Bill Gates Ingin Hidup Sampai 95 Tahun, Ada Alasannya
- Bill Gates punya cita-cita besar, yaitu agar dunia bisa terbebas dari ancaman perubahan iklim. Dia pun ingin melihat seperti apa perkembangan antisipasi perubahan iklim sehingga ingin berumur panjang.
Sang pendiri Microsoft mencanangkan target bahwa pada tahun 2050 nanti, emisi gas rumah kaca bisa ditekan secara dramatis, bahkan kalau bisa sampai nol. Ia pun berharap dapat menyaksikannya secara langsung.
"Pada tahun 2050, saya akan berumur 95 tahun dan saya akan sangat bahagia jika saya hidup untuk melihat hari di mana kita bisa mendekati (jumlah emisi) yang mendekati nol," katanya seperti dikutip detikINET dari Wired, Rabu (3/3/2021).
"Hal ini akan sangat, sangat berat, karena mensyaratkan semua negara untuk terlibat. Dan itulah kenapa tahun 2050 dipilih sebagai yang terbaik karena banyak hal harus dikerjakan," tambah dia.
Beberapa pihak mencanangkan tahun 2030 untuk mencapai emisi nol. Namun menurut Bill Gates target itu tidak realistis karena jangka waktunya terlampau pendek. "Benar-benar tidak realistis," katanya dalam wawancara terpisah.
Menekan emisi karbon merupakan sesuatu yang sukar karena berbagai material pokok yang dibutuhkan manusia masih mengandalkannya dan sukar dicari gantinya. Memang sudah ada solusi terkait sarana transportasi, tapi masih banyak tugas harus dikerjakan.
"Pada dasarnya kita belum banyak pada hal-hal seperti baja, semen, daging. Listrik, kendaraan penumpang, adalah sepertiga dari masalah. Jadi kita harus mengerjakan lagi dua pertiganya," papar Bill Gates.
Sebelumnya, Bill Gates menyatakan, menyelesaikan persoalan perubahan iklim akan menjadi prestasi terbesar umat manusia. "(Masalah perubahan iklim) jauh lebih besar dibandingkan pandemi. Dan hal ini membutuhkan level kerja sama yang belum pernah dilakukan sebelumnya," cetusnya belum lama ini.
https://trimay98.com/movies/married-women-changing-husbands/
Naskah 3.500 Tahun Ungkap Rahasia Pembuatan Mumi
Panduan untuk mumifikasi ditemukan pada sepotong papirus berusia 3.500 tahun yang disebut manuskrip Papirus Louvre-Carlsberg. Teks ini dinamakan demikian karena separuhnya berada di Museum Louvre, Paris, dan separuh lainnya bagian dari Paryrus Carlsberg Collection di University of Copenhagen, Denmark.
Sebelum teks baru ini ditemukan, para ahli hanya memiliki dua teks asli tentang mumifikasi. Proses tersebut dianggap sebagai seni sakral di Mesir kuno, dengan hanya beberapa spesialis yang diinstruksikan tentang cara pembalseman. Pengetahuan tersebut biasanya diteruskan secara lisan dari orang ke orang.
Di antara detail yang terdapat dari dokumen tersebut, ada daftar instruksi untuk membalsem wajah orang yang meninggal. Caranya dilakukan dengan selembar kain linen merah yang dilapisi larutan khusus nabati.
Dibutuhkan juga zat aromatik serta pengikat untuk menyatukan campuran serta kain lainnya yang dimaksudkan untuk menjaga wajah tetap terlindungi dari serangga dan bakteri. Proses ini belum didokumentasikan sebelumnya, tetapi cocok dengan beberapa mumi yang telah ditemukan.
Komentar
Posting Komentar