Update Vaksinasi COVID-19 Per 31 Maret 2021: Penerima Dosis 1 Tembus 8 Juta!

 Menutup Maret 2021, penerima vaksin COVID-19 dosis 1 di Indonesia tembus 8 juta. Per 31 Maret 2021, tercatat penerima dosis 1 sebanyak 8.010.163 orang, mencakup 19,85 persen dari total sasaran vaksinasi hingga tahap 2.

Angka tersebut meliputi 1.436.994 SDM kesehatan (97,84 persen), 4.983.082 petugas publik (28,76 persen), dan 1.590.087 lansia (7,38 persen).


Pada laporan sebelumnya, Selasa (30/3/2021) hingga pukul 18.00, tercatat 7.840.024 orang sudah disuntik vaksin dosis 1. Artinya per hari ini, terdapat penambahan sebanyak 170.139 orang.


Sedangkan dosis 2 telah disuntikan kepada 3.664.708 orang, setara 9,08 persen dari total target hingga tahap 2 vaksinasi COVID-19.


Angka tersebut terdiri dari 1.284.816 SDM kesehatan (87,48 persen), 2.204.321 petugas publik (12,72 persen), dan 175.571 lansia (0,81 persen).


Dibandingkan total kemarin sebanyak 3.561.192 orang, per hari ini penerima dosis 2 vaksin COVID-19 bertambah 103.516.

Berdasarkan laporan Kemenkes, berikut rincian update vaksinasi COVID-19 di Indonesia pada Rabu (31/3/2021) hingga pukul 12.00 WIB:


Total Sasaran Vaksinasi: 181.554.465

Total SDM Kesehatan, Petugas Publik, dan Lansia: 40.349.051


Total Penerima Vaksinasi-1: 8.010.163

Total Penerima Vaksinasi-2: 3.664.708


Target SDM Kesehatan: 1.468.764

Vaksinasi-1 SDM Kesehatan: 1.436.994

Vaksinasi-2 SDM Kesehatan: 1.284.816


Target Petugas Publik:13.327.169

Vaksinasi-1 Petugas Publik: 4.983.082

Vaksinasi-2 Petugas Publik: 2.204.321


Target Lansia: 21.553.118

Vaksinasi-1 Lansia: 1.590.087

Vaksinasi-2 Lansia: 175.571

https://maymovie98.com/movies/taste-of-love-3/


Duh, Vaksin Dikhawatirkan Tak Ampuh Lawan COVID-19 Versi Tahun Depan


Sejumlah ahli dari berbagai negara meyakini vaksin Corona yang tersedia saat ini tak akan lagi sanggup mengatasi COVID-19 pada setahun yang akan datang. Pasalnya, mereka khawatir mutasi virus Corona membuat vaksin nantinya menjadi kurang ampuh.

Dikutip dari The Guardian, peringatan ini dikeluarkan oleh para ahli yang terdiri dari epidemiolog, virolog, dan pakar penyakit menular yang mengikuti survei dari People's Vaccine Alliance. Ini merupakan koalisi dari berbagai organisasi internasional, seperti Amnesty International, Oxfam, dan UNAIDS.


Sebanyak dua pertiga responden mengatakan vaksin Corona yang digunakan saat ini hanya mampu efektif selama setahun dari sekarang. Sementara sepertiga respondennya lagi menyebut efektivitas vaksin hanya mampu bertahan selama sembilan bulan ke depan, bahkan kurang dari itu.


Survei ini melibatkan 77 ilmuwan dari 28 negara. Sebagian besar ilmuwan tersebut bekerja di lembaga atau insitusi pendidikan terkemuka, seperti Johns Hopkins, Yale University, Imperial College, London School of Hygiene & Tropical Medicine dan University of Edinburgh.


Sebanyak 88 persen responden mengatakan bahwa rendahnya tingkat vaksinasi COVID-19 di banyak negara membuka peluang virus Corona untuk bermutasi.


"Mutasi baru muncul setiap hari," kata Gregg Gonsalves, profesor epidemiologi dari Yale University.


"Terkadang mereka menemukan celah yang menjadikan diri mereka lebih kuat dari pendahulunya. Varian-varian yang beruntung ini dapat menular lebih cepat dan berpotensi bisa mengelabui respons kekebalan tubuh," jelasnya.


Oleh karena itu, menurut Gonsalves, satu-satunya cara untuk mengatasi munculnya varian baru Corona adalah dengan melakukan vaksinasi ke hampir seluruh manusia di dunia sesegera mungkin.


"Jika tidak, kita membuka ruang untuk lebih banyak (virus Corona) bermutasi, yang dapat menghasilkan varian baru yang mampu mengelabui vaksin-vaksin kita saat ini dan kita memerlukan suntikan penguat untuk mengatasinya," tuturnya.

https://maymovie98.com/movies/down-a-dark-hall/

Komentar

Postingan Populer