Keseringan Googling Soal Penyakit, Wanita Ini Jadi Paranoid
Seorang wanita berusia 26 tahun menjadi paranoid karena kecanduan mencari berbagai kondisi medis di Google. Wanita bernama Cherelle Farrugia tersebut bisa menghabiskan waktu hingga sembilan jam sehari untuk googling tentang diagnosis penyakit-penyakit berbahaya.
"Saya akan mencari di Google setiap ada kesempatan. Saya mencari mulai dari limfoma, lalu kanker payudara. Hampir semua jenis kanker sudah saya cari," kata Cherelle yang dikutip dari The Sun, Sabtu (10/4/2021).
Paranoid adalah masalah psikologis yang ditandai dengan munculnya rasa takut dan curiga yang berlebihan. Akibat kegiatan itu, Cherelle kecanduan, sempat mengalami kejang-kejang hingga mencoba untuk bunuh diri.
Pihak keluarganya sudah berusaha mencegah Cherelle melakukan kegiatan itu dengan menyita ponselnya. Tetapi, Cherelle berhasil mencari jalan lain dan beralih menggunakan komputer.
Diketahui, kekhawatiran Cherelle akan penyakit itu muncul setelah dirinya melahirkan anak perempuan, Willow, tiga tahun lalu.
"Setelah saya memiliki anak pertama saya, Willow, dua minggu setelahnya saya menemukan adanya kelenjar getah bening yang membengkak di bagian selangkangan saya," jelas Cherelle.
"Saya pun memutuskan untuk mencarinya di Google, yang sebelumnya tidak pernah saya lakukan. Di sanalah saya melakukan kesalahan fatal pertama kalinya," lanjutnya.
Sebelum kecanduan mencari berbagai hal tentang penyakit di Google, Cherelle selalu menelpon dokter untuk berkonsultasi. Ia sama sekali tidak pernah mencarinya di Google.
"Saya ingat hari itu saya mencari di Google selama enam jam non-stop saat sedang menyusui. Hanya membaca, membaca, membaca, dan saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya mengidap limfoma,"
Namun, kondisi Cherelle sudah mulai membaik. Ia merasa jauh lebih baik setelah menjalani konseling.
https://tendabiru21.net/movies/fate-stay-night-heavens-feel-ii-lost-butterfly/
Malang Diguncang Gempa, Ini 5 Tips Hindari Risiko Cedera Saat Gempa
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,7 mengguncang Malang, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa yang terjadi pada Sabtu (10/4/2021), pukul 14.00 WIB, ini tidak berpotensi menimbulkan tsunasmi.
Sementara itu di media sosial banyak netizen ramai membicarakan kepanikan yang terjadi. Sebagian juga menggunggah video atau foto kerusakan yang terjadi.
Untuk meminimalisir risiko cedera saat gempa, seseorang perlu tahu dulu apa yang sering menyebabkannya. Dikutip dari situs resmi BMKG, penyebab celaka yang paling banyak saat gempa adalah akibat kejatuhan benda. Karena itu penting untuk menjauhi hal-hal yang berisiko terjatuh, seperti lemari, lampu, dan kaca.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut tips lengkap menghindari cedera saat gempa:
1. Menjauh dari kaca, pohon, atau benda yang rentan terjatuh saat gempa.
2. Jangan panik dan berlarian saat gempa. Tunggu gempa reda sebelum mulai bergerak mencari tempat aman. Sebagian besar cedera terjadi ketika orang-orang terjatuh hilang keseimbangan saat gempa.
3. Bila di dalam ruangan, cari perlindungan dengan bersembunyi di bawah meja atau kasur. Lindungi kepala dengan benda, seperti bantal, untuk mengurangi risiko cedera bila ada benda yang terjatuh.
4. Jika berada di luar ruangan, perhatikan tempat berpijak. Hindari apabila terjadi rekahan tanah.
5. Bila sedang mengemudi, perlahan kurangi kecepatan sambil mencari tempat terbuka untuk berhenti dan matikan mesin. Hindari parkir di bawah jembatan, spanduk, gapura, tiang listrik, pohon, atau benda-benda lain yang mungkin terjatuh.
Komentar
Posting Komentar