Alasan Payudara Sering Sakit dan Bengkak Sebelum Menstruasi
Apakah payudara sering terasa tidak nyaman sebelum mentruasi? Gejala umum yang dihadapi biasanya berupa rasa nyeri dan pembekakan atau bahkan muncul bejolan pada payudara. Gejala tersebut dapat menjadi tanda Anda mengidap penyakit fibrokistik.
Menurut mayoclinic.org, penyakit ini umum ditemukan. Lebih dari setengah perempuan mengidap hal ini, dalam beberapa waktu sebelum periode menstruasi. Namun, penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya.
Walau tidak berbahaya tetapi kondisi tidak nyaman pada payudara jangan disepelekan. Sebab, bisa jadi yang Anda rasakan bukanlah tanda dari fibrokistik.
Hal yang perlu diwaspadai adalah fibrokistik ini dapat membuat pendeteksian kanker payudara menjadi lebih sulit karena gejalanya serupa.
Pada kondisi penyakit fibrokistik ini, area jaringan payudara terjadi penggumpalan. Rasa sakit ini akan parah saat sebelum periode menstruasi. Namun, rasa sakitnya akan menurun saat mentruasi dan setelah menstruasi.
Hasil tinjauan medis oleh Debra Rose Wilson seorang psikolog kesehatan, rasa tidak nyaman ini disebabkan oleh hormon yang berfluktuasi sebelum periode menstruasi yang menyebabkan pembekakan.
Ada dua hormon yang berkontribusi pada penyakit ini yaitu, esterogen dan progesteron. Esterogen menyebabkan saluran payudara membesar. Sedangkan, produksi progesteron menyebabkan kelenjar susu membengkak.
Dikutip dari Mayoclinic, kondisi ini umumnya tidak berbahaya namun disarankan untuk berkonsultasi ke dokter jika ditemukan tanda ini pada payudara:
Ada benjolan baru atau penebalan benjolan
Terdapat area spesifik yang terus menerus terasa semakin sakit
Terdapat perubahan bentuk payudara Anda bahkan setelah siklus menstruasi selesai
Penting juga untuk berkonsultasi ke dokter karena sakit di area payudara juga bisa merupakan tanda-tanda menopause atau penyakit lainnya.
https://nonton08.com/movies/forget-me-not-3/
3 Hal yang Bikin Beda Vaksinasi 'Gotong Royong' Mandiri
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menerbitkan aturan tentang vaksinasi COVID-19. Aturan ini sekaligus meresmikan dibukanya jalur vaksinasi mandiri yang disebut vaksinasi gotong royong.
Aturan ini termuat dalam Permenkes Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang terbit pada Rabu (24/2/2021).
Dalam vaksinasi gotong royong, perusahaan bisa melakukan vaksinasi COVID-19 di luar vaksinasi program yang dilakukan pemerintah. Bagi karyawan yang divaksin, tetap tidak dikenakan biaya alias gratis.
Lalu bedanya apa sih dengan vaksinasi COVID-19 yang saat ini berjalan? Ini rangkumannya.
1. Biaya
Karyawan yang mendapatkan vaksinasi gotong royong memang tidak dipungut biaya, namun biaya pengadaan vaksin menjadi tanggung jawab perusahaan. Ini diatur dalam ketentuan umum, yang menyebut pendanaan vaksinasi gotong royong dibebankan pada badan hukum atau badan usaha.
2. Jenis vaksin
Diatur dalam pasal 7, jenis vaksin COVID-19 dalam vaksinasi gotong royong harus berbeda dengan jenis vaksin yang digunakan dalam vaksinasi program.
"Jenis vaksin gotong royong tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, vaksin AstraZeneca, vaksin Novavax dan vaksin Pfizer," jelas juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dalam konferensi pers, Jumat (26/2/2021).
Salah satu jenis vaksin yang disebut-sebut akan dipakai dalam vaksinasi gotong royong adalah buatan perusahaan China, Sinopharm. Sama seperti Sinovac, vaksin ini juga berbasis inactivated virus.
"Kemudian ada jenis yang lain, ini kita sedang menjajaki kerja sama dengan Moderna, vaksin dari Amerika Serikat, dengan platform mRNA," jelas Juru bicara vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto.
3. Tempat pelaksanaan
Diatur dalam pasal 22, vaksinasi gotong royong hanya bisa dilakukan di fasilitas layanan kesehatan yang memenuhi syarat. Fasilitas kesehatan yang dimaksud bukan merupakan tempat pelayanan vaksinasi program, alias harus dibedakan.
Komentar
Posting Komentar