Bercinta Saat Hamil Bisa Picu Kontraksi Palsu, Ini Tandanya
Umumnya, bercinta selama hamil aman bagi kedua pasangan. Bagi yang dapat bercinta atau melakukan seks selama hamil hingga persalinan, terkadang muncul perasaan seperti kontraksi, kondisi ini disebut braxton-hicks atau kontraksi palsu.
Kontraksi palsu dapat terjadi kapan saja tapi sering terjadi pada awal trimester akhir. Kontraksi palsu dapat dialami setelah mengalami orgasme dan hubungan seksual. Dikutip dari healthline, hal ini terjadi karena:
Tubuh melepaskan hormon oksitosin saat orgasme yang membuat otot mengalami kontraksi.
Semen atau air mani mengandung prostaglandin yang dapat memicu kontraksi pada rahim.
Puting perempuan menjadi lebih sensitif selama kehamilan, sehingga saat puting dirangsang saat bercinta, kemungkinan besar akan menstimulasi kontraksi.
Dikutip dari Parents, braxton-hicks membantu tubuh perempuan mempersiapkan persalinan yang sebenarnya. Braxton-hiks membuat tubuh merasakan pengencangan dan pengerasan rahim.
Kondisi tubuh mengalami kontraksi palsu berkisar selama tiga puluh detik hingga dua menit. Kedua pasangan harus mengetahui cara membedakan antara kontraksi palsu dengan kontraksi yang sesungguhnya.
Ini adalah tanda-tanda perempuan hamil mengalami kontraksi palsu, serta perbedaannya dengan kontraksi yang sesungguhnya dikutip dari parents.com:
Kontraksi palsu berlangsung tidak teratur, sedangkan kontraksi sesungguhnya memiliki pola yang konsisten.
Kontraksi palsu hanya terjadi setiap sepuluh menit atau lebih dari enam kali perjam.
Kontraksi palsu tidak akan terjadi semakin intens seiring waktu, sedangkan kontraksi sesungguhnya semakin intens dan rasa sakit semakin kuat.
Kontraksi sesungguhnya disertai nyeri atau kram di bagian punggung, panggul, dan perut.
Kontraksi sesungguhnya diikuti oleh air ketuban yang pecah.
https://kamumovie28.com/movies/insanity-5/
Soal Prediksi Pandemi COVID-19 Selesai April 2021, Ini Kata Pakar RI
Tren penambahan kasus baru COVID-19 di seluruh dunia melandai 6 pekan berturut-turut. Optimisme tumbuh, bahkan seorang pakar meyakini Amerika Serikat bakal mencapai herd immunity pada April 2021.
Prediksi itu disampaikan oleh Marty Makary, seorang profesor di Johns Hopkins University, dalam sebuah tulisan di Wall Street Journals. Ia menyimpulkan hal itu dari tren penurunan kasus COVID-19 belakangan ini.
"Imunitas alami dari infeksi sebelumnya jauh lebih umum daripada yang terukur lewat testing," katanya.
Menjawab pertanyaan sejumlah wartawan soal prediksi tersebut, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas COVID-19 PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban, menyebut kemungkinannya.
"Bukan berakhir, tapi terkendali. Itu masih mungkin. Apa kuncinya? Ketegasan dan konsistensi menerapkan aturan. Itu berlaku untuk semua. Siapapun. Di manapun. Jangan berkerumun," tulisnya di akun twitter pribadinya.
Dalam beberapa unggahan sebelumnya, Prof Zubairi juga menyinggung penurunan kasus COVID-19 aktif di beberapa daerah di Indonesia. Kepatuhan dalam menerapkan protokol dinilainya bisa menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi.
Bagaimana penjelasan selengkapnya?
KLIK DI SINI UNTUK KE HALAMAN SELANJUTNYA
Komentar
Posting Komentar