CDC Bolehkan Warga AS yang Sudah Divaksin Kumpul-kumpul Tanpa Masker
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengumumkan bahwa warga Amerika yang sudah mendapatkan vaksinasi penuh dapat kembali beraktivitas seperti keadaan normal.
Dikutip dari laman BBC, menurut pedoman baru CDC menyebut, mereka yang sudah menerima suntikan dosis vaksin boleh mengunjungi orang yang telah divaksinasi juga dan beberapa orang yang tidak divaksinasi.
Menurut pedoman tersebut, mereka yang sudah divaksin dianggap terlindungi dua minggu setelah mereka mendapatkan dosis terakhir dari vaksin mereka.
Data yang dihimpun dari BBC menunjukkan, saat ini, lebih dari 30 juta warga Amerika telah divaksinasi penuh.
Pejabat kesehatan setempat mengumumkan pedoman keselamatan baru pada pengarahan gugus tugas virus Corona Gedung Putih hari Senin (8/3/2021).
Pedoman CDC itu mengatakan, warga Amerika Serikat yang divaksinasi penuh dapat:
- Bertemu di dalam ruangan dengan orang lain yang divaksinasi lengkap tanpa masker atau jarak sosial
- Bertemu di dalam ruangan dengan orang yang tidak divaksinasi dari satu keluarga, jika mereka berisiko rendah terkena penyakit parah akibat virus
- Melewati pengujian atau karantina saat terpapar COVID-19, kecuali ada gejala yang muncul
"Kami mulai menggambarkan seperti apa dunia ini saat kami bergerak melampaui COVID-19," jelas penasihat senior Andy Slavitt.
"Karena semakin banyak orang mendapatkan vaksinasi, daftar aktivitas akan terus bertambah," tambahnya.
Mereka yang divaksinasi tetap diwajibkan untuk mengikuti langkah-langkah keamanan dasar lainnya, seperti memakai masker dan menjaga jarak di depan umum serta menghindari kerumunan dan perjalanan.
Pedoman tersebut juga menyerukan untuk menutupi dan menjauhkan dari mereka yang tidak divaksinasi dan yang mungkin berisiko tinggi mengalami komplikasi serius terkait COVID-19.
https://tendabiru21.net/movies/requiem-for-a-vampire/
Mask On! Sudah Ada Corona B117 di Jakarta
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio mengungkap Corona B117 sudah ditemukan juga di DKI Jakarta. Temuan tersebut berdasarkan hasil whole genome sequencing (WGS) dari Litbangkes.
"Yang mendeteksi enam kasus yang dilaporkan itu Litbangkes. Nah dari yang dilaporkan itu, tiga dari Jakarta, tiga dari luar Jakarta," demikian konfirmasi Prof Amin saat dihubungi detikcom Selasa (9/3/2021).
Merebaknya kasus Corona B117 memicu peningkatan kapasitas WGS, termasuk dari Eijkman. Bahkan, per tahun ini, Eijkman menargetkan bisa melakukan genome sequencing pada 10 ribu virus.
"Waktu itu kita menargetkan cuma seribu, tapi kemudian dengan merebaknya B117 kemudian di Januari, Kemenristek/BRIN dan Kemenkes bikin MoU untuk kemudian kerja sama antara Litbangkes untuk meningkatkan kapasitas whole genome sequencing," kata Prof Amin.
"Saat itu kami menargetkan bisa menguji sampai 10 ribu virus," bebernya.
Lebih lanjut Prof Amin menyebut sudah ada lebih dari 500 sampel yang berhasil di-sekuens dan di-submit ke bank data GISAID. Adapun kekhawatiran munculnya varian Corona baru, selain Corona B117, belum ditemukan dari hasil genome sequencing.
"Sampai saat ini belum ditemukan (varian Corona baru Brasil dan Afsel)," tutupnya.
Sampel yang diperiksa oleh Eijkman saat ini masih didominasi dari wilayah DKI Jakarta. Namun Prof Amin menjelaskan beberapa wilayah dari Pulau Jawa juga sudah banyak yang mengirimkan sampel mereka.
Komentar
Posting Komentar