Setahun Pandemi Corona, Kenapa Riset Vaksin COVID-19 RI Tak Secepat China?

 Setahun pandemi Corona, Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro menjelaskan mengapa vaksin Corona yang dikembangkan di Indonesia belum juga usai. Tak secepat pengembangan vaksin Corona di China.

"Tentunya kita harus melihat pada asal muasalnya, kalau kita melihat kenapa tahu-tahu bulan Desember mulai diketahui ada pandemi di Wuhan, bulan Juli Sinovac atau Sinopharm sudah mengeluarkan vaksin," jelas Bambang dalam konferensi pers Selasa (2/3/2021).


"Berarti sebelum sampai mereka ke uji klinis itu hanya butuh 8 bulan untuk sampai kepada vaksin yang siap diuji klinis," lanjutnya.


Menurutnya, China sudah mendapatkan bibit vaksin dengan virus yang dimatikan sampai menjalani optimasi di pabrik dalam waktu singkat hingga siap ke uji klinis pertama, kedua, dan ketiga.


"Nah kenapa China bisa kenapa kita tidak, jawabannya adalah kita lhat backgroundnya. Kita lihat bahwa kunci dari suatu negara bisa menguasai vaksin apalagi menghasilkan vaksin dengan cepat itu adalah karena RnD-nya sudah kuat," sebut Bambang.


Ia mengambil contoh pada pengembangan vaksin Corona Pfizer, AstraZeneca hingga Johnson and Johnson. Menurut Bambang, perusahaan mereka sudah mengetahui bagaimana mengarahkan riset and development (RnD) paling ideal untuk penegmabnagn vaksin.


"Karena dari awal manufactorynya sudah tahu kalau RnD-nya harus diarahkan sesuai dengan kapasitas dari manufactory-nya," papar Bambang.


"Bayangkan kalau RnD-nya mulai sendiri, manufacturnya mulai menyesuaikan di tengah atau di akhir. Itu yang mohon maaf terjadi dengan kita karena belum ada pengalaman," ungkapnya.


Ia berharap momen pandemi Corona di RI ini menjadi pelajaran bagi para pengembang vaksin khususnya di Indonesia untuk melakukan riset secara mandiri dari hulu sampai hilir.


Wamenkes Laporkan 2 Kasus Pertama Mutasi Corona B117 di Indonesia


Tepat satu tahun sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyampaikan kabar mengejutkan. Sebanyak 2 kasus mutasi dari Inggris ditemukan untuk pertama kalinya.

"Tepat satu tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation, di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan 2 kasus," kata Wamenkes Dante, Selasa (2/3/2021).


Menurut Wamenkes, ini artinya tantangan penanganan pandemi akan makin berat.


Hingga Senin (1/3/2021), tercatat sudah sebanyak 1.241.314 kasus COVID-19 di Indonesia. Jumlah kasus sembuh 1.151.915 orang, dan meninggal 36.325 kasus.

https://nonton08.com/movies/krampus/


Ragam Cara Unik Cegah Corona: Masker Anti Nuklir hingga Belanja Pakai APD


Hari ini, Selasa (2/3/2021) tepat setahun Corona mewabah di Indonesia. Masuknya virus Corona di Indonesia ini membuat banyak orang menjadi lebih waspada terhadap penularan virus tersebut.

Ada berbagai cara unik yang pernah dilakukan untuk menghindari penularan virus Corona. Ada yang tampak inspiratif dan menghibur, ada pula yang menuai kontroversi karena dianggap berlebihan.


Berikut ini berbagai cara unik mencegah penularan virus Corona.


1. Penumpang KRL tangannya 'diplastikin'

Saat virus Corona mulai masuk ke Indonesia, berbagai hal dilakukan untuk mencegah penularannya seperti menggunakan masker dan sebagainya. Namun, ada hal unik yang terlihat di KRL Commuter Line dengan rute perjalanan Bekasi-Jakarta Kota.


Berdasarkan pantauan detikcom, salah satu penumpang bapak-bapak menggunakan sarung tangan plastik saat berpegangan di KRL dan turun di Stasiun Manggarai. Ia juga menggunakan masker medis yang menutupi hidung dan mulutnya.


2. Tukang parkir pakai 'helm' galon tangkal Corona

Untuk mencegah penularan virus Corona, orang-orang umumnya menggunakan masker yang menutupi bagian hidung serta mulutnya. Tetapi, berbeda dengan yang digunakan Ali Akbar Hasan yang berprofesi sebagai sukarelawan pengatur lalu lintas.


Pria berusia 52 tahun asal Yogyakarta itu memilih menggunakan 'helm' atau pelindung kepala dari galon air bekas. Di galon tersebut juga terdapat tulisan 'Bersama Melawan Corona'.


3. Viral pengantin berjas hujan di Temanggung

Sepasang pengantin di Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung mendadak viral di media sosial. Hal ini dikarenakan pakaian yang mereka gunakan saat menikah.


Saat prosesi ijab-kabul, kedua pengantin serta wali pernikahan terlihat menggunakan jas hujan plastik berwarna merah dilengkapi dengan masker. Sementara penghulu hanya menggunakan masker dan juga sarung tangan.

https://nonton08.com/movies/grace/

Komentar

Postingan Populer