Alat Canggih Pelacak Narapidana, Makin Susah Kabur Deh
Fox Logger, perusahaan penyedia layanan GPS tracker lokal, merilis Fox Logger for Prisoner, alat untuk memantau pergerakan narapidana.
Kehadiran Fox Logger for Prisoner ini melengkapi portofolio perusahaan, setelah sebelumnya meluncurkan Fox Logger ID Card, sebuah alat berkomunikasi sekaligus memantau pergerakan pasien COVID-19 dan Telekumo, aplikasi pemantau untuk keluarga dan karyawan.
Fox Logger for Prisoner adalah produk yang dapat memantau dan melacak narapidana. Secara teknis, mekanisme atau pola kerjanya tidak jauh berbeda dengan produk Fox Logger lainnya yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) untuk melakukan tracking (melacak atau memantau) objek yang menggunakan alat tersebut.
CEO Fox Logger Alamsyah Cheung mengatakan, alat pemantau untuk narapidana yang dihadirkannya ini untuk membantu Kementerian Hukum dan HAM, serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam memonitor dan pelacakan narapidana.
"Harapan kami, dengan alat ini pekerjaan di lembaga pemasyarakatan akan makin efektif," ujar Alamsyah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/2/2021).
Sebagai informasi, Fox Logger for Prisoner memiliki dimensi 96 x 58 x 28 mm dengan bobot 200 gram. Memiliki kapasitas baterai 3.500 mAh, Fox Logger for Prisoner dapat bekerja sampai 70 jam.
Alat ini juga tersedia slot SIM card ukuran mikro, mampu tahan air IP68, masih bekerja walau suhu di antara 20-60 derajat Celcius, dan dibekali strap.
"Dengan spesifikasi itu, produk Fox Logger for Prisoner tidak hanya ringan, kuat, tapi juga tahan gunting, nyaman dipakai, dan anti-air," pungkasnya.
https://tendabiru21.net/movies/born-to-dance/
Ikan Aneh Mirip Buaya Gemparkan Warga Singapura
Penemuan bangkai seekor ikan aneh ukuran besar yang mirip buaya bikin geger warga Singapura. Saking anehnya, sempat timbul pertanyaan apa sebenarnya spesies makhluk tersebut.
Seperti dikutip detikINET dari Independent, Rabu (24/2/2021), ikan aneh tersebut ditemukan di pinggir waduk MacRitchie Reservoir, pertama kali didekati dan difoto oleh wanita bernama Karen Lythgoe yang asal Skotlandia tapi tinggal di Singapura.
Ia mengaku shock kala menjumpainya dan menganggapnya sebagai binatang prasejarah. Ketika orang-orang lain melihatnya, pada awalnya pun mereka bingung mengidentifikasinya. Sebabnya badan dan kepalanya mirip buaya, tapi juga mirip ikan.
"Kami pikir itu adalah buaya dari jauh, tapi tidak yakin juga sehingga kami mendekat. Dan ternyata bukan buaya. Seperti sesuatu yang Anda lihat di kebun binatang, tampaknya hewan pra sejarah dengan rahang dan gigi besar," sebut Karen.
Akhirnya berhasil disimpulkan oleh otoritas setempat bahwa hewan aneh itu merupakan ikan alligator gar. Akan tetapi ada misteri lain, ikan aneh ini asli dari Amerika Serikat yang sangat jauh dari Singapura.
Menurut ilmuwan, alligator gar bisa tumbuh sampai sepanjang 2,5 meter dengan nama ilmiah Atractosteus spatula. Rahangnya sangat kuat dan telurnya beracun. Namun demikian di beberapa bagian Amerika, daging ikan ini dijual dan dikonsumsi.
Kenapa bisa sampai di Singapura masih dilakukan investigasi. Otoritas berasumsi bahwa ada seseorang yang memeliharanya tapi kemudian dibuang begitu saja setelah badannya menjadi terlampau besar. Apalagi memang ada yang menjual binatang ini di sana.
"Dilepaskannya binatang semacam itu akan mengganggu ekosistem air kita dan juga mungkin berisiko bagi perairan," kata otoritas National Parks Board. Menurut hukum Singapura, melepaskan hewan ke waduk semacam itu bisa dikenai denda 3.000 dolar Singapura.
Komentar
Posting Komentar