Para Ahli Kembali Ingatkan Urgensi Vaksinasi untuk Lansia

 Vaksinasi COVID-19 pada lansia berusia di atas 60 ditujukan agar dapat mengurangi tingkat kesakitan dan kematian. Sebab, para lansia merupakan golongan yang memiliki fatality rate tinggi apabila terpapar COVID-19.

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi menjabarkan saat ini terdapat sejumlah kemudahan yang diberikan pemerintah, guna membantu lansia mendapatkan akses vaksinasi. Ia menyampaikan, pemerintah berharap bisa menyelesaikan vaksinasi dosis pertama untuk 90 persen lansia pada akhir Juni 2021.


"Kita sudah membuka begitu banyak sentra vaksinasi baik itu yang ada di Puskesmas maupun juga di beberapa pos-pos layanan vaksinasi milik pemerintah," ungkap dr. Siti Nadia dikutip dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).


Akselerasi vaksinasi terhadap lansia dilakukan untuk mendongkrak tingkat partisipasinya yang masih di angka 8,2% secara nasional.


Menurut Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat partisipasi. Salah satunya faktor ketakutan dan keraguan,yang selama ini jadi faktor utama bagi para lansia untuk mendatangi tempat-tempat vaksinasi.


Hindra menegaskan vaksinasi COVID-19 telah diberikan kepada 145 juta jiwa di seluruh dunia dan terbukti tidak berbahaya.


"Memang sudah ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dilaporkan. Namun saya bisa pastikan, KIPI ini adalah reaksi alamiah yang wajar. Ini terjadi pada setiap imunisasi yang artinya vaksin tersebut aman dan dapat diberikan bagi lansia," ulas Hindra.


Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih banyak membaca dan menyebarkan berita gembira terkait vaksinasi lansia,


"Testimoni dari pasangan lansia yang datang itu tolong juga diambil gambarnya dan diwawancara, kemudian diberikan penghargaan sehingga masyarakat percaya," imbuhnya.


dokter spesialis penyakit dalam/vaksinolog dr.Dirga Sakti Rambe turut memberikan pandangannya soal vaksinasi lansia. Ia menyebut banyak lansia yang harus mendapatkan perawatan akibatCOVID-19. Oleh sebab itu mereka harus dilindungi dari paparan virus Corona agar tidak mengalami penyakit serius.


"Satu dari 3 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit merupakan golongan lansia. Itulah alasan, mengapa kita sangat menginginkan memperbanyak cakupan vaksinasi bagi golongan lansia ini, karena kita harus melindungi orang tua kita dengan segera," ujar dr. Dirga.


Ia menyebut tidak ada alasan untuk tidak vaksinasi. Ia mengajak anak-anak muda untuk membawa para lansia untuk divaksin.


"Jadi, ayo kita proaktif sebagai anak dan sebagai anak muda, pengurus RT/RW, untuk membawa atau mendaftarkan lansia agar bisa segera divaksinasi," kata dr. Dirga.

https://movieon28.com/movies/bound-2/


Apa Beda Vaksin Sinovac dan AstraZeneca? Ini 4 Perbedaan Utamanya


 Vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih terus berlangsung. Saat ini ada dua jenis vaksin Corona yang digunakan, yaitu vaksin Sinovac dan AstraZeneca.

Apa beda vaksin Sinovac dan AstraZeneca?

Mungkin pertanyaan itu masih suka dipertanyakan oleh sebagian orang. Vaksin Sinovac dan AstraZeneca memang memiliki banyak perbedaan, termasuk teknologi yang dipakai pun berbeda.


Meski begitu, kedua vaksin tersebut sudah terbukti menunjukkan efektivitas dalam melawan infeksi virus Corona COVID-19. Selain itu, aspek keamanannya pun telah dibuktikan dalam uji klinis.


Lantas apa saja perbedaan dari vaksin Sinovac dan AstraZeneca? Berikut telah dirangkum detikcom.


1. Teknologi vaksin

Vaksin Sinovac


Vaksin Corona buatan Sinovac menggunakan inactivated virus atau virus utuh yang sudah dimatikan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), metode ini sudah terbukti manjur dan telah digunakan dalam pengembangan vaksin lain, seperti flu dan polio.


"Hanya saja vaksin yang dibuat dengan cara ini membutuhkan fasilitas laboratorium khusus untuk mengembangkan virus atau bakteri dengan aman, waktu produksinya relatif lama, dan kemungkinan butuh dua atau tiga dosis suntikan," tulis WHO.


Vaksin AstraZeneca


Berbeda dengan Sinovac, vaksin AstraZeneca tidak mengandung virus Corona yang dimatikan. Namun, vaksin ini menggunakan vektor adenovirus simpanse.


Maksudnya, para pengembang vaksin AstraZeneca mengambil virus yang biasa menginfeksi simpanse, kemudian dimodifikasi secara genetik untuk memicu respons imun (viral vector).

https://movieon28.com/movies/war-dogs-2/

Komentar

Postingan Populer