Viral Dokumen COVID-19 HRS Disebut Palsu, Seperti Apa Sih Hasil Tes Asli?
Sebuah dokumen viral menyebut hasil tes swab PCR Habib Rizieq positif COVID-19. Front Pembela Islam (FPI) menyatakan dokumen tersebut palsu dan harus diusut berdasarkan UU ITE.
"Palsu itu. Harusnya aparat mengusut pemalsuan-pemalsuan seperti di atas, berdasar UU ITE. Itu yang harusnya dilakukan," ucap Sektretaris Umum FPI, Munarman.
"Dan HRS jadi korban itu. Masak giliran HRS korban, didiamkan saja. Giliran beliau difitnah kok malah beliau yang diperkarakan. Hukum macam apa yang ada di Republik ini?" katanya.
Dokumen yang viral tersebut jenis pemeriksaan yang dilakukan adalah SARS-CoV-2 Nucleic Acid Test (RT-PCR) di laboratorium dengan nomor registrasi 801127175. Selain menyebut nama dan tanggal lahir Habib Rizieq, dokumen tersebut juga mencantumkan MER-C di kolom nama perusahaan.
Hasil tes COVID-19 yang diterima pasien, khususnya swab PCR, umumnya memang tidak memiliki template khusus. Beda laboratorium dan penyedia layanan, beda pula format laporan hasilnya.
Beberapa contoh dokumen hasil tes swab PCR asli yang dihimpun detikcom antara lain sebagai berikut:
Selain mencantumkan hasil, beberapa laporan hasil swab juga menyertakan informasi tentang cara kerja tes. Dalam dokumen ini misalnya, disebutkan bahwa PCR mendeteksi materi genetik virus dan tidak membedakan virus hidup atau mati.
Keterangan ini menjelaskan kenapa beberapa pasien yang sudah dinyatakan 'sembuh' oleh puskesmas, tetap mendapatkan hasil positif dalam tes PCR. Para pakar meyakini, pasien yang tidak bergejala tidak harus menunggu hasil PCR negatif jika sudah menjalani isolasi 10-14 hari.
Selain laporan hasil individual, beberapa pasien juga mendapat laporan dalam bentuk rekapitulasi. Biasanya, hasil semacam ini diberikan dalam pemeriksaan secara kolektif.
Beberapa pasien mengaku kurang nyaman dengan laporan kolektif semacam ini, karena privasi kurang terjaga. Orang-orang yang ada dalam daftar tersebut bisa saling tahu hasil swab masing-masing.
Laporan hasil swab yang diterima musisi Amerika Serikat Erykah Badu mungkin agak beda. Ketika melakukan swab antigen, bukan PCR, ia mendapat laporan yang menyebut hasil positif COVID-19 untuk hidung kanan dan negatif untuk hidung kiri.
https://kamumovie28.com/movies/hantu-pohon-boneka/
Kasus COVID-19 Kota Depok Meningkat, Keterisian Bed ICU Nyaris 80 Persen!
Beberapa wilayah mencatat peningkatan kasus COVID-19 termasuk Kota Depok. Kasus COVID-19 di Kota Depok terus meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan per 28 November 2020, keterisian tempat tidur ICU Kota Depok sudah mencapai 74,4 persen atau 43 bed yang terisi.
Selain itu, kapasitas tempat tidur isolasi Kota Depok yang terisi sudah mencapai 80,78 persen atau sebanyak 640 tempat tidur. Kasus COVID-19 di Kota Depok didominasi usia produktif hingga 73,86 persen.
Sementara itu, kasus kematian akibat COVID-19 dilaporkan paling banyak terjadi usia 50 tahun ke atas dengan persentase 76,49 persen.
Apa penyebab kasus COVID-19 di Kota Depok terus meningkat?
Aktivitas sosial-ekonomi kembali dibuka hingga klaster perkantoran
"Kenaikan kasus konfirmasi di kota Depok disebabkan oleh mulai dibukanya aktivitas sosial dan ekonomi, sehingga menimbulkan tingginya interaksi dan pergerakan orang," sebut rilis Kementerian Kesehatan RI yang diterima detikcom Selasa (2/12/2020).
Selain itu, peningkatan kasus COVID-19 juga berasal dari klaster perkantoran dan tempat kerja. Beberapa warga juga merasa jenuh dalam menerapkan protokol COVID-19 terutama dalam hal jaga jarak dan memakai masker.
"Segala upaya penurunan kasus terus kami tingkatkan dan berkoordinasi dengan K/L lain di Kota Depok, per 15 September 2020 SDM nakes maupun non nakes yang terlibat dalam penanganan COVID-19 sebanyak 4.966, kami harapkan juga masyarakat tetap terus menerapkan 3M dalam kesehariannya," ujar Direktur P2PTM Cut Putri Ariane Novarita.
Komentar
Posting Komentar