Hebat, Jepang Sukses Daratkan Sampel Asteroid Purba

 Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), lembaga antariksa Jepang, sukses menuntaskan misi membawa asteroid purba mendarat ke Bumi. Kapsul kecil yang membawa kepingan asteroid bernama Ryugu, mendarat di daerah terpencil Australia pada 5 Desember waktu setempat.

Sampel asteroid itu diambil oleh pesawat Hayabusa2 dari bodi asteroid Ryugu yang sepanjang 900 meter dan jaraknya jutaan kilometer dari Bumi. Hayabusa2 mencapai asteroid Ryugu pada Juni 2018, dan turun ke permukaan asteroid pada Februari 2019. Hayabusa2 kemudian menembakkan proyektil ke permukaan asteroid itu, meraup material yang diperlukan untuk penelitian.


Jepang sudah pernah mengambil sampel asteroid dengan Hayabusa generasi pertama pada tahun 2010, namun saat itu hanya seberat kurang dari 1 miligram. Sampel kali ini sekitar 100 miligram dan asteroidnya jenis purba, menyajikan data penelitian berharga.


Profesor Alan Fitzsimmons dari University Belfast menyatakan sampel yang dibawa kali ini akan mengungkap banyak hal soal sejarah Tata Surya. Pasalnya, asteroid pada dasarnya adalah materi peninggalan dari pembentukan Tata Surya, terbuat dari materi yang sama dengan yang membentuk Bumi.


"Punya sampel dari asteroid semacam Ryugu sungguh menarik. Kami pikir Ryugu terbuat dari batu super purba yang akan memberitahu kita bagaimana terbentuknya Tata Surya," kata Profesor Sara Russel dari Natural History Museum London yang dikutip detikINET dari BBC.


Kapsul itu memasuki atmosfer Bumi sejak dilepaskan oleh Hayabusa2 dari ketinggian 220 ribu kilometer. Parasut di kapsul kemudian mengembang untuk memperlambat lajunya sampai ke permukaan Bumi.


Ketika memasuki Bumi, ia tampak seperti bola api dan mendarat tepat di lokasi yang direncanakan. Tim di Australia telah mengambilnya untuk kemudian dikirimkan ke Jepang untuk riset lebih lanjut.


"Satu gram sampel asteroid ini kedengarannya kecil, tapi bagi kami, satu gram itu sangat besar. Jumlah itu cukup untuk menjawab berbagai pertanyaan sains," kata Masaki Fujimoto, deputy directorJAXA.

https://tendabiru21.net/movies/ong-bak-2/


NASA Cari Bukti Kehidupan di Planet Venus


Badan antariksa berbagai negara ramai-ramai mencari bukti kehidupan di luar Bumi. Baru-baru ini yang menghebohkan adalah ditemukannya tanda kehidupan di Planet Venus.

Pada bulan September lalu, tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Jane Greaves dari Cardiff University mengumumkan mereka menemukan tanda kehidupan di Venus setelah mendeteksi kemunculan gas fosfin di atmosfer planet tersebut. Gas tersebut bisa jadi tanda bahwa Venus pernah menjadi rumah bagi kehidupan alien, meski mungkin dalam bentuk sederhana.


Gas fosfin juga ditemukan di Bumi dan biasanya dihasilkan oleh mikroba di lingkungan yang tidak memiliki oksigen. Baunya juga terbilang busuk dan biasa ditemukan di tempat-tempat seperti kolam berlendir dan kotoran hewan.


Jika tidak ada tanda kehidupan, produksi fosfin membutuhkan temperatur yang dan tekanan yang besar, serta hidrogen untuk bereaksi. Tapi tim peneliti internasional yang menemukan keberadaan gas ini mengatakan Venus tidak memiliki ketiga komponen itu.


"Kehadiran fosfin menceritakan sesuatu yang menarik," kata Bethany Ehlmann, ilmuwan planet dari California Institute of Technology yang tidak terlibat dalam penemuan ini, seperti dikutip dari Astronomy.


"Entah ada sesuatu tentang kimiawi atmosfer di Venus yang kita tidak pahami, atau - klaim yang jauh luar biasa - mungkin ada sumber biologis," sambungnya.


Permukaan Venus sendiri merupakan tempat yang tidak bisa dihuni karena suhunya mencapai 480 derajat Celsius. Tetapi lingkungan di atmosfernya dianggap layak huni, mulai dari ketinggian 48-60 km di atas permukaan.


Temuan gas fosfin ini langsung menarik perhatian NASA yang selama ini memfokuskan misi antar planet mereka ke planet seperti Mars dan Jupiter. Tidak lama setelah temuan ini diumumkan, Administrator NASA Jim Bridenstine mengatakan NASA akan menjadikan Venus sebagai prioritas.

https://tendabiru21.net/movies/follow/

Komentar

Postingan Populer