala ringan. Apa itu?
"Kemudian sudah ada 28 ribu lebih warga kita yang sudah memakai AstraZeneca," lanjutnya.
"Sejauh pantauan kita sampai dengan sekarang tidak ada KIPI serius walaupun ada beberapa yang menyampaikan agak meriang, demam, ada yang mengeluhkan seperti itu," beber Widyastuti.
Dalam kesempatan yang sama, Prima Yosephine, Plt Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan mengimbau warga agar tak khawatir terkait risiko pembekuan darah langka.
"Kalau mereka merasakan ada keluhan apapun itu dapat menghubungi nomor telepon dan kontak yang bisa dihubungi nanti itu yang akan dipantau apa keluhannya," imbaunya.
"Keluhan seperti itu biasa dan banyak, hampir sama seperti vaksinasi bayi, it menunjukkan ada respons imun," jelasnya.
https://movieon28.com/movies/true-and-false-monkey-king/
Promo Lebaran, Harga iPhone 12 Dipotong hingga Rp 2 Juta
Wajar kalau iPhone 12 Mini dinilai gagal sampai-sampai Apple tak berniat meneruskannya di 2022. Sebab dalam laporan riset terbaru mengungkap kalau iPhone 12 Mini menjadi ponsel Apple yang paling tidak populer.
Laporan tersebut dirilis oleh firma riset pasar Consumer Intelligence Research Partners (CIRP). Mereka menyebutkan kalau pangsa pasar keempat model iPhone 12 mencapai 64% dari seluruh penjualan iPhone di AS pada kuartal pertama 2021.
Hanya saja dari keempat model tadi tidak ada yang benar-benar menguasai pasar. Karena pasar didominasi oleh iPhone 11 yang dirilis 2019, ponsel ini menyumbang 24% dari penjualan.
CIRP pun mengungkap iPhone 12 Mini menjadi paling tidak populer. Penjualannya bahkan kalah dibandingkan iPhone XR yang diirilis 2018, dan iPhone SE yang harganya jauh lebih murah.
Berdasarkan grafik, iPhone 12 Mini menyumbang kurang dari 5% pembelian. Sementara iPhone SE dan iPhone XR masing-masing berkontribusi 7% dan 9%.
Penjualan iPhone di ASPenjualan iPhone di AS Foto: Phonearena
CIRP mencatat bahwa permintaan untuk iPhone 12, iPhone 12 Pro , dan iPhone 12 Pro Max cukup konsisten penjualannya dengan masing-masing menyumbang 20% dari penjualan iPhone di AS.
Pihak CIRP berkesimpulan pelanggan Apple kini menyukai iPhone yang ukurannya lebih besar. Meskipun beberapa tahun lalu banyak pelanggan mencari perangkat yang berukuran compact.
Komentar
Posting Komentar