Perkembangan Panduan Protokol Kesehatan dari Awal Pandemi Sampai Sekarang
Virus SARS-COV-2 penyebab COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir tahun 2019 ketika muncul berbagai kasus pneumonia di China. Sebagai penyakit baru, berbagai hal terkait COVID-19 pada saat itu belum banyak diketahui oleh dunia.
Sederet otoritas kesehatan kemudian merumuskan panduan atau protokol kesehatan untuk menghadapi wabah ini. Seiring berjalannya waktu, panduan kerap berubah mengikuti apa yang telah diketahui berdasarkan pengamatan ilmiah.
Berikut kilas balik perkembangan panduan protokol kesehatan terkait COVID-19 di RI:
1. Panduan pakai masker untuk orang sakit
Di awal merebaknya COVID-19, mantan Menteri Kesehatan saat itu Terawan Agus Putranto mengingatkan agar masker tidak perlu dipakai oleh semua orang. Masker disebut hanya untuk mereka yang sakit atau merawat orang sakit.
Hal ini sebetulnya sejalan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di masa awal pandemi terjadi kelangkaan masker medis karena orang berbondong-bondong membelinya dan membuat tenaga kesehatan rentan tanpa proteksi yang memadai.
2. Batasi kerumunan dan karantina orang sakit
WHO di bulan Februari 2020 mengeluarkan pedoman agar orang-orang membatasi kerumunan. Kemudian menyusul panduan agar orang yang terinfeksi di karantina.
Panduan-panduan tersebut yang kemudian berkembang menjadi protokol kesehatan jaga jarak, cuci tangan, dan jauhi kerumunan.
3. Pakai masker kain
Pada bulan April 2020, WHO memperbarui pedoman dan kini mendukung penggunaan masker kain untuk cegah penularan COVID-19. Pedoman ini diperbarui karena mulai muncul hasil berbagai studi yang menunjukkan bahwa masker kain yang dipakai populasi umum dapat berefek positif terhadap laju penularan.
Pedoman ini juga diterapkan oleh Kementerian Kesehatan RI yang mulai mendorong agar orang-orang memakai masker kain untuk memutus rantai penularan COVID-19.
4. Perhatikan ventilasi
Pedoman untuk membuka jendela dan pintu muncul setelah studi melihat kemungkinan COVID-19 bisa menular melalui udara (airborne) di dalam ruangan. Sebelumnya COVID-19 dianggap sebagian besar menular lewat percikan liur (droplet) atau permukaan benda yang terkontaminasi.
Harapannya ventilasi yang baik dapat mengurangi risiko partikel virus beredar di dalam ruangan.
5. Pakai masker dua lapis
Pedoman protokol kesehatan yang terbaru adalah anjuran memakai masker dua lapis atau dirangkap. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebut agar orang-orang sebaiknya memakai masker bedah pada lapisan pertama kemudian ditambah masker kain.
Hal ini menyusul munculnya varian-varian baru COVID-19 yang bersifat mudah menular.
https://nonton08.com/movies/percy-jackson-the-olympians-the-lightning-thief/
Kontroversi 'Obat COVID-19' RI, Antibodi Hadi Pranoto hingga Kalung Eucalyptus
Tepat setahun Corona mewabah di Indonesia. Selama itu pula berbagai inovasi pengobatan COVID-19 bermunculan di Tanah Air.
Namun, tidak semua inovasi mendapat sambutan positif. Ada yang menuai kontroversi karena menyertakan klaim yang berlebihan, ada juga yang dibumbui teori-teori fiktif seperti 'serum antibodi' Hadi Pranoto.
Dirangkum detikcom, berikut berbagai klaim kontroversial terkait pengobatan COVID-19 di Indonesia.
1. Serum antibodi 'Profesor' Hadi Pranoto
September 2020, musisi Anji bikin heboh lewat wawancaranya dengan seorang pria yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi, Hadi Pranoto.
Dalam wawancara tersebut, Hadi mengaku telah mengembangkan serum antibodi COVID-19 yang dapat menyembuhkan ribuan pasien Corona. Obat ini merupakan produk Bio Nuswa dan disebut telah mendapat izin edar dari BPOM.
Namun, pihak Bio Nuswa membantah bahwa produknya dapat menyembuhkan pasien Corona. Mereka menyebut produk ini hanya untuk membantu memelihara daya tahan tubuh.
"Klaim untuk produk "BIO NUSWA"dengan Nomor Izin Edar POM TR203636031 yang kami daftarkan yaitu "Membantu memelihara daya tahan tubuh, bukan menyembuhkan pasien yang terpapar virus COVID-19 seperti di beberapa pemberitaan belakangan ini," sebut rilis yang diterima detikcom Rabu (5/8/2020).
Komentar
Posting Komentar