Kontroversi 'Obat COVID-19' RI, Antibodi Hadi Pranoto hingga Kalung Eucalyptus

  Tepat setahun Corona mewabah di Indonesia. Selama itu pula berbagai inovasi pengobatan COVID-19 bermunculan di Tanah Air.

Namun, tidak semua inovasi mendapat sambutan positif. Ada yang menuai kontroversi karena menyertakan klaim yang berlebihan, ada juga yang dibumbui teori-teori fiktif seperti 'serum antibodi' Hadi Pranoto.


Dirangkum detikcom, berikut berbagai klaim kontroversial terkait pengobatan COVID-19 di Indonesia.


1. Serum antibodi 'Profesor' Hadi Pranoto

September 2020, musisi Anji bikin heboh lewat wawancaranya dengan seorang pria yang mengaku sebagai profesor mikrobiologi, Hadi Pranoto.


Dalam wawancara tersebut, Hadi mengaku telah mengembangkan serum antibodi COVID-19 yang dapat menyembuhkan ribuan pasien Corona. Obat ini merupakan produk Bio Nuswa dan disebut telah mendapat izin edar dari BPOM.


Namun, pihak Bio Nuswa membantah bahwa produknya dapat menyembuhkan pasien Corona. Mereka menyebut produk ini hanya untuk membantu memelihara daya tahan tubuh.


"Klaim untuk produk "BIO NUSWA"dengan Nomor Izin Edar POM TR203636031 yang kami daftarkan yaitu "Membantu memelihara daya tahan tubuh, bukan menyembuhkan pasien yang terpapar virus COVID-19 seperti di beberapa pemberitaan belakangan ini," sebut rilis yang diterima detikcom Rabu (5/8/2020).


2. Kalung 'antivirus' eucalyptus

Selain serum antibodi COVID-19 Hadi Pranoto, kalung 'antivirus' eucalyptus buatan Kementerian Pertanian (Kementan) pun sempat menuai kontroversi.


Pasalnya, kalung ini diklaim bisa membunuh virus Corona. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah mengatakan bahwa pemakaian kalung eucalyptus selama 15 menit dapat membunuh 42 persen virus Corona, sementara pemakaian 30 menit bisa membunuh 80 persen virus Corona.

https://nonton08.com/movies/cavemen/


Meski begitu, menurut Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr dr Inggrid Tania, MSi, kalung eucalyptus buatan Kementan belum diuji secara spesifik terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.


"Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2," jelas dr Inggrid.


Kepala Balai Besar Penelitian Veteriner Kementerian Pertanian, Indi Dharmayanti, mengatakan riset tentang kalung ini masih panjang. Ia pun beralasan klaim sebagai antivirus bukanlah berasal dari peneliti.


Selain mengembangkan kalung eucalyptus, Kementan juga mengembangkan roll on dan inhealer eucalyptus. Keduanya terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat tradisional kategori jamu.


Selain itu, ada kombinasi obat Unair yang juga diwarnai kontroversi. Klik halaman selanjutnya.


3. Obat COVID-19 'Temuan' Unair

Inovasi pengobatan COVID-19 oleh Universitas Airlangga (Unair) juga sempat diwarnai kontroversi. Pasalnya, Unair mengklaim 3 kombinasi obat yang ditelitinya disebut bisa menjadi obat COVID-19 pertama di dunia.


"Tentu karena ini akan menjadi obat baru, maka diharapkan ini akan menjadi obat COVID-19 pertama di dunia," ujar Rektor Unair, Prof Nasih.


Adapun tiga kombinasi obat yang diteliti adalah sebagai berikut:


Kombinasi pertama, Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin

Kombinasi kedua, Lopinavir/Ritonavir dan Doxycyclin

Kombinasi ketiga, Hydrochloroquine dan Azithromycin.

Kombinasi obat ini pun disebut telah lulus uji klinis terhadap 754 pasien. Namun, berdasarkan hasil inspeksi BPOM pada 27-28 Juli 2020 di senter penelitian wilayah Bandung, terungkap penelitian obat COVID-19 Unair dilakukan pada pasien tanpa gejala.


Dalam protokolnya, pasien tanpa gejala tidak perlu mendapat pengobatan. Selain itu, tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara obat COVID-19 unair dengan pengobatan standar.


"Hasilnya belum menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Suatu riset harus menunjukkan hasil yang cukup berbeda dibandingkan terapi pengobatan yang standar," kata Kepala BPOM, Penny K Lukito, dalam konferensi pers di channel YouTube BPOM, Rabu (19/8/2020).

https://nonton08.com/movies/so-undercover/

Komentar

Postingan Populer